Sejarah Kereta Api Sumatra Barat

Sejarah Kereta Api Sumatra Barat - Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Sejarah Kereta Api Sumatra Barat telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru Artikel Trending, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.

Judul : Sejarah Kereta Api Sumatra Barat

link : Sejarah Kereta Api Sumatra Barat

Motobalapan | Jalur utama jaringan rel Sumatera Barat mulai aktif dioperasikan pada tahun 1891. Stasiun pertama di Padang (km 7 + 093), ke arah utara melalui Lubuk Alung (km 39 + 699), Kayu Tanam (km 60 + 038), Padang Panjang (km 75 + 361), dan Batu Tabal (km 93 + 873) ke Solok (km 127 + 956) (50 km dari Padang dalam garis lurus), membelok ke timur menuju Muara Kalaban (km 151 + 442) dan kemudian ke barat laut melalui sebuah terowongan untuk mencapai kota pertambangan batubara Sawahlunto (km 155 + 520). Jalur rel dibangun memutar cukup panjang karena melintasi areal pegunungan.


Sejarah Awal Kereta Api Sumatra Barat
Sejarah pembangunan jalur kereta api di Sumatera Barat dimulai pada zaman penjajahan Belanda dengan pembangunan jalur Pulau Air ke Padang Panjang yang diresmikan pada 6 Juli 1887. Jalur kereta api itu diteruskan ke Bukittinggi sepanjang 90 kilometer dan dioperasikan mulai November 1891.

Jalur kereta itu dibangun guna mengangkut biji kopi hasil tanam paksa dari pedalaman Sumbar seperti Bukittinggi, Payakumbuh dan Pasaman ke Padang untuk kemudian diekspor ke Eropa.

Penemuan batu bara di Sawahlunto oleh W.H De Grave pada tahun 1871 makin memantapkan keinginan Belanda untuk mengembangkan jalur kereta api di Sumbar. Maka rel kereta api dari Padang Panjang menuju Muaro Kalaban sepanjang 56 kilometer pun dibangun dan selesai Oktober 1892. Jalur itu dilanjutkan menuju Sawahlunto pada 1896.

Selanjutnya dalam kurun waktu 22 tahun selesailah pembangunan jalan kereta api di Sumbar sepanjang 230 kilometer.

Maka dimulailah zaman kejayaan kereta api di Sumbar pada akhir abad 19 tersebut hingga pertengahan abad 20. Kereta api tidak hanya sebagai sarana pengangkut barang, tetapi juga transportasi massal.

Matinya Kereta Api Sumatra Barat
Kejayaan itu mulai mundur pada 1970-an sampai akhirnya sebagian jalur kereta dihentikan operasionalnya pada 1973 karena kalah bersaing dengan moda transportasi darat lainnya. Berkurangnya produksi batu bara pada tambang PT Bukit Asam Ombilin kemudian menyebabkan kereta api jurusan tersebut juga dihentikan operasinya pada 2003.

Praktis, jalur yang tertinggal hanya Padang-Pariaman yang difokuskan untuk wisata sehingga berangsur-angsur ingatan masyarakat Minang terhadap kereta api mulai pudar. Bagi sebagian orang hal itu tinggal sebatas mimpi. Sejarah penghias cerita di lapau-lapau (kedai) ditemani segelas kopi, ketan dan goreng pisang.

Lahan bekas rel kereta api menjadi semak belukar dan terbengkalai karena tidak digunakan selama bertahun-tahun. Lalu mulailah masyarakat mencoba memanfaatkan lahan di atas rel kereta api tersebut agar lebih berdayaguna. Sebagian ditimbuni tanah dan dijadikan kebun, sebagian jadi lokasi tambang liar galian C, sebagian didirikan rumah bahkan pada beberapa titik telah menjadi jalan protokol dan ruko mewah yang pembuatannya direstui pemerintah daerah.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) kemudian memanfaatkan peluang itu untuk mendapatkan pemasukan dengan cara membuat sistem sewa lahan. Masyarakat yang menggunakan lahan bekas rel kereta api diharuskan membayar uang sewa pada PT KAI. Namun tetap menyisakan ruang untuk bisa menggunakan lahan itu sewaktu-waktu dengan membuat salah satu klausul kontraknya, penyewa lahan bersedia mengembalikan bila sewaktu-waktu dibutuhkan PT KAI.

Setelah hampir 40 tahun keadaan tersebut berjalan. Pemukiman mulai tumbuh seperti cendawan dimusim hujan di sepanjang jalur kereta api itu karena sewa lahan yang diterapkan memang tidak terlalu memberatkan masyarakat.

Pembangunan daerah di kabupaten dan kota pada beberapa kasus bahkan tidak lagi mempertimbangkan adanya jalur kereta api, karena transportasi termurah itu hanya tinggal sejarah. Di Payakumbuh misalnya jalan-jalan utama dibangun di atas lahan rel. Di jalur Padangpanjang-Bukittinggi stasiun berubah fungsi jadi kedai atau toko. Bahkan ada instansi pemerintahan yang menyewa di atas tanah rel itu.

Menghidupkan Kereta Api Lagi
Pada tahun 2010, PT Kereta Api Indonesia mulai berencana menghidupkan lagi jalur kereta api ini. Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan menyediakan anggaran sekitar Rp2,7 triliun untuk menunjang rencana tersebut. Pada awalnya, PT KAI mengaktifkan kembali jalur kereta api Lubuk Alung-Kayu Tanam untuk mengurai kepadatan lalu lintas di jalur tersebut. Perusahaan mengaktifkan kereta komuter KA Lembah Anai untuk mengisi jalur tersebut. Peluncuran perdana Kereta Api (KA) Lembah Anai dilakukan Dirjen Perkeretapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono, Selasa, 1 November 2016.



Daftar lokomotif kereta api uap era Djawatan Kereta Api
Java, South Sumatra and West Sumatra
The final numbers represent the numbering system as used by the Djawatan Kereta Api and its corporate successors.


Original
Number
Later
Number
Final
Number
Wheel
Arrangement
Year of
Introduction
Builder Builder's
Number
NIS 1, 3 NIS 331-332 B1001-02 2-4-0T 1871 Beyer Peacock 986, 988
NIS 12 NIS 336 B1101 2-4-0T 1884 Beyer Peacock 2396
NIS 15-17 NIS 337-339 B1102-04 2-4-0T 1898-9 Beyer Peacock 3363, 3940-3941
OJS 13-16   B1201-04 0-4-0Tr 1891 Beyer Peacock 3386-3389
SJS 38 OJS 17 (2nd) B1205 0-4-0Tr 1899 Beyer Peacock 4091
OJS 18   B1206 0-4-0Tr 1895 Beyer Peacock 3672
OJS 19-20   B1207-08 0-4-0Tr 1898 Beyer Peacock 3859-3860
OJS 21-23   B1209-11 0-4-0Tr 1898 Beyer Peacock 4056-4058
OJS 24   B1212 0-4-0Tr 1900 Beyer Peacock 4246
SJS 37 OJS 25 (2nd) B1213 0-4-0Tr 1899 Beyer Peacock 4090
OJS 26-27   B1214-15 0-4-0Tr 1910 Beyer Peacock 5378-5379
SJS 17 OJS 29 B1216 0-4-0Tr 1885 Beyer Peacock 2654
SJS 39 OJS 30 (2nd) B1217 0-4-0Tr 1901 Beyer Peacock 4313
SJS 18-19 OJS 31-32 B1218-19 0-4-0Tr 1888 Beyer Peacock 2821, 2976
SJS 14, 13 OJS 33-34 B1220-21 0-4-0Tr 1884 Beyer Peacock 2577, 2576
SJS 21 OJS 36 B1222 0-4-0Tr 1888 Beyer Peacock 2978
SJS 22 OJS 37 B1223 0-4-0Tr 1889 Beyer Peacock 3016
SJS 36 OJS 39 (2nd) B1224 0-4-0Tr 1898 Beyer Peacock 3966
SJS 40-42   B1225-27 0-4-0Tr 1901 Beyer Peacock 4314-4316
SJS 43-44   B1228-29 0-4-0Tr 1902 Werkspoor 50-51
SJS 45-52   B1230-37 0-4-0Tr 1902 Werkspoor 69-76
SJS 53-55   B1238-40 0-4-0Tr 1903 Werkspoor 93-95
SJS 56-57   B1241-42 0-4-0Tr 1905 Beyer Peacock 4717-4718
OJS 25 SJS 58 B1243 0-4-0Tr 1900 Beyer Peacock 4247
OJS 38-40 SJS 59-61 B1244-46 0-4-0Tr 1922-3 Groedo -
SS 99-109 SS 74-84 B1301-11 2-4-0T 1886 Hanomag 1855-1865
NIS 13-14 NIS 340-341 B1401-02 2-4-2T 1893-4 Beyer Peacock 3544-3545
KSM 1-4   B1501-04 0-4-0Tr 1896 Hohenzollern 883-886
KSM 5-6   B1505-06 0-4-0Tr 1896 Hohenzollern 935-936
KSM 7-8   B1507-08 0-4-0Tr 1896 Hohenzollern 947-948
KSM 9-10   B1509-10 0-4-0Tr 1897 Hohenzollern 966, 1015
KSM 11   B1511 0-4-0Tr 1898 Hohenzollern 1117
PbSM 1-2 (2nd)   B1601-02 0-4-0Tr 1897 Hohenzollern 1026, 1025
PbSM 4-6   B1603-05 0-4-0Tr 1896-7 Hohenzollern 956-958
PsSM 7 PbSM 7 B1606 0-4-0Tr 1897 Hohenzollern 1024
PsSM 10   B1607 0-4-0Tr 1897 Hohenzollern 1028
PsSM 14-18   B1608-12 0-4-0Tr 1900 Hohenzollern 1313-1317
PsSM 12   B1624 0-4-0Tr 1899 Hohenzollern 1190
MS 1-5   B1701-05 0-4-0Tr 1897-8 Hohenzollern 960-964
MS 6-7   B1706-07 0-4-0Tr 1899 Hohenzollern 1050-1051
MS 8-9   B1708-09 0-4-0Tr 1900 Hohenzollern 1321-1322
MS 13   B1710 0-4-0Tr 1900 Hohenzollern 1326
KSM 17   B1711 0-4-0Tr 1905 Hohenzollern 1883
MSM 2-4   B1801-03 0-4-0Tr 1898 Backer & Rueb 143-145
MSM 6   B1804 0-4-0Tr 1898 Backer & Rueb 147
KSM 12-15   B1901-04 0-4-0Tr 1898 Hohenzollern 1118-1121
SCS 29-30   B2001-02 0-4-0Tr 1900 Beyer Peacock 3775-3794
SCS 31-36   B2003-08 0-4-0Tr 1901 Beyer Peacock 4299-4304
SCS 37-40   B2009-12 0-4-0Tr 1902 Werkspoor 62-65
SCS 41   B2013 0-4-0Tr 1903 Werkspoor 87
SCS 42-44   B2014-16 0-4-0Tr 1905 Beyer Peacock 4634-4636
SCS 45-47   B2017-19 0-4-0Tr 1907 Beyer Peacock 4938-4940
MSM 1 (2nd), 5 (2nd)   B2101-02 0-4-0T 1899 Krauss 3955-3956
MSM 7-10   B2103-06 0-4-0T 1899 Krauss 3961-3964
BDSM 6 SS 110 B2107 0-4-0Tr 1899 Krauss 3960
BDSM 8 SS 112 B2108 0-4-0Tr 1901 Krauss 4569
NIS 306-314   B2201-09 0-4-2T 1898 Hartmann 2447-2455
NIS 315-325   B2210-20 0-4-2T 1900-1 Hartmann 2558-2568
KSM 16   B2301 0-4-0T 1900 Henschel 5811
MS 10, 12   B2401-02 0-4-0Tr 1902 Hohenzollern 1323, 1325
NIS 231-233   B2501-03 0-4-2RT 1902 Esslingen 3242-3244
NIS 234-235   B2504-05 0-4-2RT 1906 Esslingen 3342-3343
KSM 18   B2601 0-4-0Tr 1908 Henschel 8861
SJS 201-206   B2701-06 0-4-2T 1912 Hartmann 3532-3537
SJS 207-212   B2707-12 0-4-2T 1914 Hartmann 3753-3758
SJS 213-216   B2713-16 0-4-2T 1921 Hartmann 4441-4444
SS 32 SS 214 B5001 2-4-0 1880 Sharp Stewart 2919
SS 36 SS 218 B5002 2-4-0 1880 Sharp Stewart 2923
SS 38-39 SS 220-221 B5003-04 2-4-0 1881 Sharp Stewart 2935-36
SS 42 SS 224 B5005 2-4-0 1881 Sharp Stewart 2958
SS 45 SS 227 B5006 2-4-0 1881 Sharp Stewart 2961
SS 60 SS 229 B5007 2-4-0 1882 Sharp Stewart 3012
SS 62 SS 231 B5008 2-4-0 1882 Sharp Stewart 3014
SS 77 SS 237 B5009 2-4-0 1884 Sharp Stewart 3104
SS 79-80 SS 239-240 B5010-11 2-4-0 1884 Sharp Stewart 3106-07
SS 85 SS 243 B5012 2-4-0 1884 Sharp Stewart 3195
SS 87 SS 245 B5013 2-4-0 1884 Sharp Stewart 3197
SS 91 SS 249 B5014 2-4-0 1886 Sharp Stewart 3345
SS 284-291 SS 601-608 B5101-08 4-4-0 1900 Hanomag 3358-3365
SS 300-307 SS 609-616 B5109-16 4-4-0 1902-3 Hanomag 3863-3870
SS 308-311 SS 617-620 B5117-20 4-4-0 1903 Hanomag 4025-4028
SS 317-322 SS 621-626 B5121-26 4-4-0 1905 Hartmann 2896-2901
SS 323-328 SS 627-632 B5127-32 4-4-0 1905 Hanomag 4316-4321
SS 338-340 SS 634-636 B5133-35 4-4-0 1907 Werkspoor 178-180
SS 345-346 SS 637-638 B5136-37 4-4-0 1908 Hartmann 3154-3155
SS 365-366 SS 643-644 B5138-39 4-4-0 1910 Werkspoor 248-249
SS 337 SS 633 B5151 4-4-0 1907 Werkspoor 177
SS 351-354 SS 639-642 B5152-55 4-4-0 1908 Werkspoor 188-191
