Benarkah Bayi yang Lahir di Air Berisiko Terkena Bakteri Legionnaires?
Benarkah Bayi yang Lahir di Air Berisiko Terkena Bakteri Legionnaires?
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Benarkah Bayi yang Lahir di Air Berisiko Terkena Bakteri Legionnaires? telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Benarkah Bayi yang Lahir di Air Berisiko Terkena Bakteri Legionnaires?
link : Benarkah Bayi yang Lahir di Air Berisiko Terkena Bakteri Legionnaires?
Judul : Benarkah Bayi yang Lahir di Air Berisiko Terkena Bakteri Legionnaires?
link : Benarkah Bayi yang Lahir di Air Berisiko Terkena Bakteri Legionnaires?
Motobalapan | Berita Vlova - Metrotvnews.com, Arizona: Dua bayi di Arizona yang dilahirkan melalui proses water birth atau di dalam air, baru-baru ini mengembangkan penyakit Legionnaires beberapa hari setelah mereka lahir. Legionnaires merupakan penyakit sejenis infeksi bakteri paru-paru.
Kedua bayi tersebut berhasil sembuh setelah dirawat di rumah sakit. Para ahli kesehatan yang menyelidiki kasus tersebut mengidentifikasi banyak celah dalam pencegahan infeksi untuk kelahiran air yang mungkin telah menyebabkan paparan bayi terhadap bakteri Legionella yang membuat mereka sakit.

Pada kasus pertama yang terjadi awal tahun 2016, seorang bayi dilahirkan oleh seorang bidan ke dalam bak berisi air keran.
Bak mandi dibersihkan dan diisi air tepat sebelum kelahiran dan bayi tersebut tampaknya tidak menghirup banyak air selama proses kelahiran.
Tapi, sehari kemudian, bayi tersebut mulai kesulitan bernapas dan dibawa ke rumah sakit. Bayi tersebut ditemukan memiliki penyakit legiuner dan kondisi jantung kongenital yang tidak terkait dengan infeksi.
Bakteri legionella dapat tumbuh dalam sistem air termasuk bak air panas, AC dan sistem pipa ledeng.
Kedua bayi tersebut berhasil sembuh setelah dirawat di rumah sakit. Para ahli kesehatan yang menyelidiki kasus tersebut mengidentifikasi banyak celah dalam pencegahan infeksi untuk kelahiran air yang mungkin telah menyebabkan paparan bayi terhadap bakteri Legionella yang membuat mereka sakit.
Pada kasus pertama yang terjadi awal tahun 2016, seorang bayi dilahirkan oleh seorang bidan ke dalam bak berisi air keran.
Bak mandi dibersihkan dan diisi air tepat sebelum kelahiran dan bayi tersebut tampaknya tidak menghirup banyak air selama proses kelahiran.
Tapi, sehari kemudian, bayi tersebut mulai kesulitan bernapas dan dibawa ke rumah sakit. Bayi tersebut ditemukan memiliki penyakit legiuner dan kondisi jantung kongenital yang tidak terkait dengan infeksi.
Bakteri legionella dapat tumbuh dalam sistem air termasuk bak air panas, AC dan sistem pipa ledeng.
Dalam kasus kedua yang terjadi April 2016, bayi tersebut lahir di rumah dalam jacuzzi yang disewa dengan jet spa. Bak mandi ditempatkan di kamar tidur, dan dipenuhi air keran yang dipanaskan sampai 36,7 derajat Celsius.
Selama kelahiran, sang ibu pertama-tama berada di luar bak, dan masuk ke dalam bak saat akan mengeluarkan bayi. Bayi tersebut juga tampaknya tidak menghirup air selama kelahiran.
Namun, tiga hari setelah kelahiran bayi tersebut mengalami demam tinggi dan dibawa ke rumah sakit. Ia pun dinyatakan positif terkena bakteri Legionella.
(Baca juga: 5 Fakta tentang Otak Bayi)
Para peneliti mencatat bahwa air keran tidak steril dan bakteri Legionella dapat tumbuh dan menyebar ke dalam sistem keran. Selain itu, suhu tinggi air yang digunakan di Jacuzzi berada dalam kisaran optimal untuk pertumbuhan Legionella.

American College of Obstetricians and Gynecologits (ACOG) mengatakan bahwa menjalani tahap awal persalinan di air mungkin memberikan banyak manfaat seperti waktu persalinan yang lebih singkat. Namun, tidak ada cukup data mengenai risiko dan manfaat sesungguhnya melahirkan dalam air.
ACOG merekomendasikan untuk tidak melahirkan dalam air. Selain itu, kelahiran dalam air harus menerapkan keamanan yang ketat untuk pemeliharaan dan kebersihan bak serta airnya.
<iframe class="embedv" width="620" height="415" src="http://bit.ly/2tnDpls; frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Selama kelahiran, sang ibu pertama-tama berada di luar bak, dan masuk ke dalam bak saat akan mengeluarkan bayi. Bayi tersebut juga tampaknya tidak menghirup air selama kelahiran.
Namun, tiga hari setelah kelahiran bayi tersebut mengalami demam tinggi dan dibawa ke rumah sakit. Ia pun dinyatakan positif terkena bakteri Legionella.
(Baca juga: 5 Fakta tentang Otak Bayi)
Para peneliti mencatat bahwa air keran tidak steril dan bakteri Legionella dapat tumbuh dan menyebar ke dalam sistem keran. Selain itu, suhu tinggi air yang digunakan di Jacuzzi berada dalam kisaran optimal untuk pertumbuhan Legionella.
American College of Obstetricians and Gynecologits (ACOG) mengatakan bahwa menjalani tahap awal persalinan di air mungkin memberikan banyak manfaat seperti waktu persalinan yang lebih singkat. Namun, tidak ada cukup data mengenai risiko dan manfaat sesungguhnya melahirkan dalam air.
ACOG merekomendasikan untuk tidak melahirkan dalam air. Selain itu, kelahiran dalam air harus menerapkan keamanan yang ketat untuk pemeliharaan dan kebersihan bak serta airnya.
<iframe class="embedv" width="620" height="415" src="http://bit.ly/2tnDpls; frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Demikianlah Artikel Benarkah Bayi yang Lahir di Air Berisiko Terkena Bakteri Legionnaires?
Sekianlah artikel Benarkah Bayi yang Lahir di Air Berisiko Terkena Bakteri Legionnaires? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Benarkah Bayi yang Lahir di Air Berisiko Terkena Bakteri Legionnaires? dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/07/benarkah-bayi-yang-lahir-di-air.html