Pengembang Bakal Bangun Pemancingan Buatan di Wilayah Reklamasi
Pengembang Bakal Bangun Pemancingan Buatan di Wilayah Reklamasi
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Pengembang Bakal Bangun Pemancingan Buatan di Wilayah Reklamasi telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Pengembang Bakal Bangun Pemancingan Buatan di Wilayah Reklamasi
link : Pengembang Bakal Bangun Pemancingan Buatan di Wilayah Reklamasi
Judul : Pengembang Bakal Bangun Pemancingan Buatan di Wilayah Reklamasi
link : Pengembang Bakal Bangun Pemancingan Buatan di Wilayah Reklamasi
Motobalapan | Berita Vlova - Metrotvnews.com, Jakarta: Proyek reklamasi di Pulau G, sekitar Muara Angke, Teluk Jakarta dijanjikan tak akan mengganggu aktifitas nelayan di sana. Sebab nantinya ada wilayah pemancingan buatan, atau artificial fishing ground untuk nelayan memancing di sana.
Sebelumnya Komunitas Nelayan Tradisional (KNT) Muara Angke memprotes reklamasi tersebut, karena mengganggu mata pencarian mereka. Sebab alur berlayar nantinya akan menjadi lebih panjang, tidak lagi di dekat pemukiman seperti dulu.
"Akan mendekatkan nelayan dengan fishing ground yang lebih artificial. Di rancangan ada kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan. Alur pelayaran sudah dijamin aksesnya," kata Kabid Pengelolaan Dampak Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih di kantornya, Selasa 11 Juli 2017.
Saat ini menurutnya pemrakarsa atau pengembang telah menjalin komunikasi dengan pihak nelayan. Salah satunya yakni rencana pembangunan lokasi pemancingan buatan, yang menjadi salah satu solusi.
Sebelumnya Komunitas Nelayan Tradisional (KNT) Muara Angke memprotes reklamasi tersebut, karena mengganggu mata pencarian mereka. Sebab alur berlayar nantinya akan menjadi lebih panjang, tidak lagi di dekat pemukiman seperti dulu.
"Akan mendekatkan nelayan dengan fishing ground yang lebih artificial. Di rancangan ada kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan. Alur pelayaran sudah dijamin aksesnya," kata Kabid Pengelolaan Dampak Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih di kantornya, Selasa 11 Juli 2017.
Saat ini menurutnya pemrakarsa atau pengembang telah menjalin komunikasi dengan pihak nelayan. Salah satunya yakni rencana pembangunan lokasi pemancingan buatan, yang menjadi salah satu solusi.
Bukti lain komunikasi ini menurutnya adalah pengakuan nelayan di sana terkait kompensasi. "Ada nelayan yang menerima sekian ratus juta sebagai kompensasi kegiatan di sana. Dari pemrakarsa berjanji apa lagi yang bisa diakomodasi ya diakomodasi," kata Andono.
Namun, tidak semua permintaan mereka bisa diakomodir oleh pengembang, hanya yang spesifik masalah mata pencarian saja. Andono menyebut ada tuntutan lain seperti penyediaan sertifikat tanah dari rumah yang ditinggalinya selama ini.
"Ada yang belum bisa diakomdasi, misalnya keinginan warga untuk mendapat sertifikat tanah. Tidak terbitnya sertifikat kan karena beragam alasan, dan bukan tanggung jawab pengembang," imbuhnya.
Perwakilan KNT Muara Angke, Iwan Sarmidi menyebut sudah menyampaikan aspirasi dalam sidang atau rapat Amdal di Dinas KLH, DKI Jakarta. Namun ia menyebut baik pengembang dan perwakilan Pemprov hanya manggut-manggut mendengar aduannya.
Meski demikian Iwan bersikukuh tetap menolak reklamasi dan tetap melawannya. Ia meminta pemerintah berada di pihak nelayan sebagai rakyat, entitas paling inti dari sebuah negara. Jika reklamasi tetap dilakukan maka akan ada perlawanan dari para pencari ikan ini.
"Kami nelayan tetap akan menuntut secara hukum dan juga melawan secara aksi baik di laut maupun di darat untuk penolakan reklamasi dan penghentian reklamasi," pungkasnya.
Namun, tidak semua permintaan mereka bisa diakomodir oleh pengembang, hanya yang spesifik masalah mata pencarian saja. Andono menyebut ada tuntutan lain seperti penyediaan sertifikat tanah dari rumah yang ditinggalinya selama ini.
"Ada yang belum bisa diakomdasi, misalnya keinginan warga untuk mendapat sertifikat tanah. Tidak terbitnya sertifikat kan karena beragam alasan, dan bukan tanggung jawab pengembang," imbuhnya.
Perwakilan KNT Muara Angke, Iwan Sarmidi menyebut sudah menyampaikan aspirasi dalam sidang atau rapat Amdal di Dinas KLH, DKI Jakarta. Namun ia menyebut baik pengembang dan perwakilan Pemprov hanya manggut-manggut mendengar aduannya.
Meski demikian Iwan bersikukuh tetap menolak reklamasi dan tetap melawannya. Ia meminta pemerintah berada di pihak nelayan sebagai rakyat, entitas paling inti dari sebuah negara. Jika reklamasi tetap dilakukan maka akan ada perlawanan dari para pencari ikan ini.
"Kami nelayan tetap akan menuntut secara hukum dan juga melawan secara aksi baik di laut maupun di darat untuk penolakan reklamasi dan penghentian reklamasi," pungkasnya.
Demikianlah Artikel Pengembang Bakal Bangun Pemancingan Buatan di Wilayah Reklamasi
Sekianlah artikel Pengembang Bakal Bangun Pemancingan Buatan di Wilayah Reklamasi kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Pengembang Bakal Bangun Pemancingan Buatan di Wilayah Reklamasi dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/07/pengembang-bakal-bangun-pemancingan.html
