Ketika Agama Kehilangan Tuhan dan Cintanya

Ketika Agama Kehilangan Tuhan dan Cintanya - Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Ketika Agama Kehilangan Tuhan dan Cintanya telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru Artikel Trending, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.

Judul : Ketika Agama Kehilangan Tuhan dan Cintanya

link : Ketika Agama Kehilangan Tuhan dan Cintanya

Motobalapan | Rangkaian aksi teror yang terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia, akhirnya melahirkan banyak tanda tanya di tengah publik. Ada juga yang mempertanyakan fungsi dan makna agama di masa kini.  Bahkan, ada pula yang menyoal seolah keberadaan agama di masa kini sudah berbeda dengan zaman dulu. Hal itu dapat dilihat dari ungkapan masyarakat yang diedarkan melalui media sosial seperti kutipan di bawah ini?



Dulu agama menghancurkan berhala...
Kini agama jadi berhala...
Tak kenal Tuhannya...
Yang penting agamanya...
Dulu orang berhenti membunuh karena agama...
Sekarang orang saling membunuh karena agama...
Dulu orang saling mengasihi karena beragama...
Kini orang saling membenci karena beragama....
Agama tak pernah berubah ajarannya dari dulu...
Tuhan nya pun tak pernah berubah dari dulu...
Lalu yg berubah apanya?
Manusia nya?
Dulu orang belajar agama sebagai modal, untuk mempelajari ilmu lainnya...
Sekarang orang malas belajar ilmu lainnya, maunya belajar agama saja...
Dulu pemimpin agama dipilih berdasarkan kepintarannya, yg paling cerdas di antara orang2 lainnya ...

Sekarang orang yg paling dungu yg tidak bisa bersaing dengan orang2 lainnya, dikirim untuk belajar jadi pemimpin agama...
Dulu para siswa diajarkan untuk harus belajar giat dan berdoa untuk bisa menempuh ujian...
Sekarang siswa malas belajar, tapi sesaat sebelum ujian berdoa paling kencang, krn diajarkan pemimpin agamanya untuk berdoa supaya lulus...
Dulu agama mempererat hubungan manusia dengan Tuhan...
Sekarang manusia jauh dari Tuhan karena terlalu sibuk dengan urusan2 agama...
Dulu agama ditempuh untuk mencari wajah Tuhan
Sekarang agama ditempuh untuk cari muka di hadapan Tuhan.
Esensi beragama telah dilupakan...
Agama kini hanya komoditi yg menguntungkan pelaku bisnis berbasis agama karena semua yg berbau agama telah didewa-dewakan, tak kan pernah dianggap salah, tak pernah ditolak, dan jadi keperluan pokok melebihi sandang, pangan, papan.
Agama jadi hobi, tren, dan bahkan pelarian karena tak tau lagi mesti mengerjakan apa.
Agama kini diperTuhankan , sedang Tuhan itu sendiri dikesampingkan.
Agama dulu memuja Tuhan...
Agama kini menghujat Tuhan...
Nama Tuhan dijual, diperdagangkan, dijaminkan, dijadikan murahan, oleh orang2 yg merusak, membunuh, sambil meneriakkan nama Tuhan...
Tuhan mana yang mengajarkan tuk membunuh?
Tuhan mana yg mengajarkan tuk membenci..?
Tapi manusia membunuh, membenci, mengintimidasi, merusak, sambil dengan bangga meneriakkan nama Tuhan, berpikir bahwa Tuhan sedang disenangkan ketika ia menumpahkan darah manusia lainnya.
Agama dijadikan senjata tuk menghabisi manusia lainnya.
Dan tanpa disadari manusia sedang merusak reputasi Tuhan, dan sedang mengubur Tuhan dalam2 dibalik gundukan aturan agama.
Sebarkan agar banyak yg sadar dan melek.

Apakah ungkapan di atas hanya tulisan asal-asalan? Jika melihat adanya aksi teror dan banyaknya korban berjatuhan, ungkapan di atas bukanlah asal tulis tapi merupakan potret dari gejala realitas yang telah terjadi di masa kini. Faktanya, di Indonesia sendiri ada kelompok yang mengaku sebagai pembela agama, tapi tindakannya akrab dengan kekerasan dan sikap intoleransi. Ada pula teror nyata yang telah menimbulkan korban jiwa.

Pertanyaan yang muncul kemudian; kenapa agama di masa kini seolah telah kehabisan cinta hingga seperti kehilangan Tuhan? Benarkah umat beragama masa kini sudah kehabidan cinta hingga melahirkan teror-teror yang muncul silih berganti? Mungkinkah ada pihak tertentu yang membajak agama dan disalahgunakan untuk agenda politik tertentu? Pertanyaan-pertanyaan di atas patut dijadikan bahan renungan bersama.

