Mentalitas Anak Mendapat Perhatian Khusus di IJSL

Mentalitas Anak Mendapat Perhatian Khusus di IJSL - Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Mentalitas Anak Mendapat Perhatian Khusus di IJSL telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.

Judul : Mentalitas Anak Mendapat Perhatian Khusus di IJSL

link : Mentalitas Anak Mendapat Perhatian Khusus di IJSL

Motobalapan | Berita Vlova -
Metrotvnews.com, Jakarta: Indonesia Junior Soccer League (IJSL) tidak ingin seorang anak kehilangan mimpi menjadi pesepakbola karena ketatnya persaingan yang ada. Oleh karena itu, panitia kompetisi sengaja membuat segala peraturan menjadi lebih fleksibel dan senyaman mungkin.
 
Bukan di kompetisi sepak bola kalangan usia dewasa saja, friksi di lapangan seperti protes wasit maupun ricuh antar pemain juga terjadi di IJSL yang dikhususkan untuk anak-anak usia usia dini. Bahkan saking sengitnya pertanding, aksi sembarang pukul di lapangan tetap tak terhindari.
 
Insiden anarkis itu disaksikan langsung Metrotvnews.com ketika FU 15 FA Binasentra dan Serpong SS melangsungkan laga pekan kedua IJSL U-12 di Lapangan Sepak Bola GOR Ciracas, Minggu 23 Juli. Saat itu, salah seorang pemain FU 15 memukul pemain Serpong SS untuk membela temannya yang dijatuhkan hingga menangis.
 

Klik: Ditahan Thailand, Indonesia Gagal Tampil di Piala Asia U-23

 
Mungkin, sekilas terlihat lucu ketika melihat kedua anak berebut bola hingga menangis. Namun, sikap rekannya yang spontan memukul lawan tetap mengundang kecewa. Insiden itu seakan mengingatkan kebobrokan kompetisi sepak bola dewasa Tanah Air yang rentan kericuhan.
 
Kendati demikian, panitia pertandingan punya cara bijak untuk mengatasi insiden tersebut. Wasit laga dikoordinasikan agar tidak gampang memberikan kartu kuning atau merah, kemudian pelatih yang terkait juga dipanggil agar memberikan nasihat kepada pemainnya.
 
Kebijakan ini dilakukan bukan untuk membiarkan pemain terbebas dari kesalahan. Hanya saja, hukumannya dibuat menjadi lebih ringan, yakni digantikan oleh salah satu rekannya sampai sadar atas kesalahan itu dan mau berjanji tidak mengulanginya.

Klik: Allegri Redam Spekulasi Transfer Dybala
 
Metrotvnews.com langsung berbincang dengan Dede Supriyadi selaku Direktur Kompetisi IJSL atas adanya aturan unik tersebut. Menurutnya, itu memang sengaja dilakukan agar mental anak tidak tertekan ketika menekuni sepak bola. 
 
"Semangat, mental, atau motivasi anak-anak sangat kami jaga dalam IJSL. Salah satu caranya dengan membuat peraturan yang senyaman mungkin dalam kompetisi," kata Dede.
 
"Soalnya setelah wasit mengeluarkan kartu kuning atau merah, pemain yang bersangkutan akan disalahkan rekan setim atau bahkan orang tuanya. Itu tentu tidak baik untuk memori anak karena bisa membuatnya trauma dan kurang bersemangat bertanding," tambahnya.
 
Dijelaskan Dede lebih lanjut, sejatinya vonis kartu kuning maupun kartu merah tetap berlaku di IJSL kategori usia apapun. Namun, vonis itu baru diberikan apabila ada anak yang melakukan pelanggaran fatal dengan sengaja.
 
"Dulu, pernah ada anak yang sengaja mengejar pemain lawan dan langsung memukulnya. Tindakan seperti itulah yang kami anggap fatal. Tapi, kalau masih sebatas mendorong atau memukul secara spontan masih kami maklumi. Mereka semua masih kecil, jadi semangat mereka harus benar-benar dijaga dengan baik," papar Dede.
 
Sebagai tindak lanjut pembentukan mental, Dede juga menerangkan pihaknya sudah merekrut wasit khusus untuk memimpin tiap laga IJSL. Lisensi wasit itu minimal C3 dan harus mau bertugas sebagai pengajar juga di lapangan.
 
"Tugas wasit di IJSL sangat berat. Pasalnya, mereka harus mau mengajarkan peraturan dan berbagai pelanggaran yang tidak diperbolehkan dalam sepak bola. Jadi, mereka tidak hanya meniup peluit dan mengambil keputusan saja," pungkas Dede.
 
Jika ditotal dari semua kategori usia yang dipertandingkan (U-8, U-10, dan U-12) terdapat 88 tim yang ikut berkompetisi di IJSL 2017. Mayoritas tim yang berpartisipasi memang berasal dari Jabodetabek, namun tetap ada peserta dari Bandung dan Semarang yang ikut ambil bagian.
 
...


Sumber : http://ift.tt/2uW1QK9

Demikianlah Artikel Mentalitas Anak Mendapat Perhatian Khusus di IJSL

Sekianlah artikel Mentalitas Anak Mendapat Perhatian Khusus di IJSL kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Mentalitas Anak Mendapat Perhatian Khusus di IJSL dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/07/mentalitas-anak-mendapat-perhatian.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :