Penghuni Gedung SMPN 22 Jakarta Terancam Digusur
Penghuni Gedung SMPN 22 Jakarta Terancam Digusur
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Penghuni Gedung SMPN 22 Jakarta Terancam Digusur telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Penghuni Gedung SMPN 22 Jakarta Terancam Digusur
link : Penghuni Gedung SMPN 22 Jakarta Terancam Digusur
Judul : Penghuni Gedung SMPN 22 Jakarta Terancam Digusur
link : Penghuni Gedung SMPN 22 Jakarta Terancam Digusur
Motobalapan | Berita Vlova - Metrotvnews.com, Jakarta: Rukhyati was-was bakal terkena gusur. Saban hari ia pusing memikirkan soal tempat tinggal pengganti.
Sudah 31 tahun Rukhyati dan suaminya tinggal di gedung SMPN 22 Jakarta. Dia tak sendiri, ada 15 kepala keluarga yang ikut tinggal di sekolah itu.
Sejak tahun 1958, SMPN 22 Jakarta seakan memiliki dua fungsi, untuk belajar sekaligus tempat tinggal. Yang diizinkan tinggal di sana hanya orang-orang tertentu, semisal pensiun guru, pegawai tata usaha, atau penjaga sekolah.
"Kebetulan suami ibu dulu kerja sebagai tukang bersih-bersih sekolah jadi boleh tinggal di sini," kata Rukhyati kepada Metrotvnews.com, Pinangsia, Jakarta Barat, Senin, 31 Juli 2017.
Rukhyati dan 15 warga lainnya tinggal di bangunan yang berada di sisi kanan depan sekolah. Sepintas tak ada yang menyangka bila bangunan berlantai empat itu dihuni puluhan warga.
Saat memasuki gedung, tamu akan melewati lorong gelap yang minim udara. Kesan kumuh dan pun tak terlepas dari bangunan itu.
Di lantai dua, ada sebuah tangga yang akan menghubungkan bangunan sekolah dengan rumah warga. Rumah-rumah tersebut hanya terbuat dari lapisan papan triplek.
Jarak antara rumah satu dengan yang lainnya tak lebih dari dua meter. Bahkan setiap dapur dan toilet dibuat berdempetan.

Salah satu ruangan rumah di SMPN 22, Jakarta. (MTVN/Nur Azizah)
Kendati hidup puluhan tahun di tempat seperti itu Rukhyati tetap bahagia. Tapi belakangan, Rukhyati gusar tatkala wacana penggusuran berembus.
"Bapak kan juga sudah pensiun. Bingung mau kemana. Kalau bisa jangan digusur," pinta wanita asal Garut ini.
Ketua RT 02/05 Barsel Silalahi mengatakan, gedung sekolah SMPN 22 dan SDN 06 dibangun sejak tahun 1910 lalu. Bangunan itu mulanya dikelola oleh komunitas asal Tiongkok.
Pada tahun 1958 komunitas tersebut memberikan kepada Pribumi untuk dikelola sebagai sekolah negeri. Sebagai imbalannya, para guru, kepala sekolah, pegawai dan penjaga sekolah boleh tinggal di bangunan seluas 3.853 meter kubik ini
Kala itu, orang tua Barsel salah satu yang mendapat mandat untuk mengurus sekolah. Barsel mengaku memiliki surat izin tinggal di bangunan tua itu. Sayangnya, dia tak bisa menunjukkannya pada Metrotvnews.com.
"DPRD dan Dinas Pendidikan sudah tau suratnya," tutur dia.
Warga Ingin Mediasi
Warga sudah mendengar rencana pengosongan gedung sejak 2011 lalu. Sayangnya belum ada tindak lanjut dari Pemprov DKI Jakarta.
Ketua RT 02/05 Barsel Silalahi mengatakan, sejak tahun 2011 hingga saat ini belum ada upaya mediasi dari Pemprov DKI Jakarta. Ia menyampaikan, Dinas Pendidikan tiba-tiba melayangkan surat pengosongan gedung pada Februari 2017.
"Lalu tanggal 19 Juni saya mengundang Pak Prasetyo (Ketua DPRD DKI Jakarta) untuk minta dimediasi dengan Wali Kota Jakarta Barat," tutur Barsel.
Permintaan untuk mediasi pun gagal. 14 Juli pembongkaran mulai dilakukan. Perasaan was-was membuat Barsel kembali menemui Prasetyo Edi Marsudi untuk minta dimediasi dengan Pemprov DKI Jakarta. Lagi-lagi upaya mediasi tidak terwujud.
"Belum mediasi sudah ada surat pengosongan. Kami ingin mediasi dulu supaya jelas apa yang kita mau disepakati," terang dia.