SCS 101-105   B5201-05 0-4-0 1908 Hartmann 3313-3317
SCS 106-111   B5206-11 0-4-0 1911 Hartmann 3480-3485
SCS 112-121   B5212-21 0-4-0 1912 Hartmann 3562-3571
SCS 122-127   B5222-27 0-4-0 1913 Hartmann 3739-3744
SS 651-657   B5301-07 4-4-0 1912 Hartmann 3572-3578
SS 658-661   B5308-09 4-4-0 1914 Werkspoor 352-355
SS 16-18 SS 21-23 C1001-03 0-6-0T 1880 Sharp Stewart 2845-2847
SS 49 SS 303 C1101 2-6-0T 1879 Hartmann 1042
SS 51-52 SS 305-306 C1102-03 2-6-0T 1879 Hartmann 1044-1045
SS 54-56 SS 308-310 C1104-06 2-6-0T 1879 Hartmann 1047-1049
SS 58-59 SS 311-312 C1107-08 2-6-0T 1881 Hartmann 1076-1077
SS 68 SS 313 C1109 2-6-0T 1882 Hartmann 1130
SS 71-76 SS 314-319 C1110-15 2-6-0T 1883 Hartmann 1216-1221
SS 83-84 SS 320-321 C1116-17 2-6-0T 1883 Hartmann 1222-1223
SS 95 SS 322 C1118 2-6-0T 1886 Hartmann 1429
SS 97-98 SS 324-325 C1119-20 2-6-0T 1886 Hartmann 1431-1432
SS 117-121 SS 326-330 C1121-25 2-6-0T 1887 Hartmann 1524-1528
SS 122-125 SS 331-334 C1126-29 2-6-0T 1890 Hartmann 1669-1672
SS 126 SS 335 C1130 2-6-0T 1891 Hartmann 1715
SS 128-129 SS 337-338 C1131-32 2-6-0T 1891 Hartmann 1717-1718
SS 130-133 SS 339-342 C1133-36 2-6-0T 1891 Hartmann 1722-1725
SS 139-141 SS 343-345 C1137-39 2-6-0T 1891 Hartmann 1719-1721
SS 146 SS 346 C1140 2-6-0T 1891 Hartmann 1759
SS 148 SS 348 C1141 2-6-0T 1891 Hartmann 1761
SS 175 SS 411 C1201 2-6-0T 1893 Hartmann 1939
SS 204 SS 440 C1202 2-6-0T 1895 Hartmann 2060
SS 206-210 SS 441-445 C1203-07 2-6-0T 1896 Hartmann 2103-2107
SS 212 SS 447 C1208 2-6-0T 1896 Hartmann 2109
SS 220-227 SS 448-455 C1209-16 2-6-0T 1897 Hartmann 2175-2182
SS 228-237 SS 456-465 C1217-26 2-6-0T 1896 Hartmann 2151-2160
SS 239 SS 467 C1227 2-6-0T 1896 Hartmann 2162
SS 260-263 SS 468-471 C1228-31 2-6-0T 1898 Hartmann 2430-2433
SS 264-267 SS 472-475 C1232-36 2-6-0T 1899 Hartmann 2462-2465
SS 292-299 SS 476-483 C1237-43 2-6-0T 1902 Hartmann 2732-2739
SV 2-3 SS 502-503,
later SS 25-26
C1301-02 0-6-0T 1894 Cockerill 1843-44
SV 5 SS 505,
later SS 28
C1303 0-6-0T 1894 Cockerill 1846
SV 7 SS 507,
later SS 29
C1304 0-6-0T 1894 Cockerill 1848
SV 12 SS 512,
later SS 34
C1305 0-6-0T 1894 Cockerill 1853
SV 21 SS 521,
later SS 42
C1306 0-6-0T 1894 Cockerill 1862
SDS 1-8   C1401-08 0-6-0T 1895-6 Beyer Peacock 3654-3661
SDS 9-10   C1409-10 0-6-0T 1899 Beyer Peacock 4103-4104
SDS 11-12   C1411-12 0-6-0T 1909 Beyer Peacock 5179-5180
SDS 13-14   C1413-14 0-6-0T 1910 Beyer Peacock 5380-5381
SS 250-259 SS 85-94 C1501-10 0-6-0T 1899-00 Werkspoor 11-20
SS 240-249 SS 95-104 C1511-20 0-6-0T 1897-98 Hartmann 2313-2322
NIS 250   C1601 0-6-0T 1899 Hartmann 2468
NIS 252, 254   C1602-03 0-6-0T 1901 Hartmann 2716, 2718
NIS 258   C1604 0-6-0T 1908 Hartmann 3159
NIS 260-262   C1605-07 0-6-0T 1908 Hartmann 3161-3163
NIS 251   C1701 0-6-0T 1899 Hartmann 2469
NIS 253, 255   C1702-03 0-6-0T 1901 Hartmann 2717, 2719
NIS 256-257   C1704-05 0-6-0T 1902 Hartmann 2773-2774
NIS 259   C1801 0-6-0T 1908 Hartmann 3160
SJS 101-108   C1901-08 0-6-0T 1898-9 Hartmann 2419-2426
SJS 109-110   C1909-10 0-6-0T 1902 Hartmann 2777-2778
SJS 111-112   C1911-12 0-6-0T 1902 Hartmann 2789-2790
NIS 351-356   C2001-06 0-6-2T 1903 Hartmann 2792-2797
NIS 357-360   C2007-10 0-6-2T 1912 Hartmann 3501-3504
BDSM 9 SS 113 C2101 0-6-0T 1903 Krauss 4806
BDSM 10 SS 114 C2102 0-6-0T 1913 Krauss 6775
MSM 11   C2103 0-6-0T 1907 Krauss 5667
MSM 12   C2104 0-6-0T 1912 Krauss 6612
MSM 15-16   C2105-06 0-6-0T 1926 Krauss 8368-8369
SV 6 SS 506, later
PsSM 6 (2nd)
C2201 0-6-0T 1894 Cockerill 1847
SV 16 SS 516, later
PsSM 7 (2nd)
C2202 0-6-0T 1894 Cockerill 1857
PsSM 8 (2nd)   C2203 0-6-0T 1910 Cockerill 2805
NIS 263   C2301 0-6-0T 1908 Hartmann 3164
NIS 271-280   C2401-10 2-6-2T 1909 Werkspoor 210-219
NIS 281-285   C2411-15 2-6-2T 1911-2 Werkspoor 284-288
PbSM 11-13   C2501-03 0-6-0Tr 1913 Hanomag 6799-6801
PbSM 14-15   C2504-5 0-6-0Tr 1921 Hanomag 9690, 9692
PsSM 9   C2506 0-6-0Tr 1921 Hanomag 9691
KSM 19   C2601 0-6-0T 1914 Henschel 12968
KSM 20   C2602 0-6-0T 1915 Henschel 13330
KSM 21   C2603 0-6-0T 1920 Henschel 17629
KSM 22-23   C2604-05 0-6-0T 1920 Henschel 17986-17987
KSM 24-26   C2606-08 0-6-0T 1921 Henschel 18630-18632
KSM 27-28   C2609-10 0-6-0T 1926 Henschel 20635-20636
SS 1101-1114   C2701-14 4-6-4T 1916 SLM 2575-2588
SS 1115-1124   C2715-24 4-6-4T 1919 Werkspoor 439-448
SS 1125-1134   C2725-34 4-6-4T 1920 Werkspoor 469-478
SS 1135-1139   C2735-39 4-6-4T 1922 Armstrong Whitworth 180-184
SS 1301-1330   C2801-30 4-6-4T 1921 Henschel 18155-18184
SS 1331-1345   C2831-45 4-6-4T 1921 Hartmann 4426-4440
SS 1346-1358   C2846-58 4-6-4T 1922 Esslingen 4022-4034
MSM 13-14   C2901-02 0-6-0T 1922 Hanomag 9789-9790
SS 1701-1705   C3001-05 2-6-2T 1929 Hohenzollern 4684-4688
SS 1706-1712   C3006-12 2-6-2T 1929 Hohenzollern 4692-4698
SS 1713-1721   C3013-21 2-6-2T 1930 Borsig 13953-13961
SS 1761-1771   C3061-71 2-6-2T 1929 Werkspoor 591-601
