Bertemu PM Belanda, Jokowi Ungkapkan Kekhawatiran Kampanye Hitam Sawit Merugikan RI
Bertemu PM Belanda, Jokowi Ungkapkan Kekhawatiran Kampanye Hitam Sawit Merugikan RI
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Bertemu PM Belanda, Jokowi Ungkapkan Kekhawatiran Kampanye Hitam Sawit Merugikan RI telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Bertemu PM Belanda, Jokowi Ungkapkan Kekhawatiran Kampanye Hitam Sawit Merugikan RI
link : Bertemu PM Belanda, Jokowi Ungkapkan Kekhawatiran Kampanye Hitam Sawit Merugikan RI
Judul : Bertemu PM Belanda, Jokowi Ungkapkan Kekhawatiran Kampanye Hitam Sawit Merugikan RI
link : Bertemu PM Belanda, Jokowi Ungkapkan Kekhawatiran Kampanye Hitam Sawit Merugikan RI
Motobalapan | Berita Vlova - Metrotvnews.com, Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengkhawatirkan kampanye hitam dan diskriminasi terhadap kelapa sawit Indonesia akan merugikan ekspor sawit Tanah Air.
Hal tersebut ditegaskan Jokowi saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di Hotel Steigenberger, Hamburg, Jerman, Sabtu 8 Juli 2017 waktu setempat.
"Ada satu hal yang ingin saya mintakan perhatian, yaitu terkait ekspor kelapa sawit Indonesia," kata Jokowi, seperti disampaikan Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu 8 Juli 2017.
Jokowi menggarisbawahi bahwa kelapa sawit Indonesia terus mengalami kampanye negatif di Eropa. "Baru-baru ini, Parlemen Eropa mengeluarkan resolusi mengenai sawit dan deforestasi. Penjelasan Indonesia sebelum resolusi sama sekali tidak diperhatikan," ucap Presiden.
Dia mengakui bahwa resolusi tersebut sifatnya tidak mengikat bagi eksekutif, namun Presiden merasa khawatir kampanye hitam dan diskriminasi tersebut akan merugikan ekspor sawit Indonesia.
Baca: Indonesia Nilai Resolusi Parlemen Eropa Diskriminatif
"Saya meminta kiranya Belanda dapat memberlakukan secara fair ekspor sawit Indonesia ke Eropa," tegas Jokowi.
Selain itu, Presiden juga mengharapkan Belanda dapat mendukung upaya Indonesia agar model kerja sama standarisasi kayu dan produk kayu melalui Forest, Law, Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) dapat juga dibuat untuk sawit.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menuding Resolusi Parlemen Eropa terhadap sawit Indonesia merupakan kampanye hitam. Resolusi itu untuk menjatuhkan harga sawit Indonesia di tingkat dunia.
Menurut parlemen Uni Eropa, sawit di Indonesia masih menciptakan banyak masalah. Mulai dari deforestasi, korupsi, pekerja anak-anak, sampai pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Indonesia oleh parlemen Uni Eropa bahkan dilarang untuk mengekspor sawit dan biodiesel ke negara lain.
Amran menjelaskan, ada komunitas di bawah sawit dan pekerja sawit. Jumlahnya sekitar 11 juta. Kalau harga CPO jatuh, petani akan mencari penghasilan lain. Kalau cari penghasilan lain, biasanya membabat hutan. Tidak ada yang bisa mencegah hal itu.
Amran mencatat, ada beberapa negara, seperti Prancis, yang selalu getol berkampanye hitam terhadap sawit Indonesia. Menurut dia, mereka mengimpor sawit dalam skala kecil, yakni 200 ribu ton. Amran memastikan pihaknya tengah mengevaluasi kerja sama pertanian terhadap Prancis.
Tidak hanya itu, Amran juga heran terhadap kebijakan Uni Eropa yang seakan-akan menganggap lebih penting menyelamatkan orang utan di Kalimantan ketimbang manusia yang hidup di dalamnya.
Hal tersebut ditegaskan Jokowi saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di Hotel Steigenberger, Hamburg, Jerman, Sabtu 8 Juli 2017 waktu setempat.
"Ada satu hal yang ingin saya mintakan perhatian, yaitu terkait ekspor kelapa sawit Indonesia," kata Jokowi, seperti disampaikan Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu 8 Juli 2017.
Jokowi menggarisbawahi bahwa kelapa sawit Indonesia terus mengalami kampanye negatif di Eropa. "Baru-baru ini, Parlemen Eropa mengeluarkan resolusi mengenai sawit dan deforestasi. Penjelasan Indonesia sebelum resolusi sama sekali tidak diperhatikan," ucap Presiden.
Dia mengakui bahwa resolusi tersebut sifatnya tidak mengikat bagi eksekutif, namun Presiden merasa khawatir kampanye hitam dan diskriminasi tersebut akan merugikan ekspor sawit Indonesia.
Baca: Indonesia Nilai Resolusi Parlemen Eropa Diskriminatif
"Saya meminta kiranya Belanda dapat memberlakukan secara fair ekspor sawit Indonesia ke Eropa," tegas Jokowi.
Selain itu, Presiden juga mengharapkan Belanda dapat mendukung upaya Indonesia agar model kerja sama standarisasi kayu dan produk kayu melalui Forest, Law, Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) dapat juga dibuat untuk sawit.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menuding Resolusi Parlemen Eropa terhadap sawit Indonesia merupakan kampanye hitam. Resolusi itu untuk menjatuhkan harga sawit Indonesia di tingkat dunia.
Menurut parlemen Uni Eropa, sawit di Indonesia masih menciptakan banyak masalah. Mulai dari deforestasi, korupsi, pekerja anak-anak, sampai pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Indonesia oleh parlemen Uni Eropa bahkan dilarang untuk mengekspor sawit dan biodiesel ke negara lain.
Amran menjelaskan, ada komunitas di bawah sawit dan pekerja sawit. Jumlahnya sekitar 11 juta. Kalau harga CPO jatuh, petani akan mencari penghasilan lain. Kalau cari penghasilan lain, biasanya membabat hutan. Tidak ada yang bisa mencegah hal itu.
Amran mencatat, ada beberapa negara, seperti Prancis, yang selalu getol berkampanye hitam terhadap sawit Indonesia. Menurut dia, mereka mengimpor sawit dalam skala kecil, yakni 200 ribu ton. Amran memastikan pihaknya tengah mengevaluasi kerja sama pertanian terhadap Prancis.
Tidak hanya itu, Amran juga heran terhadap kebijakan Uni Eropa yang seakan-akan menganggap lebih penting menyelamatkan orang utan di Kalimantan ketimbang manusia yang hidup di dalamnya.
Demikianlah Artikel Bertemu PM Belanda, Jokowi Ungkapkan Kekhawatiran Kampanye Hitam Sawit Merugikan RI
Sekianlah artikel Bertemu PM Belanda, Jokowi Ungkapkan Kekhawatiran Kampanye Hitam Sawit Merugikan RI kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Bertemu PM Belanda, Jokowi Ungkapkan Kekhawatiran Kampanye Hitam Sawit Merugikan RI dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/07/bertemu-pm-belanda-jokowi-ungkapkan.html