Kualitas Udara Jabodetabek Masuk Level tak Sehat
Kualitas Udara Jabodetabek Masuk Level tak Sehat
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Kualitas Udara Jabodetabek Masuk Level tak Sehat telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Kualitas Udara Jabodetabek Masuk Level tak Sehat
link : Kualitas Udara Jabodetabek Masuk Level tak Sehat
Judul : Kualitas Udara Jabodetabek Masuk Level tak Sehat
link : Kualitas Udara Jabodetabek Masuk Level tak Sehat
Motobalapan | Berita Vlova - Metrotvnews.com, Jakarta: Kualitas udara di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sejak Januari memasuki level tidak sehat. Temuan Greenpeace Indonesia itu serupa hasil pemantauan udara yang juga dilakukan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Bondan Andriyanu mengungkapkan, angka salah satu polutan paling berbahaya, Particulate Matter (PM) 2.5 harian di Jabodetabek, jauh melebihi standar WHO. Standar WHO diketahui 25 mg/m3 dan Baku Mutu Udara Ambien Nasional 65 mg/m3.
"Kualitas udara Jabodetabek jauh melebihi strandar WHO selama semester pertama," kata Bondan dalam jumpa pers di Plaza Indonesia, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Minggu 30 Juli 2017.
Menurut Bondan, kualitas udara yang baik di Jakarta hanya terhitung selama 20 hari. Kondisi itu menjadi pertanda buruk bagi warga Jakarta serta masyarakat luar Jakarta yang mayoritas beraktivitas di Ibu Kota.
"Konsentrasi Polutan PM 2,5 yang tinggi sangat berbahaya bagi kelompok sensitif seperti anak-anak, ibu hamil, dan kelompok lanjut usia," tutur dia.
Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Bondan Andriyanu mengungkapkan, angka salah satu polutan paling berbahaya, Particulate Matter (PM) 2.5 harian di Jabodetabek, jauh melebihi standar WHO. Standar WHO diketahui 25 mg/m3 dan Baku Mutu Udara Ambien Nasional 65 mg/m3.
"Kualitas udara Jabodetabek jauh melebihi strandar WHO selama semester pertama," kata Bondan dalam jumpa pers di Plaza Indonesia, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Minggu 30 Juli 2017.
Menurut Bondan, kualitas udara yang baik di Jakarta hanya terhitung selama 20 hari. Kondisi itu menjadi pertanda buruk bagi warga Jakarta serta masyarakat luar Jakarta yang mayoritas beraktivitas di Ibu Kota.
"Konsentrasi Polutan PM 2,5 yang tinggi sangat berbahaya bagi kelompok sensitif seperti anak-anak, ibu hamil, dan kelompok lanjut usia," tutur dia.
Greenpeace menghitung risiko kematian akibat penyakit stroke di 21 lokasi pemantauan meningkat dua kali lipat akibat tingginya konsentrasi PM 2,5. Warga di beberapa lokasi seperti Cibubur dan Warung Buncit mengalami peningkatan kematian akibat penyakit pernapasan akut pada anak-anak.
"Karena kualitas udara buruk kita bisa mendapatkan risiko stroke dua kali lipat," imbuh dia.
Perangkat pemantauan udara yang bisa mengukur konsentrasi polutan berbahaya sangat diperlukan. Saat ini, hanya terdapat lima lokasi pemantauan dengan data kualitas udara yang belum real time.
"Keberadaan perangkat pemantauan konsentrasi PM 2,5 sangat penting sebagai langkah preventif agar masyarakat bisa mengetahui kondisi udara terkini dan pemerintah daera bisa merancang kebijakan untuk mencegah kondisi udara lebih buruk lagi," ujar dia.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, kasus infeksi akut pada pernafasan atas tercatat 2.867 kasus di Cengkareng, 2.789 kasus di Duren Sawit, 2.150 kasus di Matraman, dan 2.078 kasus di Kalideres. Sebanyak 1.216 kasus juga terjadi di Cempaka Putih, 1.268 kasus di Pademangan, 1.058 kasus di Cilincing, 1.081 kasus di Kebon Jeruk, 921 kasus di Tebet, 894 kasus di Pasar Minggu, dan 794 kasus di Pancoran....
Sumber : http://ift.tt/2waMVsi
"Karena kualitas udara buruk kita bisa mendapatkan risiko stroke dua kali lipat," imbuh dia.
Perangkat pemantauan udara yang bisa mengukur konsentrasi polutan berbahaya sangat diperlukan. Saat ini, hanya terdapat lima lokasi pemantauan dengan data kualitas udara yang belum real time.
"Keberadaan perangkat pemantauan konsentrasi PM 2,5 sangat penting sebagai langkah preventif agar masyarakat bisa mengetahui kondisi udara terkini dan pemerintah daera bisa merancang kebijakan untuk mencegah kondisi udara lebih buruk lagi," ujar dia.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, kasus infeksi akut pada pernafasan atas tercatat 2.867 kasus di Cengkareng, 2.789 kasus di Duren Sawit, 2.150 kasus di Matraman, dan 2.078 kasus di Kalideres. Sebanyak 1.216 kasus juga terjadi di Cempaka Putih, 1.268 kasus di Pademangan, 1.058 kasus di Cilincing, 1.081 kasus di Kebon Jeruk, 921 kasus di Tebet, 894 kasus di Pasar Minggu, dan 794 kasus di Pancoran....
Sumber : http://ift.tt/2waMVsi
Demikianlah Artikel Kualitas Udara Jabodetabek Masuk Level tak Sehat
Sekianlah artikel Kualitas Udara Jabodetabek Masuk Level tak Sehat kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Kualitas Udara Jabodetabek Masuk Level tak Sehat dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/07/kualitas-udara-jabodetabek-masuk-level.html