SS 1772-1781   C3072-81 2-6-2T 1930 Hanomag 10714-10723
SS 1782-1783   C3082-83 2-6-2T 1930 Hanomag 10743-10744
SS 1791-1793   C3091-93 2-6-2T 1930 Borsig 13950-13952
MT 1-12   C3101-12 0-6-0T 1898 Hartmann 2435-2446
MT 13-20   C3113-20 0-6-0T 1900 Hartmann 2476-2483
(Japan National Railways C12) C3201-02 2-6-2T ? Nippon Sharyo 570, ?
SSS 17-20 SSS 17-20 C3317-20 2-6-0T 1891 Esslingen 2452-2455
SSS 46-55   C3321-30 2-6-0T 1892 Esslingen 2552-2561
SSS 21-26 SSS 31-36 C3331-36 2-6-0T 1894 Esslingen 2670-2675
SSS 16 SSS 37 C3337 2-6-0T 1891 Esslingen 2451
SSS 59   C3338 2-6-0T 1903 Esslingen 3252
SSS 69   C3339 2-6-0T 1904 Esslingen 3319
SS 382-386 SS 706-710 C5001-05 4-6-2 1911 Hartmann 3444-3448
SS 711-712   C5006-07 4-6-2 1912 SLM 2230-2231
SS 713-716   C5008-11 4-6-2 1914 Hartmann 3771-3774
SS 377-381 SS 701-705 C5051-55 4-6-2 1911 SLM 2141-2145
NIS 371-380   C5101-10 4-6-0 1913 Beyer Peacock 5593-5602
SS 1001-1012   C5301-12 4-6-2 1920 Werkspoor 392-403
SS 1013-1020   C5313-20 4-6-2 1921-2 Werkspoor 488-495
SCS 201-206   C5401-06 4-6-0 1922 Hartmann 4449-4454
SCS 207-213   C5407-13 4-6-0 1922 Hartmann 4537-4543
SCS 214-219   C5414-19 4-6-0 1922 Beyer Peacock 6119-6124
SJS 301-306   D1001-06 0-8-0T 1913 Hartmann 3611-3616
SDS 201-204   D1007-10 0-8-0T 1914 Hartmann 3804-3807
SDS 205   D1011 0-8-0T 1915 Hartmann 3842
MS 14   D1101 0-8-0T 1913 Hohenzollern 3040
MS 15   D1102 0-8-0T 1914 Hohenzollern 3206
MS 16-18   D1103-05 0-8-0T 1920 Hohenzollern 4072-4074
MS 19-21   D1106-08 0-8-0T 1921 Hohenzollern 4086-4088
MS 22-24   D1109-11 0-8-0T 1924 Hohenzollern 4506-4508
SDS 51-53   D1301-03 0-8-0T 1922 Hohenzollern 4275-4277
SS 1401-1412   D1401-12 2-8-2T 1921 Hanomag 9644-9655
SS 1413-1424   D1413-24 2-8-2T 1922 Werkspoor 499-510
SJS 307-311   D1501-05 0-8-0T 1931 Hanomag 10708-10712
MT 21-24   D1601-04 0-8-0T 1912 Borsig 8266-8268, 8381
MT 25, 28   D1605-06 0-8-0T 1913 Borsig 8752-8753
MT 29-33   D1607-11 0-8-0T 1914 Borsig 8803-8807
MT 26-27 (2nd)   D1701-02 0-8-0T 1922 Hartmann 4530-4531
SSS 101-102   D1801-02 0-8-2RT 1913 Esslingen 3678-3679
SSS 103   D1803 0-8-2RT 1913 SLM 2326
SS 901-906   D5001-06 2-8-0 1914 Hanomag 7153-7158
SS 907-912   D5007-12 2-8-0 1914 Hartmann 3779-3784
SS 914-915   D5013-14 2-8-0 1914 SLM 2472-2473
SS 919-924   D5015-20 2-8-0 1914 SLM 2477-2482
SS 925-929   D5021-25 2-8-0 1914 Werkspoor 356-360
SS 930-932   D5026-28 2-8-0 1921 Werkspoor 479-481
SS 933-942   D5029-38 2-8-0 1921 Hanomag 9574-9583
ZSS 951-955   D5051-55 2-8-0 1925 Hartmann 4659-4663
ZSS 956-961   D5056-61 2-8-0 1926 Hanomag 10573-10578
SS 913   D5062 2-8-0 1914 SLM 2471
SS 916-918   D5063-65 2-8-0 1914 SLM 2474-2476
SS 1501-1510   D5101-10 2-8-2 1920 Hartmann 4129-4138
    D52001-100 2-8-2 1951-2 Krupp 3224-3323
SSS 104-112   E1004-12 0-10-0RT 1921 SLM 2744-2752
SSS 113-118   E1013-18 0-10-0RT 1921 Esslingen 3986-3991
SSS 119-121   E1019-21 0-10-0RT 1926 SLM 3128-3130
SSS 122-123   E1022-23 0-10-0RT 1928 Esslingen 4214-4215
SSS 124-125   E1024-25 0-10-0RT 1928 Esslingen 4221-4222
    E1051-54 0-10-0RT 1964 Esslingen 5306-5309
    E1055-60 0-10-0RT 1966 Esslingen 5311-5316
    E1061-67 0-10-0RT 1967 Nippon Sharyo 2486-2492
SS 801   F1001 2-12-2T 1912 Hanomag 6450
SS 802-810   F1002-10 2-12-2T 1913 Hanomag 6813-6821
SS 811-816   F1011-16 2-12-2T 1914-5 Hanomag 7362-7367
SS 817-819   F1017-19 2-12-2T 1915 Werkspoor 372-374
SS 820-823 (2nd) SS 823 (3rd)-826 F1020-23 2-12-2T 1917 Werkspoor 418-421
SS 820-822 SSS H130-H132,
later SS 820-822
F1024-26 2-12-2T 1915 Werkspoor 375-377
SSS 133-134 SS 827-828 F1027-28 2-12-2T 1920 Hanomag 9353-9354
SS 276-283 SS 501-508 BB1001-08 0-4-4-2T 1899 Hartmann 2484-2491
SS 341-344 SS 509-512 BB1009-12 0-4-4-2T 1907 Hartmann 3089-3092
SS 347-350 SS 513-516 BB1013-16 0-4-4-2T 1908 Schwartzkopff 3857-3860
SS 312-316 SS 521-525 CC1001-05 2-6-6-0T 1904 Hartmann 2857-2861
SS 329-336 SS 526-533 CC1006-13 2-6-6-0T 1905 Hartmann 2927-2934
SS 355-360 SS 534-539 CC1014-19 2-6-6-0T 1909 Schwartzkopff 4129-4134
SS 361-364 SS 540-543 CC1020-23 2-6-6-0T 1909 Hartmann 3345-3348
SS 367-376 SS 551-560 CC1024-33 2-6-6-0T 1910 Werkspoor 250-259
SS 387 SS 561 CC1034 2-6-6-0T 1911 Werkspoor 271
SS 1601-1608   CC5001-08 2-6-6-0 1928 Werkspoor 558-565
SS 1609-1618   CC5009-18 2-6-6-0 1927 SLM 3211-3220
SS 1619-1624   CC5019-24 2-6-6-0 1928 Werkspoor 570-575
SS 1625-1630   CC5025-30 2-6-6-0 1928 SLM 3249-3254
SS 1201-1208   DD5001-08 2-8-8-0 1916 Alco 56154-56161
SS 1209-1220   DD5101-12 2-8-8-0 1919 Alco 58723-58734
SS 1251-1253   DD5201-03 2-8-8-0 1923 Hanomag 10221-10223
SS 1254-1256   DD5204-06 2-8-8-0 1924 Hartmann 4586-4588
SS 1257-1260   DD5207-10 2-8-8-0 1923 Werkspoor 538-541
SS 501T-506T   TC1001-06 0-6-0T 1915 Hartmann 3818-3823
SS 507T-510T   TC1007-10 0-6-0T 1920 Hartmann 4416-4419
SS 511T-515T   TC1011-15 0-6-0T 1922 Hartmann 4421-4425
SS 401T-403T   TD1001-03 0-8-0T 1926 Werkspoor 555-557

North Sumatra
Deli Spoorweg Mij was nationalized in 1957. Its locomotives retained the original numbers.

Number Wheel
Arrangement
Year of
Introduction
Builder Builder's
Number
1-2 (2nd) 0-4-4T 1904 Hohenzollern 1712-1713
3 0-4-2T 1884 Hohenzollern 316
6 0-4-2T 1886 Hohenzollern 314
8-9 0-4-2T 1886 Hohenzollern 403-404
13 0-4-2T 1888 Hohenzollern 459
14 0-4-2T 1890 Hohenzollern 548
17-20 2-4-4T 1900-1 Hartmann 2627-2630
21-25 2-4-4T 1902 Hartmann 2748-2752
26-28 0-4-4T 1903 Hohenzollern 1630-1632
29 0-4-4T 1904 Hohenzollern 1711
31-38 2-6-4T 1914 Hartmann 3717-3724
39-44 2-6-4T 1915-6 Werkspoor 385-390
45-48 2-8-4T 1917 Werkspoor 414-417
50-55 2-6-4T 1920 Werkspoor 463-468
57-59 2-6-4T 1921 Werkspoor 496-498
60-62 2-4-2T 1928 Hanomag 10583-10585
63-69 2-4-2T 1929 Hanomag 10648-10654
103 0-4-0T 1917 Baldwin 46754?
104 0-4-0T 1920 Orenstein & Koppel 8470?
105 0-6-0T 1920 Orenstein & Koppel 9323
106 0-6-0T 1926 DuCroo & Brauns 96
107 0-6-0T 1926 DuCroo & Brauns 97
108 0-4-0T 1920 DuCroo & Brauns 132
109 0-6-0T 1929 DuCroo & Brauns 184

