NATO Mungkin Dipaksa Tanggapi Serangan Ransomware Petya
NATO Mungkin Dipaksa Tanggapi Serangan Ransomware Petya
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul NATO Mungkin Dipaksa Tanggapi Serangan Ransomware Petya telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : NATO Mungkin Dipaksa Tanggapi Serangan Ransomware Petya
link : NATO Mungkin Dipaksa Tanggapi Serangan Ransomware Petya
Judul : NATO Mungkin Dipaksa Tanggapi Serangan Ransomware Petya
link : NATO Mungkin Dipaksa Tanggapi Serangan Ransomware Petya
Motobalapan | Berita Vlova - Metrotvnews.com: Minggu lalu, ransomware Petya menyerang Eropa Timur. Sekarang, para peneliti setuju bahwa kejadian tersebut merupakan serangan siber dengan motif politik.
Menurut CNBC, NATO Cooperative Cyber Defence Centre of Excellence (CCD COE), baru saja mengeluarkan pernyataan bahwa serangan itu dilakukan oleh negara atau grup yang didukung oleh negara. Itu berarti, serangan siber tersebut bisa dianggap sebagai pernyataan perang, memaksa negara-negara NATO untuk merespons.
"Karena sistem pemerintahan penting telah menjadi target, dengan begitu, jika operasi ini memang dilakukan oleh negara, serangan ini bisa dianggap sebagai pelanggaran kedaulatan negara," ujar Tomáš Minárik, peneliti di cabang hukum CCD COE dalam pernyataan resmi.
"Karena itu, ini bisa dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional, yang bisa memberikan kesempatan pada negara-negara yang menjadi korban untuk melakukan balasan."
Pernyataan resmi juga memulai kerja sama CCD COE, pusat penelitian keamanan siber NATO di Estonia, dengan para peneliti keamanan siber lain untuk memerhatikan detail dari serangan minggu lalu.
Meski sekilas terlihat seperti ransomware, Petya tampaknya dibuat untuk menyerang badan-badan pusat Ukraina dan bukannya perusahaan-perusahaan secara random. Terlihat jelas, Ukraina mengalami kerugian paling besar. Selain itu, sistem pembayaran dari Petya juga berbeda dengan kebanyakan ransomware. Karena itulah, muncul dugaan bukan kriminal siber yang ada di balik serangan Petya minggu lalu, lapor The Verge.
"Serangan ini tidak terlalu rumit, tapi tetap cukup rumit dan memiliki ongkos mahal untuk disiapkan dan dilakukan oleh hacker lepas sebagai latihan," ujar CCD COE. "Kriminal siber bukan dalang di balik serangan ini, mengingat metode untuk mengumpulkan uang tebusan dibuat sedemikian rupa sehingga uang yang didapatkan kemungkinan tidak akan menutupi biaya untuk melakukan serangan tersebut."
Ada kemungkinan, serangan tersebut dilakukan oleh pemerintah Rusia, mengingat mereka pernah melakukan serangan militer dan siber ke Ukraina. Namun, hingga saat ini, belum ada bukti konkret yang menunjukkan keterlibatan pemerintah Rusia.
Selain itu, beberapa perusahaan besar Rusia juga menjadi korban dari ransomware tersebut. Badan keamanan negara Ukraina menyalahkan Moscow, mengatakan bahwa hacker yang menyerang pembangkit listrik mereka tahun lalu ada di balik serangan ini.
Menurut CNBC, NATO Cooperative Cyber Defence Centre of Excellence (CCD COE), baru saja mengeluarkan pernyataan bahwa serangan itu dilakukan oleh negara atau grup yang didukung oleh negara. Itu berarti, serangan siber tersebut bisa dianggap sebagai pernyataan perang, memaksa negara-negara NATO untuk merespons.
"Karena sistem pemerintahan penting telah menjadi target, dengan begitu, jika operasi ini memang dilakukan oleh negara, serangan ini bisa dianggap sebagai pelanggaran kedaulatan negara," ujar Tomáš Minárik, peneliti di cabang hukum CCD COE dalam pernyataan resmi.
"Karena itu, ini bisa dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional, yang bisa memberikan kesempatan pada negara-negara yang menjadi korban untuk melakukan balasan."
Pernyataan resmi juga memulai kerja sama CCD COE, pusat penelitian keamanan siber NATO di Estonia, dengan para peneliti keamanan siber lain untuk memerhatikan detail dari serangan minggu lalu.
Meski sekilas terlihat seperti ransomware, Petya tampaknya dibuat untuk menyerang badan-badan pusat Ukraina dan bukannya perusahaan-perusahaan secara random. Terlihat jelas, Ukraina mengalami kerugian paling besar. Selain itu, sistem pembayaran dari Petya juga berbeda dengan kebanyakan ransomware. Karena itulah, muncul dugaan bukan kriminal siber yang ada di balik serangan Petya minggu lalu, lapor The Verge.
"Serangan ini tidak terlalu rumit, tapi tetap cukup rumit dan memiliki ongkos mahal untuk disiapkan dan dilakukan oleh hacker lepas sebagai latihan," ujar CCD COE. "Kriminal siber bukan dalang di balik serangan ini, mengingat metode untuk mengumpulkan uang tebusan dibuat sedemikian rupa sehingga uang yang didapatkan kemungkinan tidak akan menutupi biaya untuk melakukan serangan tersebut."
Ada kemungkinan, serangan tersebut dilakukan oleh pemerintah Rusia, mengingat mereka pernah melakukan serangan militer dan siber ke Ukraina. Namun, hingga saat ini, belum ada bukti konkret yang menunjukkan keterlibatan pemerintah Rusia.
Selain itu, beberapa perusahaan besar Rusia juga menjadi korban dari ransomware tersebut. Badan keamanan negara Ukraina menyalahkan Moscow, mengatakan bahwa hacker yang menyerang pembangkit listrik mereka tahun lalu ada di balik serangan ini.
Demikianlah Artikel NATO Mungkin Dipaksa Tanggapi Serangan Ransomware Petya
Sekianlah artikel NATO Mungkin Dipaksa Tanggapi Serangan Ransomware Petya kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel NATO Mungkin Dipaksa Tanggapi Serangan Ransomware Petya dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/07/nato-mungkin-dipaksa-tanggapi-serangan.html