Keluarga, Titik Balik Rio Ingin Sembuh dari Narkoba
Keluarga, Titik Balik Rio Ingin Sembuh dari Narkoba
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Keluarga, Titik Balik Rio Ingin Sembuh dari Narkoba telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Keluarga, Titik Balik Rio Ingin Sembuh dari Narkoba
link : Keluarga, Titik Balik Rio Ingin Sembuh dari Narkoba
Judul : Keluarga, Titik Balik Rio Ingin Sembuh dari Narkoba
link : Keluarga, Titik Balik Rio Ingin Sembuh dari Narkoba
Motobalapan | Berita Vlova - Metrotvnews.com, Jakarta: Dari pagi, pria berperawakan kurus itu menanti untuk diberikan suplemen metadon bersama para pecandu lainnya. Rio, satu dari beberapa pasien di Rumatan Terapi Metadon, RSUK Kemayoran.
Jeratan barang haram narkotika terus menggerogoti tubuhnya. Dengan mata yang sayu dan tubuh kurusnya, Rio bertekad ingin sembuh. Hari itu, ia kembali meminum 50 ml metadon.
Tiap tiga hari sekali ia harus bolak-balik dari rumahnya di bilangan Rawamangun ke RSUK Kemayoran hanya demi secuil cairan metadon yang bisa menahan hasratnya untuk kembali menggunakan barang haram narkotika. Kepada Metrotvnews.com, ia menceritakan bagaimana masa kelamnya saat sakau akibat konsumsi bubuk setan heroin.
"Pake putau sejak tahun 1996," ucapnya di RSUK Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa 1 Agustus 2017.
Bergulat dengan narkoba, membuat dirinya dikucilkan dari lingkungan sekitar. Hanya keluarga satu-satunya yang mendukung dirinya supaya sembuh. Berbagai macam pengobatan dan berkali-kali terapi penyembuhan dilakukan. Namun, hasilnya ia tetap tak bisa lepas dari jeratan narkotika.
"Saya pernah ke pesantren dan berobat ke dokter," jelasnya.
(Baca juga: Pasien Rehabilitasi Terapi Metadon Kategori Usia Produktif)
Tahun 2009, menjadi titik baliknya. Ia mendengar pemerintah meluncurkan program Rumatan Terapi Metadon, rehabilitasi pengguna heroin. Awalnya, efek dari pengunaan metadon tak berdampak. Hingga 2010, ia masih aktif menggunakan heroin.
Keluarganya tak patah arang, terutama sang ibu. Dengan take home dosis yang dibawa ibunya dari RSUK Kemayoran, ia kembali diterapi metadon. Perjuangan keluarga perlahan mulai menyadarkannya.
"Support keluarga lihat saya ada perubahan walaupun bandel saya engga kriminal," ujarnya.
Bertahun-tahun diterapi, rupanya ia tersandung kembali. Akibat pergaulan, ia coba-coba mencicipi narkoba jenis sabu. Beruntung, belum lama mencoba sabu, langsung terciduk aparat sekitar tahun 2015. Waktu itu ia mengkonsumsi saberat 0,2 gram.
"Kalau enggak ketangkep mungkin nasib saya sama kayak teman-teman lain yang mati konyol," sesalnya.\
(Baca juga: Terapi Metadon tak Bisa Diterapkan di Semua Pecandu Narkoba)
Di dalam penjara, ia merasa sangat bersalah kepada keluarga yang sudah percaya dirinya sudah berubah. Yang ia kagumkan, sang ibu masih terus mendukung untuk kembali terapi pascakeluar dari sel di akhir 2016.
Hampir delapan tahun melakukan terapi metadon meski sempat putus saat masuk sel, kini dampaknya mulai dirasakan. Kekebalan tubuhnya mulai bekerja. Hasrat untuk menggunakan heroin mulai menghilang. Jika pun pun nekad mengkonsumsinya, kata Rio, bakal tak berefek.
"Metadon bisa menekan sugesti. Karena pakai metadon, heroin dan putau enggak ada rasanya," jelasnya.
Meski belum sepenuhnya pulih, kini ia mulai menata hidupnya kembali. Pria berusia 35 tahun yang masih lajang itu kini bekerja di sebuah Event Organizer. Lingkungan sekitar pun mulai bisa menerimanya.
Ia pun mengimbau kepada generasi muda untuk tak coba-coba mendekati narkoba. Ia menceritakan bagaimana teman-temannya harus meregang nyawa. Ia mendorong bagi pengguna lainnya agar segera direhabilitasi.
"Pemerintah sudah ngasih fasilitas murah dan gratis, ayo dimanfaatkan sebelum menyesal," pungkasnya. ...
Sumber : http://ift.tt/2hlbYGs
Jeratan barang haram narkotika terus menggerogoti tubuhnya. Dengan mata yang sayu dan tubuh kurusnya, Rio bertekad ingin sembuh. Hari itu, ia kembali meminum 50 ml metadon.
Tiap tiga hari sekali ia harus bolak-balik dari rumahnya di bilangan Rawamangun ke RSUK Kemayoran hanya demi secuil cairan metadon yang bisa menahan hasratnya untuk kembali menggunakan barang haram narkotika. Kepada Metrotvnews.com, ia menceritakan bagaimana masa kelamnya saat sakau akibat konsumsi bubuk setan heroin.
"Pake putau sejak tahun 1996," ucapnya di RSUK Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa 1 Agustus 2017.
Bergulat dengan narkoba, membuat dirinya dikucilkan dari lingkungan sekitar. Hanya keluarga satu-satunya yang mendukung dirinya supaya sembuh. Berbagai macam pengobatan dan berkali-kali terapi penyembuhan dilakukan. Namun, hasilnya ia tetap tak bisa lepas dari jeratan narkotika.
"Saya pernah ke pesantren dan berobat ke dokter," jelasnya.
(Baca juga: Pasien Rehabilitasi Terapi Metadon Kategori Usia Produktif)
Tahun 2009, menjadi titik baliknya. Ia mendengar pemerintah meluncurkan program Rumatan Terapi Metadon, rehabilitasi pengguna heroin. Awalnya, efek dari pengunaan metadon tak berdampak. Hingga 2010, ia masih aktif menggunakan heroin.
Keluarganya tak patah arang, terutama sang ibu. Dengan take home dosis yang dibawa ibunya dari RSUK Kemayoran, ia kembali diterapi metadon. Perjuangan keluarga perlahan mulai menyadarkannya.
"Support keluarga lihat saya ada perubahan walaupun bandel saya engga kriminal," ujarnya.
Bertahun-tahun diterapi, rupanya ia tersandung kembali. Akibat pergaulan, ia coba-coba mencicipi narkoba jenis sabu. Beruntung, belum lama mencoba sabu, langsung terciduk aparat sekitar tahun 2015. Waktu itu ia mengkonsumsi saberat 0,2 gram.
"Kalau enggak ketangkep mungkin nasib saya sama kayak teman-teman lain yang mati konyol," sesalnya.\
(Baca juga: Terapi Metadon tak Bisa Diterapkan di Semua Pecandu Narkoba)
Di dalam penjara, ia merasa sangat bersalah kepada keluarga yang sudah percaya dirinya sudah berubah. Yang ia kagumkan, sang ibu masih terus mendukung untuk kembali terapi pascakeluar dari sel di akhir 2016.
Hampir delapan tahun melakukan terapi metadon meski sempat putus saat masuk sel, kini dampaknya mulai dirasakan. Kekebalan tubuhnya mulai bekerja. Hasrat untuk menggunakan heroin mulai menghilang. Jika pun pun nekad mengkonsumsinya, kata Rio, bakal tak berefek.
"Metadon bisa menekan sugesti. Karena pakai metadon, heroin dan putau enggak ada rasanya," jelasnya.
Meski belum sepenuhnya pulih, kini ia mulai menata hidupnya kembali. Pria berusia 35 tahun yang masih lajang itu kini bekerja di sebuah Event Organizer. Lingkungan sekitar pun mulai bisa menerimanya.
Ia pun mengimbau kepada generasi muda untuk tak coba-coba mendekati narkoba. Ia menceritakan bagaimana teman-temannya harus meregang nyawa. Ia mendorong bagi pengguna lainnya agar segera direhabilitasi.
"Pemerintah sudah ngasih fasilitas murah dan gratis, ayo dimanfaatkan sebelum menyesal," pungkasnya. ...
Sumber : http://ift.tt/2hlbYGs
Demikianlah Artikel Keluarga, Titik Balik Rio Ingin Sembuh dari Narkoba
Sekianlah artikel Keluarga, Titik Balik Rio Ingin Sembuh dari Narkoba kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Keluarga, Titik Balik Rio Ingin Sembuh dari Narkoba dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/08/keluarga-titik-balik-rio-ingin-sembuh.html