Antisipasi Radikalisme, Kemenkominfo Tutup Ribuan Akun Medsos Mencurigakan

Antisipasi Radikalisme, Kemenkominfo Tutup Ribuan Akun Medsos Mencurigakan - Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Antisipasi Radikalisme, Kemenkominfo Tutup Ribuan Akun Medsos Mencurigakan telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru Artikel Trending, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.

Judul : Antisipasi Radikalisme, Kemenkominfo Tutup Ribuan Akun Medsos Mencurigakan

link : Antisipasi Radikalisme, Kemenkominfo Tutup Ribuan Akun Medsos Mencurigakan

Motobalapan |

JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika menutup ratusan akun yang berkaitan dengan terorisme dan radikalisme setelah aksi teror yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.

"Sejak ada bom, sebelumnya di Mako Brimob. Pemantauan dilakukan, yang sudah dikonfirmasi dilakukan penghapusan akun di media sosial. Identifikasi dari ribuan akun ada yang sudah ditutup atau pun dihapus seperti di Youtube dan ada yang belum," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara usai bertemu dengan sejumlah "platform" di Gedung Kominfo, Jakarta.

Guna mengantisipasi penyebaran paham radikalisme dan terorisme khususnya di media sosial (medsos), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan menutup akun mencurigakan. Untuk itu, Kemenkominfo menjalin kerja sama dengan Badan Intelijen Nasional (BIN) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorise (BNPT).

Kemenkominfo akan memantau semua akun atau konten di medsos, seperti Facebook, Twiter, Instagram hingga Telegram. Selain itu, untuk mengantisipasi perkembangan jaringan terorisme di dunia maya, Kemenkoinfo juga akan mempercepat proses penyaringan akun yang dicurigai.





Rudiantara menilai para platform kooperatif dalam menutup akun yang berkaitan dengan radikalisme, misalnya akun di Telegram yang ditutup lebih dari 280, Facebook dan Instagram dari sekitar 450 berkaitan dengan radikalisme sebanyak 300 sudah ditutup, sementara Youtube dari 350 akun atau konten, sekitar 70 persen sudah ditutup.

Kominfo bersama dengan platform terus bekerja sama dan terus melakukan pemantauan akun yang berbau provokasi dan penebar teror.

Sejumlah akun atau konten belum ditutup meskipun telah diidentifikasi, tutur dia, untuk keperluan Polri menangkap pelaku penyebaran konten berkaitan dengan aksi teror dan korban aksi teror.

"Kenapa masih banyak, ada yang belum ditutup walaupun sudah diidentifikasi, itu justru untuk memastikan orangnya ditangkap oleh Polri, BNPT atau Densus 88. Berikan ruang untuk polisi karena saya yakin polisi memiliki kemampuan untuk itu," tutur Rudiantara.

Setelah kepentingan penyelidikan polisi selesai, Kominfo akan meminta platform media sosial untuk menutup akun atau konten yang dinilai mengandung provokasi dan memberikan teror.

Untuk itu, Rudiantara mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebarluaskan konten, baik foto, gambar dan video yang berkaitan dengan aksi teror, khususnya tentang korban aksi teror untuk melindungi perasaan keluarga korban.

"Saya selalu bilang jejak digital itu bukan seumur hidup, tapi seumur-umur. Makanya postinglah yang positif-positif, jangan main-main dengan jejak digital, ini bukan seumur hidup, ini seumur-umur, orang sudah meninggal, juga masih ada," ujarnya.

Masyarakat pun diminta melaporkan kepada Kominfo atau langsung kepada platform apabila menemukan konten yang dinilai meresahkan.

Demikianlah Artikel Antisipasi Radikalisme, Kemenkominfo Tutup Ribuan Akun Medsos Mencurigakan

Sekianlah artikel Antisipasi Radikalisme, Kemenkominfo Tutup Ribuan Akun Medsos Mencurigakan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Antisipasi Radikalisme, Kemenkominfo Tutup Ribuan Akun Medsos Mencurigakan dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2018/05/antisipasi-radikalisme-kemenkominfo.html

Subscribe to receive free email updates: