Pembangunan MRT Tahap II Telan Dana Rp22,5 Triliun
Pembangunan MRT Tahap II Telan Dana Rp22,5 Triliun
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Pembangunan MRT Tahap II Telan Dana Rp22,5 Triliun telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Pembangunan MRT Tahap II Telan Dana Rp22,5 Triliun
link : Pembangunan MRT Tahap II Telan Dana Rp22,5 Triliun
Judul : Pembangunan MRT Tahap II Telan Dana Rp22,5 Triliun
link : Pembangunan MRT Tahap II Telan Dana Rp22,5 Triliun
Motobalapan | Berita Vlova - Metrotvnews.com, Jakarta: Tahap pertama proyek Mass Rapid Trans (MRT) akan rampung pada Maret 2019. PT MRT Jakarta menyiapkan proyek lanjutan atau disebut tahap kedua untuk menyiapkan jalur dan stasiun kereta sehingga meliputi seluruh wilayah Jakarta.
"Ada stasiun tahapan kedua di Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah besar, Mangga besar, Kota dan Kampung Bandan, total tahap kedua Rp22,5 triliun," kata Direktur MRT Jakarta, William Sabandar usai konferensi pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu 5 Juli 2017.
Namun, PT MRT membutuhkan dana tambahan lagi sekitar Rp2,6 triliun untuk mendanai kekurangan anggaran di tahap pertama, sehingga investasi keseluruhan untuk proyek ini memakan dana Rp25 triliun.
Sebab, mengutip data dari Direktur Keuangan MRT Jakarta, Tuhiyat, fase satu proyek ini menelan biaya 125 miliar yen atau Rp14,5 triliun. Dari jumlah tersebut Rp11,7 triliun yang jadi tanggungan Pemprov dan Pemerintah Pusat ini sudah berkontrak. Artinya masih ada kekurangan anggaran yang harus dibenahi.
William bilang, seluruh kekurangan pendanaan sudah dilaporkan ke Bappenas dan dicarikan solusinya untuk mencarikan investor.
"Ada stasiun tahapan kedua di Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah besar, Mangga besar, Kota dan Kampung Bandan, total tahap kedua Rp22,5 triliun," kata Direktur MRT Jakarta, William Sabandar usai konferensi pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu 5 Juli 2017.
Namun, PT MRT membutuhkan dana tambahan lagi sekitar Rp2,6 triliun untuk mendanai kekurangan anggaran di tahap pertama, sehingga investasi keseluruhan untuk proyek ini memakan dana Rp25 triliun.
Sebab, mengutip data dari Direktur Keuangan MRT Jakarta, Tuhiyat, fase satu proyek ini menelan biaya 125 miliar yen atau Rp14,5 triliun. Dari jumlah tersebut Rp11,7 triliun yang jadi tanggungan Pemprov dan Pemerintah Pusat ini sudah berkontrak. Artinya masih ada kekurangan anggaran yang harus dibenahi.
William bilang, seluruh kekurangan pendanaan sudah dilaporkan ke Bappenas dan dicarikan solusinya untuk mencarikan investor.
"Jepang sudah masuk untuk membicarakan hal ini (jadi investor). Kita berharap dia datang di tahun depan," kata William.
Selain perencanaan pembangunan tahap kedua, William menyebut pihaknya tengah mendesain interaksi properti dengan operasional kereta, melalui skema Transit oriented development (TOD). Ada tiga model bisnis yakni telekomunikasi, iklan dan retail.
Sedikitnya, sembilan peserta operator telekomunikasi sudah masuk dan berminat menjadi mitra MRT. Dari jumlah tersebut William berencana memangkas hingga hanya 3 operator telekomunikasi saja. Sementara untuk iklan sudah ada 19 peserta yang tertarik, dan bisnis retail bakal dirumuskan lebih lanjut.
"Ini 13 stasiun akan jadi wilayah yang nyaman, ada convenience store dan lainnya, ada entrance yang juga membuat kawasan ini nyaman," imbuh William.
Secara teori, menciptakan stasiun MRT berarti membuat titik pertumbuhan ekonomi baru. Maka pembinaan antara operasional dan properti di stasiun sangat diperlukan. Disamping integrasi antara MRT dengan angkutan umum lain.
Sudah ada Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Nomor 44 Tahun 2017 yang menjadi payung hukum. Sehingga optimalisasi 13 stasiun MRT bisa dilakukan.
"Integrasi ini yang kalau kita lakukan ada peningkatan perekonomian dan keuntungan finansial," pungkas dia.
Selain perencanaan pembangunan tahap kedua, William menyebut pihaknya tengah mendesain interaksi properti dengan operasional kereta, melalui skema Transit oriented development (TOD). Ada tiga model bisnis yakni telekomunikasi, iklan dan retail.
Sedikitnya, sembilan peserta operator telekomunikasi sudah masuk dan berminat menjadi mitra MRT. Dari jumlah tersebut William berencana memangkas hingga hanya 3 operator telekomunikasi saja. Sementara untuk iklan sudah ada 19 peserta yang tertarik, dan bisnis retail bakal dirumuskan lebih lanjut.
"Ini 13 stasiun akan jadi wilayah yang nyaman, ada convenience store dan lainnya, ada entrance yang juga membuat kawasan ini nyaman," imbuh William.
Secara teori, menciptakan stasiun MRT berarti membuat titik pertumbuhan ekonomi baru. Maka pembinaan antara operasional dan properti di stasiun sangat diperlukan. Disamping integrasi antara MRT dengan angkutan umum lain.
Sudah ada Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Nomor 44 Tahun 2017 yang menjadi payung hukum. Sehingga optimalisasi 13 stasiun MRT bisa dilakukan.
"Integrasi ini yang kalau kita lakukan ada peningkatan perekonomian dan keuntungan finansial," pungkas dia.
Demikianlah Artikel Pembangunan MRT Tahap II Telan Dana Rp22,5 Triliun
Sekianlah artikel Pembangunan MRT Tahap II Telan Dana Rp22,5 Triliun kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Pembangunan MRT Tahap II Telan Dana Rp22,5 Triliun dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/07/pembangunan-mrt-tahap-ii-telan-dana.html