Dinas Pendidikan kembali memerintahkan warga RT 02/05 untuk angkat kaki dari gedung tersebut. Mereka diberi waktu hingga lusa, 2 Agustus....
Sumber : http://ift.tt/2hi1Lub
Sudah 31 tahun Rukhyati dan suaminya tinggal di gedung SMPN 22 Jakarta. Dia tak sendiri, ada 15 kepala keluarga yang ikut tinggal di sekolah itu.
Sejak tahun 1958, SMPN 22 Jakarta seakan memiliki dua fungsi, untuk belajar sekaligus tempat tinggal. Yang diizinkan tinggal di sana hanya orang-orang tertentu, semisal pensiun guru, pegawai tata usaha, atau penjaga sekolah.
"Kebetulan suami ibu dulu kerja sebagai tukang bersih-bersih sekolah jadi boleh tinggal di sini," kata Rukhyati kepada Metrotvnews.com, Pinangsia, Jakarta Barat, Senin, 31 Juli 2017.
Rukhyati dan 15 warga lainnya tinggal di bangunan yang berada di sisi kanan depan sekolah. Sepintas tak ada yang menyangka bila bangunan berlantai empat itu dihuni puluhan warga.
Saat memasuki gedung, tamu akan melewati lorong gelap yang minim udara. Kesan kumuh dan pun tak terlepas dari bangunan itu.
Di lantai dua, ada sebuah tangga yang akan menghubungkan bangunan sekolah dengan rumah warga. Rumah-rumah tersebut hanya terbuat dari lapisan papan triplek.
Jarak antara rumah satu dengan yang lainnya tak lebih dari dua meter. Bahkan setiap dapur dan toilet dibuat berdempetan.
Salah satu ruangan rumah di SMPN 22, Jakarta. (MTVN/Nur Azizah)
Kendati hidup puluhan tahun di tempat seperti itu Rukhyati tetap bahagia. Tapi belakangan, Rukhyati gusar tatkala wacana penggusuran berembus.
"Bapak kan juga sudah pensiun. Bingung mau kemana. Kalau bisa jangan digusur," pinta wanita asal Garut ini.
Ketua RT 02/05 Barsel Silalahi mengatakan, gedung sekolah SMPN 22 dan SDN 06 dibangun sejak tahun 1910 lalu. Bangunan itu mulanya dikelola oleh komunitas asal Tiongkok.
Pada tahun 1958 komunitas tersebut memberikan kepada Pribumi untuk dikelola sebagai sekolah negeri. Sebagai imbalannya, para guru, kepala sekolah, pegawai dan penjaga sekolah boleh tinggal di bangunan seluas 3.853 meter kubik ini
Kala itu, orang tua Barsel salah satu yang mendapat mandat untuk mengurus sekolah. Barsel mengaku memiliki surat izin tinggal di bangunan tua itu. Sayangnya, dia tak bisa menunjukkannya pada Metrotvnews.com.
"DPRD dan Dinas Pendidikan sudah tau suratnya," tutur dia.
Warga Ingin Mediasi
Warga sudah mendengar rencana pengosongan gedung sejak 2011 lalu. Sayangnya belum ada tindak lanjut dari Pemprov DKI Jakarta.
Ketua RT 02/05 Barsel Silalahi mengatakan, sejak tahun 2011 hingga saat ini belum ada upaya mediasi dari Pemprov DKI Jakarta. Ia menyampaikan, Dinas Pendidikan tiba-tiba melayangkan surat pengosongan gedung pada Februari 2017.
"Lalu tanggal 19 Juni saya mengundang Pak Prasetyo (Ketua DPRD DKI Jakarta) untuk minta dimediasi dengan Wali Kota Jakarta Barat," tutur Barsel.
Permintaan untuk mediasi pun gagal. 14 Juli pembongkaran mulai dilakukan. Perasaan was-was membuat Barsel kembali menemui Prasetyo Edi Marsudi untuk minta dimediasi dengan Pemprov DKI Jakarta. Lagi-lagi upaya mediasi tidak terwujud.
"Belum mediasi sudah ada surat pengosongan. Kami ingin mediasi dulu supaya jelas apa yang kita mau disepakati," terang dia.
Dinas Pendidikan kembali memerintahkan warga RT 02/05 untuk angkat kaki dari gedung tersebut. Mereka diberi waktu hingga lusa, 2 Agustus....
Sumber : http://ift.tt/2hi1Lub
Demikianlah Artikel Penghuni Gedung SMPN 22 Jakarta Terancam Digusur
Sekianlah artikel Penghuni Gedung SMPN 22 Jakarta Terancam Digusur kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Penghuni Gedung SMPN 22 Jakarta Terancam Digusur dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/07/penghuni-gedung-smpn-22-jakarta.html