Bila memang ada yang membajak agama untuk agenda politik tertentu, maka harus ada langkah konkrit untuk menyelamatkan agama dari tangan bandit-bandit pembajak agama. Setidaknya, harus ada yang berani menghadirkan lagi rasa cinta kasih dalam kehidupan beragama seperti yang pernah ditunjukkan penyair sufi Jalaludin Rumi. Di masa lalu, Rumi memang pernah ditentang dan dianggap sesat. Namun bila memahami isi pikiran Rumi dengan jernih, ada banyak kebenaran yang telah dibelanya. Seperti kutipan puisi di bawah ini contohnya.
...
Saya adalah muslim, saya juga Yahudi dan Nasrani
Aku berwakal kepada mu al-Haq Yang Maha Tinggi
Yang tidak jauh dari ku
Aku tidak memiliki apa pun selain Tuhan Yang Satu
Baik di masjid atau gereja bahkan di tempa para berhala
Wajah Mu Yang Mulia sebagai tujuan adalah kenikmatan bagi ku
Tidaklah jauh dari ku, Ia benar-benar dekat.

Sebagai seorang pemikir sekaligus sastrawan Rumi berusaha memberikan
pengertian-pengertian bahwa tidak akan ada hidup tanpa cinta. Jika seseorang hidup tanpa ada rasa cinta maka kehidupan tidak akan pernah damai dan kehidupan manusia akan
berantakan. Manusia akan hidup dalam ketakutan terhadap sesama mereka. Untuk membangun cinta di dunia menurut Rumi pengorbana merupakan hal yang mutlak untuk dilakukan. Tidak ada cinta tanpa pengorbanan.
Bila bukan karena Cinta,
bagaimana sesuatu yang organik berubah menjadi tumbuhan?
Bagaimana tumbuhan akan mengorbankan diri
demi memperoleh ruh (hewani)?
Bagaimana ruh (hewani) akan mengorbankan diri
demi memperoleh Ruh yang menghamiliMaryam?
Semua itu akan menjadi beku dan kaku bagai salju,
tidak dapat terbang serta mencari padang ilalang bagai belalang
Setiap atom jatuh cinta pada Yang Maha Sempurna
dan naik ke atas laksana tunas
Cita-cita mereka yang tak terdengar,
sesunggunya adalah lagu pujian Keagungan pada Tuhan.

Atas nama cinta semuanya membutuhkan pengorbanan. Apa yang dikatakan oleh Rumi di atas merupakan bentuk pengorbanan antar satu makhluk terhadap makhluk lain
yang berakhir pada kebutuhan manusia. Pengorbanan itu dilakukan semata-mata untuk sebuah cinta pada Tuhan Yang Maha Agung. Setiap makhluk diciptakan Allah Swt.,
Tuhan Yang Maha Besar, mempunyai keinginan untuk segera bertemu dan rindu kepada asal Penciptanya.

Jalaludin Rumi sangat menganjurkan agar manusia hidup dengan menjadikan cinta sebagai dasar. Cinta itu akan menghilangkan segala prasangka dan kebencian yang hanya
akan membatasi dan menghambat hati manusia untuk mengenal Allah Swt. Jika hidup toleransi merupakan bagian dari pluralisme Rumi mengajarkan lebih dari sekedar toleransi dalam hidup. Perlunya manusia untuk berbaik sangka terhadap apa yang terjadi dengan manusia lain karena tidak seorangpun tahu bahwa ia sedang diuji. Sebaliknya tidak semua perbuatan yang tidak baik dilakukan oleh seseorang atas kehendaknya sendiri. Rumi dalam hal ini memandang bahwa setiap prilaku yang dilakukan oleh manusia tanpa ia mampu menolaknya adalah taqdir Allah terhadap manusia dan ujian terhadap manusia lain. Hal itu sebagaimana terdapat dalam puisinya:
Baik Musa maupun Fir’aun adalah Pemuja Yang Maha Besar
Sekalipun tampak yang pertama menemukan jalan
dan yang lain kehilangan jalan
di siang hari Musa berseru kepada Tuhan;
di Tengah malam Fir’aun mulai merintih.
Andai saja semua orang punya cinta seperti Rumi, dunia ini mungkin tak segaduh ini. Bukan begitu? (@SutBudiharto)


Demikianlah Artikel Ketika Agama Kehilangan Tuhan dan Cintanya

Sekianlah artikel Ketika Agama Kehilangan Tuhan dan Cintanya kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Ketika Agama Kehilangan Tuhan dan Cintanya dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/06/ketika-agama-kehilangan-tuhan-dan.html

Subscribe to receive free email updates: