Meski Sulit Mendapatkan Buku, Anak di Makassar Tetap Semangat Membaca
Meski Sulit Mendapatkan Buku, Anak di Makassar Tetap Semangat Membaca
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Meski Sulit Mendapatkan Buku, Anak di Makassar Tetap Semangat Membaca telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Meski Sulit Mendapatkan Buku, Anak di Makassar Tetap Semangat Membaca
link : Meski Sulit Mendapatkan Buku, Anak di Makassar Tetap Semangat Membaca
Judul : Meski Sulit Mendapatkan Buku, Anak di Makassar Tetap Semangat Membaca
link : Meski Sulit Mendapatkan Buku, Anak di Makassar Tetap Semangat Membaca
Motobalapan | Berita Vlova - Metrotvnews.com, Makassar: Minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah. Survei UNESCO mencatat indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Itu artinya, setiap seribu penduduk hanya satu orang yang memiliki minat baca.
Di antara faktor penyebab rendahnya minat baca ialah sulitnya akses mendapatkan buku dan mahalnya harga buku. Dua faktor tersebut pada umumnya ditemui di wilayah pelosok yang jauh dari Ibu Kota negara.
Hal tersebut dirasakan oleh Fatimah, seorang ibu dari Syifa, siswi SD Inpres Gontang Kecamatan Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan. Wanita paruh baya itu mengaku, butuh waktu sekitar setengah jam perjalanan menggunakan motor dari kediamannya menuju ke pusat kota Makassar untuk membeli buku.
"Jauh, ke tengah kota. Di sini kan pinggiran kota," kata Fatimah, saat Metrotvnews.com berkunjung ke kediamannya di Kecamatan Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 22 Juli 2017.
Meski dengan kondisi keterbatasan akses mendapatkan buku, tak membuat bungsu dari dua bersaudara itu malas membaca. Menurut pengakuan Fatimah, jika tidak ada buku yang dibacanya lagi, majalah milik ayah atau koran yang ada di rumah tetap dibaca Syifa.
Kegemaran membaca telah menjadi kebiasaan Syifa sejak kecil. Setelah menamatkan Taman Kanak-kanak (TK), Syifa mulai aktif membaca dan belajar menulis. "Dari kecil dia sudah pintar membaca," ucap Fatimah.

(Foto:http://ift.tt/2rpFTgZ Tondi Martaon)
Sulitnya akses mendapatkan buku juga dialami teman sebaya Syifa, Nabila. Nabila yang duduk di bangku kelas enam SD Inpres Gontang Kecamatan Tamalate, Makassar, bercita-cita ingin menjadi dokter. Ia terinspirasi sang tante yang berprofesi dokter. Nabila pun menyukai membaca buku bertema kesehatan. Sayangnya, buku genre seperti itu hanya bisa dibacanya jika sedang berkunjung ke rumah tante. Di perpustakaan sekolah tidak tersedia buku yang digemari Nabila. "Sementara, rumah tante jauh. Jarang pergi ke rumah tante karena jauh," kata Nabila.
Di antara faktor penyebab rendahnya minat baca ialah sulitnya akses mendapatkan buku dan mahalnya harga buku. Dua faktor tersebut pada umumnya ditemui di wilayah pelosok yang jauh dari Ibu Kota negara.
Hal tersebut dirasakan oleh Fatimah, seorang ibu dari Syifa, siswi SD Inpres Gontang Kecamatan Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan. Wanita paruh baya itu mengaku, butuh waktu sekitar setengah jam perjalanan menggunakan motor dari kediamannya menuju ke pusat kota Makassar untuk membeli buku.
"Jauh, ke tengah kota. Di sini kan pinggiran kota," kata Fatimah, saat Metrotvnews.com berkunjung ke kediamannya di Kecamatan Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 22 Juli 2017.
Meski dengan kondisi keterbatasan akses mendapatkan buku, tak membuat bungsu dari dua bersaudara itu malas membaca. Menurut pengakuan Fatimah, jika tidak ada buku yang dibacanya lagi, majalah milik ayah atau koran yang ada di rumah tetap dibaca Syifa.
Kegemaran membaca telah menjadi kebiasaan Syifa sejak kecil. Setelah menamatkan Taman Kanak-kanak (TK), Syifa mulai aktif membaca dan belajar menulis. "Dari kecil dia sudah pintar membaca," ucap Fatimah.
(Foto:http://ift.tt/2rpFTgZ Tondi Martaon)
Sulitnya akses mendapatkan buku juga dialami teman sebaya Syifa, Nabila. Nabila yang duduk di bangku kelas enam SD Inpres Gontang Kecamatan Tamalate, Makassar, bercita-cita ingin menjadi dokter. Ia terinspirasi sang tante yang berprofesi dokter. Nabila pun menyukai membaca buku bertema kesehatan. Sayangnya, buku genre seperti itu hanya bisa dibacanya jika sedang berkunjung ke rumah tante. Di perpustakaan sekolah tidak tersedia buku yang digemari Nabila. "Sementara, rumah tante jauh. Jarang pergi ke rumah tante karena jauh," kata Nabila.
Berdasarkan penjelasan Kepala Sekolah SD Inpres Gontang Kecamatan Tamalate, Makassar, Abdul Gani, perpustakaan sekolah hanya didominasi buku pelajaran, kisah nabi dan pahlawan nasional, serta buku bergambar.
Untuk buku lain, seperti buku kesehatan yang disukai Nabila belum bisa terpenuhi. Mengingat penggunaan anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membeli buku sangat terbatas. "Maksimal (penggunaan BOS untuk pengadaan buku) hanya 10 persen," kata Abdul.
Kendala mendapatkan buku bacaan terpecahkan dengan adanya gerakan #BukuUntukIndonesia yang digalakkan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Melalui #BukuUntukIndonesia, masyarakat diajak berbagi dengan berdonasi minimal Rp100 ribu. Nominal tersebut akan dikonversi menjadi buku bacaan yang akan diberikan kepada anak-anak di sejumlah wilayah di Indonesia.

(Foto:http://ift.tt/2rpFTgZ Tondi Martaon)
Gerakan #BukuUntukIndonesia mendapat apresiasi dari Duta Baca Indonesia periode 2011-2015, Andi F Noya. Dikatakan Andi, kepedulian BCA patut ditiru. Sebab, upaya mencerdaskan bangsa tidak semata menjadi tanggung jawab pemerintah. Pihak swasta juga harus menaruh kepedulian dengan memberikan buku bacaan yang layak bagi generasi muda bangsa.
"Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah semata. Pemerintah punya banyak urusan lain yang tak kalah penting. Nah, apa yang bisa kita lakukan, kita lakukan saja sekecil apa pun juga," ucap Andi.
Mengenai pentingnya buku bacaan bagi anak, Andi menjelaskan, banyak tokoh dunia atau orang sukses yang memulai impiannya dengan memupuk kegemaran membaca buku sejak kanak-kanak. "Di sini kita melihat bahwa buku menjadi jalan untuk membuat anak-anak punya mimpi yang kemudian diwujudkan," kata Andi.
Melihat manfaat membaca buku, alangkah mulia jika kita turut serta membuka akses bagi anak-anak di pelosok Indonesia untuk memeroleh buku bacaan.
Anda bisa ikut serta dalam gerakan #BukuUntukIndonesia. Caranya, kunjungi tautan http://ift.tt/2niddHw. Klik tombol "berbagi." Kemudian, Anda akan diarahkan ke laman Blibli.com untuk memilih paket berbagi yang diinginkan. Dengan berbagi minimal Rp100 ribu Anda sudah berpartisipasi untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang lebih baik....
Sumber : http://ift.tt/2tRiVQv
Untuk buku lain, seperti buku kesehatan yang disukai Nabila belum bisa terpenuhi. Mengingat penggunaan anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membeli buku sangat terbatas. "Maksimal (penggunaan BOS untuk pengadaan buku) hanya 10 persen," kata Abdul.
Kendala mendapatkan buku bacaan terpecahkan dengan adanya gerakan #BukuUntukIndonesia yang digalakkan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Melalui #BukuUntukIndonesia, masyarakat diajak berbagi dengan berdonasi minimal Rp100 ribu. Nominal tersebut akan dikonversi menjadi buku bacaan yang akan diberikan kepada anak-anak di sejumlah wilayah di Indonesia.
(Foto:http://ift.tt/2rpFTgZ Tondi Martaon)
Gerakan #BukuUntukIndonesia mendapat apresiasi dari Duta Baca Indonesia periode 2011-2015, Andi F Noya. Dikatakan Andi, kepedulian BCA patut ditiru. Sebab, upaya mencerdaskan bangsa tidak semata menjadi tanggung jawab pemerintah. Pihak swasta juga harus menaruh kepedulian dengan memberikan buku bacaan yang layak bagi generasi muda bangsa.
"Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah semata. Pemerintah punya banyak urusan lain yang tak kalah penting. Nah, apa yang bisa kita lakukan, kita lakukan saja sekecil apa pun juga," ucap Andi.
Mengenai pentingnya buku bacaan bagi anak, Andi menjelaskan, banyak tokoh dunia atau orang sukses yang memulai impiannya dengan memupuk kegemaran membaca buku sejak kanak-kanak. "Di sini kita melihat bahwa buku menjadi jalan untuk membuat anak-anak punya mimpi yang kemudian diwujudkan," kata Andi.
Melihat manfaat membaca buku, alangkah mulia jika kita turut serta membuka akses bagi anak-anak di pelosok Indonesia untuk memeroleh buku bacaan.
Anda bisa ikut serta dalam gerakan #BukuUntukIndonesia. Caranya, kunjungi tautan http://ift.tt/2niddHw. Klik tombol "berbagi." Kemudian, Anda akan diarahkan ke laman Blibli.com untuk memilih paket berbagi yang diinginkan. Dengan berbagi minimal Rp100 ribu Anda sudah berpartisipasi untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang lebih baik....
Sumber : http://ift.tt/2tRiVQv
Demikianlah Artikel Meski Sulit Mendapatkan Buku, Anak di Makassar Tetap Semangat Membaca
Sekianlah artikel Meski Sulit Mendapatkan Buku, Anak di Makassar Tetap Semangat Membaca kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Meski Sulit Mendapatkan Buku, Anak di Makassar Tetap Semangat Membaca dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/07/meski-sulit-mendapatkan-buku-anak-di.html