Aceh
There is no accurate record about which locomotives actually served after Indonesia's independence. It is almost certain that most of the 1-12 B's and some of the 21-62 C's had been scrapped earlier.

Original
Number
Later
Number
Final
Number
Wheel
Arrangement
Year of
Introduction
Builder Builder's
Number
AT 1-5 ASS 1-5 B1-5 2-4-0T 1887 Hanomag 1556-1560
AT 6 ASS 6 B6 2-4-0T 1887 Hanomag 1853
AT 7-8 ASS 7-8 B7-8 2-4-0T 1894 Hanomag 2628-2629
AT 9 ASS 9 B9 2-4-0T 1897 Hanomag 3039
AT 12 ASS 10 B10 2-4-0T 1899 Hanomag 3210
AT 49 ASS 11 B11 2-4-0T 1904 Kutaraja Shops -
AT 60 ASS 12 B12 2-4-0T 1904 Sigli Shops -
AT 10-11 ASS 21-22 C21-22 0-6-0T 1898 Hanomag 3198-3199
AT 13-16 ASS 23-26 C23-26 0-6-0T 1900 Hanomag 3371-3374
AT 17-22 ASS 27-32 C27-32 0-6-0T 1901 Hanomag 3567-3572
AT 23-29 ASS 33-39 C33-39 0-6-0T 1901 Hanomag 3629-3635
AT 30-35 ASS 40-45 C40-45 0-6-0T 1901-2 Werkspoor 44-49
AT 36-40 ASS 46-50 C46-50 0-6-0T 1903 Werkspoor 88-92
AT 41-44 ASS 51-54 C51-54 0-6-0T 1903 Werkspoor 106-109
AT 45-48 ASS 55-58 C55-58 0-6-0T 1903 Hanomag 4042-4045
AT 56-57 ASS 59-60 C59-60 0-6-0T 1904 Werkspoor 131-132
AT 58-59 ASS 61-62 C61-62 0-6-0T 1904 Hanomag 4246-4247
    C71-76 2-6-0 1962 Nippon Sharyo 1957-1962
ASS 81-82   C81-82 4-6-0 1922 Werkspoor 516-517
ASS 101-106   D101-106 2-8-0 1931 DuCroo & Brauns 197-202
ASS 107-112   D107-112 2-8-0 1930 Hanomag 10748-10753
AT 50-55 ASS 71-76 BB71-76 0-4-4-2T 1904 Esslingen 3271-3276
    BB81-84 0-4-4-2T 1962 Nippon Sharyo 2004-2007

Sources:
De Stoomtractie op Java en Sumatra by J.J.G. Oegema
PNKA Power Parade by A. E. Durrant, reproduced with corrections in Incredible Indonesia, by Rob Dickinson

Pre-independence railway companies:
AT: Atjehtram
ASS: Staatsspoorwegen in Atjeh
BDSM: Babat-Djombang Stoomtram Mij
DSM: Deli Spoorweg Mij
JSM: Java Spoorweg Mij
KSM: Kediri Stoomtram Mij
MS: Malang Stoomtram Mij
MSM: Modjokerto Stoomtram Mij
MT: Madura Stoomtram Mij
NIS: Nederlandsch-Indische Spoorweg Mij
OJS: Oost-Java Stoomtram Mij
PbSM: Probolinggo Stoomtram Mij
PGSM: Poerwodadi-Goendih Stoomtram Mij
PsSM: Pasoeroean Stoomtram Mij
SS: Staatsspoorwegen
SCS: Semarang-Cheribon Stoomtram Mij
SDS: Serajoedal Stoomtram Mij
SJS: Samarang-Joana Stoomtram Mij
SSS: Staatsspoorweg ter Sumatra's Westkust
SV: Solo Valleiwerken
ZSS: Staatsspoorwegen in Zuid-Sumatra

Demikianlah Artikel Sejarah Kereta Api Sumatra Barat

Sekianlah artikel Sejarah Kereta Api Sumatra Barat kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Sejarah Kereta Api Sumatra Barat dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/11/sejarah-kereta-api-sumatra-barat.html

Subscribe to receive free email updates: