Bagaimana Prospek Investasi pada Saham Berbasis Teknologi?
Bagaimana Prospek Investasi pada Saham Berbasis Teknologi?
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Bagaimana Prospek Investasi pada Saham Berbasis Teknologi? telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Teknologi, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Bagaimana Prospek Investasi pada Saham Berbasis Teknologi?
link : Bagaimana Prospek Investasi pada Saham Berbasis Teknologi?
Judul : Bagaimana Prospek Investasi pada Saham Berbasis Teknologi?
link : Bagaimana Prospek Investasi pada Saham Berbasis Teknologi?
Motobalapan |
KOMPAS.com - Boleh dibilang perkembangan industri yang berhubungan langsung dengan teknologi semakin menjadi-jadi beberapa tahun belakangan ini. Agen Bandar Q
Indonesia juga mengalami perkembangan yang sangat cepat dalam soal dunia digital. Hal tersebut kita rasakan dengan begitu cepatnya sebuah siklus teknologi hingga yang berada di genggaman kita terasa cepat sekali menjadi kuno.
Gadget (gawai) yang ada di tangan kita tahun lalu sudah terasa usang pada tahun ini ketika kita masih memakainya.
Lalu bagaimana dengan potensi investasi pada perusahaan-perusahaan pengembang teknologi itu sendiri selama ini?
Mari kita menengok salah satu perusahaan teknologi terbesar yang membuat pemiliknya menjadi orang terkaya di dunia pada usia muda yaitu Microsoft.
Pergerakan saham Microsoft sepanjang tahun 2015, dibuka pada harga 46,66 dollar AS dan ditutup pada harga 55,48 dollar AS. Artinya ia memberikan kenaikan 18 persen.
Dan beberapa perusahaan yang bergerak dalam pengembangan teknologi berbasis internet juga membukukan kenaikan harga saham yang menarik, seperti Netflix yang mengalami kenaikan diatas 100 persen dalam setahun.
Amazon pun demikian. Facebook mengalami kenaikan di atas 30% dan Nvidia dengan kenaikan diatas 60 persen.
Di tahun 2015, perusahaan sektor teknologi menyumbangkan 3 perusahaan pada daftar 10 perusahaan dengan kapitalisasi terbesar di dunia :
Nama Perusahaan Kapitalisasi ( juta dollar AS) Sektor
Apple 724,773.10 Teknologi
Exxon Mobil 356,548.70 Sumber Daya
Berkshire Hathaway 356,510.70 Finansial
Google 345,849.20 Teknologi
Microsoft 333,524.80 Teknologi
PetroChina 329,715.10 Sumber Daya
Wells Fargo 279,919.70 Finansial
Johnson & Johnson 279,723.90 Konsumer
Industrial & Commercial275,389.10 Finansial
Bank of China
Novartis 267,897 Farmasi
Namun perlu kita ketahui juga bahwa banyak perusahaan berbasis tekologi dan internet di dunia yang kita kenal sekalipun rupanya masih tidak membukukan sebuah keuntungan seperti Twitter, ataupun Linkedin yang juga cukup terkenal di Indonesia
Hanya Facebook yang telah berhasil membukukan keuntungan besar dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan tersebut.
Prospek investasi pada saham-saham berbasis teknologi di Indonesia sendiri saat ini belum banyak yang dapat kita beli sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sehingga, saat ini sebagai warga Indonesia, bila ingin berpartisipasi dalam investasi pada saham-saham teknologi yang banyak menjanjikan pertumbuhan, sebut saja Apple, Microsoft, Google, atau Facebook, maka kita perlu berinvestasi di bursa Amerika.
Namun dengan seiring besarnya euforia pada perkembangan teknologi, kita juga perlu mewaspadai euforia berlebihan. Hal ini dengan selalu mengingat bahwa semua perusahaan berbasis teknologi dan internet tidak selalu bisa memberikan keuntungan meskipun perusahaan dan produknya telah kita kenal sehari-hari.
Terlepas dari masih bisa untung atau rugi saat berinvestasi saham di bidang teknologi, ada satu hal yang juga menarik, yakni membeli produk-produk teknologi untuk keperluan konsumsi.
Katakanlah membeli produk iPhone dari Apple, rupanya memiliki kepastian akan rugi karena teknologi begitu cepat berputar:
Saat Peluncuran
iPhone 4S 8GB 450 dollar AS
iPhone 5S 16GB 659 dollar AS
Harga hari ini :
iPhone 4S 8GB 65 dollar AS
iPhone 5S 16GB 230 dollar AS
Barang teknologi termasuk sebagi sebuah kegiatan konsumsi yang begitu cepat mengalami perputaran, sedangkan investasi pada perusahaan berbasis teknologi secara selektif dengan memperhatikan kinerja perusahaan masih bisa memberikan potensi keuntungan yang besar.
Salam investasi utuk Indonesia
Ryan Filbert merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Ryan memulai petualangan dalam investasi dan keuangan semenjak usia 18 tahun. Aneka instrumen dan produk investasi dijalani dan dipraktikkan, mulai dari deposito, obligasi, reksa dana, saham, options, ETF, CFD, forex, bisnis, hingga properti. Semenjak 2012, Ryan mulai menuliskan perjalanan dan pengetahuan praktisnya. Buku-buku yang telah ditulis antara lain:Investasi Saham ala Swing Trader Dunia, Menjadi Kaya dan Terencana dengan reksa dana, Negative Investment: Kiat Menghindari Kejahatan dalam Dunia Investasi, dan Hidden Profit from The Stock Market, Bandarmology , dan Rich Investor from Growing Investment.
Di tahun 2015 Ryan Filbert menerbitkan 2 judul buku terbarunya berjudul Passive Income Strategy dan Gold Trading Revolution. Ryan Filbert juga sering memberikan edukasi dan seminar baik secara independen maupun bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Domino 99
KOMPAS.com - Boleh dibilang perkembangan industri yang berhubungan langsung dengan teknologi semakin menjadi-jadi beberapa tahun belakangan ini. Agen Bandar Q
Indonesia juga mengalami perkembangan yang sangat cepat dalam soal dunia digital. Hal tersebut kita rasakan dengan begitu cepatnya sebuah siklus teknologi hingga yang berada di genggaman kita terasa cepat sekali menjadi kuno.
Gadget (gawai) yang ada di tangan kita tahun lalu sudah terasa usang pada tahun ini ketika kita masih memakainya.
Lalu bagaimana dengan potensi investasi pada perusahaan-perusahaan pengembang teknologi itu sendiri selama ini?
Mari kita menengok salah satu perusahaan teknologi terbesar yang membuat pemiliknya menjadi orang terkaya di dunia pada usia muda yaitu Microsoft.
Pergerakan saham Microsoft sepanjang tahun 2015, dibuka pada harga 46,66 dollar AS dan ditutup pada harga 55,48 dollar AS. Artinya ia memberikan kenaikan 18 persen.
Dan beberapa perusahaan yang bergerak dalam pengembangan teknologi berbasis internet juga membukukan kenaikan harga saham yang menarik, seperti Netflix yang mengalami kenaikan diatas 100 persen dalam setahun.
Amazon pun demikian. Facebook mengalami kenaikan di atas 30% dan Nvidia dengan kenaikan diatas 60 persen.
Di tahun 2015, perusahaan sektor teknologi menyumbangkan 3 perusahaan pada daftar 10 perusahaan dengan kapitalisasi terbesar di dunia :
Nama Perusahaan Kapitalisasi ( juta dollar AS) Sektor
Apple 724,773.10 Teknologi
Exxon Mobil 356,548.70 Sumber Daya
Berkshire Hathaway 356,510.70 Finansial
Google 345,849.20 Teknologi
Microsoft 333,524.80 Teknologi
PetroChina 329,715.10 Sumber Daya
Wells Fargo 279,919.70 Finansial
Johnson & Johnson 279,723.90 Konsumer
Industrial & Commercial275,389.10 Finansial
Bank of China
Novartis 267,897 Farmasi
Namun perlu kita ketahui juga bahwa banyak perusahaan berbasis tekologi dan internet di dunia yang kita kenal sekalipun rupanya masih tidak membukukan sebuah keuntungan seperti Twitter, ataupun Linkedin yang juga cukup terkenal di Indonesia
Hanya Facebook yang telah berhasil membukukan keuntungan besar dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan tersebut.
Prospek investasi pada saham-saham berbasis teknologi di Indonesia sendiri saat ini belum banyak yang dapat kita beli sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sehingga, saat ini sebagai warga Indonesia, bila ingin berpartisipasi dalam investasi pada saham-saham teknologi yang banyak menjanjikan pertumbuhan, sebut saja Apple, Microsoft, Google, atau Facebook, maka kita perlu berinvestasi di bursa Amerika.
Namun dengan seiring besarnya euforia pada perkembangan teknologi, kita juga perlu mewaspadai euforia berlebihan. Hal ini dengan selalu mengingat bahwa semua perusahaan berbasis teknologi dan internet tidak selalu bisa memberikan keuntungan meskipun perusahaan dan produknya telah kita kenal sehari-hari.
Terlepas dari masih bisa untung atau rugi saat berinvestasi saham di bidang teknologi, ada satu hal yang juga menarik, yakni membeli produk-produk teknologi untuk keperluan konsumsi.
Katakanlah membeli produk iPhone dari Apple, rupanya memiliki kepastian akan rugi karena teknologi begitu cepat berputar:
Saat Peluncuran
iPhone 4S 8GB 450 dollar AS
iPhone 5S 16GB 659 dollar AS
Harga hari ini :
iPhone 4S 8GB 65 dollar AS
iPhone 5S 16GB 230 dollar AS
Barang teknologi termasuk sebagi sebuah kegiatan konsumsi yang begitu cepat mengalami perputaran, sedangkan investasi pada perusahaan berbasis teknologi secara selektif dengan memperhatikan kinerja perusahaan masih bisa memberikan potensi keuntungan yang besar.
Salam investasi utuk Indonesia
Ryan Filbert merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Ryan memulai petualangan dalam investasi dan keuangan semenjak usia 18 tahun. Aneka instrumen dan produk investasi dijalani dan dipraktikkan, mulai dari deposito, obligasi, reksa dana, saham, options, ETF, CFD, forex, bisnis, hingga properti. Semenjak 2012, Ryan mulai menuliskan perjalanan dan pengetahuan praktisnya. Buku-buku yang telah ditulis antara lain:Investasi Saham ala Swing Trader Dunia, Menjadi Kaya dan Terencana dengan reksa dana, Negative Investment: Kiat Menghindari Kejahatan dalam Dunia Investasi, dan Hidden Profit from The Stock Market, Bandarmology , dan Rich Investor from Growing Investment.
Di tahun 2015 Ryan Filbert menerbitkan 2 judul buku terbarunya berjudul Passive Income Strategy dan Gold Trading Revolution. Ryan Filbert juga sering memberikan edukasi dan seminar baik secara independen maupun bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Domino 99
Demikianlah Artikel Bagaimana Prospek Investasi pada Saham Berbasis Teknologi?
Sekianlah artikel Bagaimana Prospek Investasi pada Saham Berbasis Teknologi? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Bagaimana Prospek Investasi pada Saham Berbasis Teknologi? dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2018/02/bagaimana-prospek-investasi-pada-saham.html