Fenomena Hujan Es di Indonesia

Fenomena Hujan Es di Indonesia - Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Fenomena Hujan Es di Indonesia telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru Artikel Trending, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.

Judul : Fenomena Hujan Es di Indonesia

link : Fenomena Hujan Es di Indonesia

Motobalapan |

Fenomena hujan es kembali muncul pada musim penghujan kali ini. Yang paling menghebohkan adalah hujan es disertai angin puting beliung yang melanda Distrik Musafak  Kabupaten Jayawijaya, pada Senin (27/11) sore kemarin. Sejumlah daerah lain, seperti Jakarta, Bandung dan Depok, juga pernah menemui hujan es dan angin puting beliung.

Sebagimana dilansir dari Cenderawasih Pos, Pastor Paroki St. Fransiskus Distrik Musatfak, Ivan Simamora, mengatakan, peristiwa hujan es dan angin puting beliung mulai terjadi pukul 17.00. Peristiwa ini sempat membuat masyarakat jadi panik. Menurut Pater Ivan, esnya cukup besar, lebih besar dari biji jagung. Hampir dua kali besar biji jagung. Akibat dari hujan es dan puting beliung ini, beberapa rumah rusak, dan saat ini masyarakat sedang mencoba untuk memperbaiki kerusakan yang menimpa rumah mereka.

Kepala bidang perencanaan dan kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jayawijaya, Ernawati Tappi mengaku sejauh ini sudah mensurvei ke lokasi dan menemukan terdaat tiga kampung yang terkena bencana angin puting beliung.“Kami sudah mendata dan bertemu langsung dengan para korban,” kata Ernawati seperti dilansir tabloidjubi.com.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Wamena, menyatakan fenomena hujan es yang terjadi di Distrik Musatfak, Kabupaten Jayawijaya merupakan siklus alam dan pernah terjadi pada tahun 1991. Prakirawan BMKG Stasiun Wamena, Laura Runggiari, menjelaskan, hujan es terjadi karena hembusan angin kencang antara 18 hingga 23 knot di atas atmosfer, dengan pertumbuhan awan yang signifikan. Sehingga bisa mengakibatkan hujan es dan angin puting beliung.

Pada 19 April 2017) silam, daerah Bandung juga pernah hujan es disertai angin. Sejumlah foto yang beredar di media sosial menunjukkan, es terakumulasi di permukaan tanah mirip tumpukan salju. Pada Minggu (1/10/2017) sore., hujan es serupa juga pernah melanda kawasan Kota Depok, Jawa Barat,

Penyebab Terjadinya Hujan Es di Indonesia
Bagaimana hal itu bisa terjadi? Hary Tirto Djatmiko dari Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, hujan es bisa terjadi dalam dua kondisi.

  1. Pertama, dalam masa pancaroba, hujan tidak turun selama tiga hari berturut-turut. Bila itu terjadi, maka pada hari keempat dapat terjadi hujan dalam bentuk es disertai angin kencang.
  2. Kedua, hujan tetap ada. Namun, pagi pada hari tertentu terasa cukup terik, kelembaban tinggi, dan ada beda suhu yang besar dalam satu hari.

Dua kondisi itu mengakibatkan hujan es karena mengakumulasikan air dalam bentuk awan kumulonimbus, jenis awan yang pada awalnya berbentuk menyerupai bunga kol berwarna putih namun kemudian berubah jadi abu-abu.

"Pagi hari cuaca cukup terik. Radiasi matahari optimum dan kelembaban juga tinggi, lebih dari 70 persen," kata Hary seperti dilansir Kompas.com.,

Di sisi lain, jelas Hary, ada perbedaan suhu yang besar antara pukul 7 pagi dan 10 pagi. Perbedaannya lebih dari 5 derajat celsius. Kondisi itu menyebabkan pembentukan awan secara konveksi. Pantauan BMKG menunjukkan, awan yang terbentuk adalah awan kumulonimbus. Awan jenis tersebut lebih kaya akan air dalam bentuk padat daripada cair. Dengan demikian, hujan yang turun bisa dalam bentuk padat. Hujan dalam bentuk es disertai angin kencang merupakan dampak terburuk yang bisa terjadi akibat akumulasi awan kumulonimbus.


Hujan es, dalam ilmu meteorologi
Dalam ilmu meteorologi hujan es disebut juga hail, yakni presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas level beku. Es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Karena ukurannya, walaupun telah turun ke arah yang lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat, tidak semua es mencair. Hujan es tidak hanya terjadi di negara subtropis, tetapi bisa juga terjadi di daerah ekuator.

Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah pembekuan, di mana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terbentuklah es dengan ukuran yang besar.

Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) di dekat permukaan bumi, dapat juga berasal dari awan multisel, dan pertumbuhannya secara vertikal, dengan luasan area horizontalnya sekitar 3 – 5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3 – 5 menit atau bisa juga 10 menit tetapi jarang, oleh karena itu peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, jenis awan berlapis-lapis ini menjulang kearah vertikal sampai dengan ketinggian 30.000 kaki lebih. Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB).


Tahap Terjadinya Hujan Es
Air di samudera, laut, sungai, danau, rawa dan lain sebagainya mengalami penguapan atau disebut dengan evaporasi melalui bantuan sinar matahari. Termasuk pula dengan air yang berada di dedaunan tumbuh-tumbuhan atau di permukaan tanah.

Proses penguapan air (khususnya dari tumbuh-tumbuhan) tersebut dinamakan transpirasi. Uap air yang dihasilkan dari penguapan tersebut akan mengalami pemadatan atau kondensasi yang kemudian menjadi awan. Kemudian awan- awan tersebut bergerak sendiri-sendiri ke tempat yang berbeda-beda dengan bantuan angin.

Kemudian awan yang mengandung uap air tersebut tertiup dan sampailah pada tempat yang suhunya lebih dingin dan mencapai dew point atau titik embun, lalu mengembun dan karena beratnya embun ini maka turunlah menjadi titik- titik hujan.

Ketika telah mengembun tersebut, sudah menjadi air dan tertiup oleh angin thermis yang naik, ke ketinggian yang memiliki temperatur dibawah titik beku, embun tersebut akan berubah menjadi es yang akan jatuh ke bawah. Ikatan antar molekul es ini lebih kuat daripada antar molekul air, karena es merupakan benda padat. Hal itu menyebabkan es tersebut jatuh ke bawah dengan bentuk yang tidak rapi teratur, bisa seukuran kerikil, namun ada juga yang hingga seukuran kepalan tangan.



Demikianlah Artikel Fenomena Hujan Es di Indonesia

Sekianlah artikel Fenomena Hujan Es di Indonesia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Fenomena Hujan Es di Indonesia dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/11/fenomena-hujan-es-di-indonesia.html

Subscribe to receive free email updates: