Kado Lebaran yang 'Pahit' bagi Peritel
Kado Lebaran yang 'Pahit' bagi Peritel
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Kado Lebaran yang 'Pahit' bagi Peritel telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Kado Lebaran yang 'Pahit' bagi Peritel
link : Kado Lebaran yang 'Pahit' bagi Peritel
Judul : Kado Lebaran yang 'Pahit' bagi Peritel
link : Kado Lebaran yang 'Pahit' bagi Peritel
Motobalapan | Berita Vlova - Metrotvnews.com, Jakarta: Momen Hari Raya Lebaran semestinya dirasakan manis oleh seluruh pihak. Namun, pada kenyataannya tidak bagi para pengusaha ritel.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan konsumsi ritel pada Lebaran tahun ini sedang terpuruk. Kondisi itu diakuinya sudah terjadi sejak dua tahun belakangan ini.
baca : Ada Perbedaan Kondisi Makro dan Mikro Indonesia
"Kami sedang terpuruk karena situasi ritel sekarang sedang lesu," ucap Roy melalui sambungan telepon Media Indonesia, Rabu 28 Juni 2017.
Pada Lebaran tahun lalu, pertumbuhan konsumsi ritel mencapai 5 hingga 6 persen. Namun, situasi itu dinilainya tidak akan terjadi pada tahun ini. Pasalnya, kinerja pertumbuhan ritel selama awal Ramadan lalu justru menurun dari 4,1 persen pada April 2017 menjadi 3,6 persen pada Mei 2017.
"Saya dapat kabar dari teman-teman ritel kalau situasi rendahnya konsumsi masih berlanjut sampai awal Juni. Data belum kami peroleh secara menyeluruh, tapi informasi dari lapangan seringkali stok masih penuh," tukas Roy.
Tren kelesuan konsumsi itu meliputi hampir seluruh jenis barang ritel, seperti makanan, minuman, dan pakaian.
Roy menduga kondisi terpuruknya ritel disebabkan oleh perubahan pola berbelanja masyarakat dari yang biasanya berbelanja bulanan menjadi sesuai kebutuhan.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan konsumsi ritel pada Lebaran tahun ini sedang terpuruk. Kondisi itu diakuinya sudah terjadi sejak dua tahun belakangan ini.
baca : Ada Perbedaan Kondisi Makro dan Mikro Indonesia
"Kami sedang terpuruk karena situasi ritel sekarang sedang lesu," ucap Roy melalui sambungan telepon Media Indonesia, Rabu 28 Juni 2017.
Pada Lebaran tahun lalu, pertumbuhan konsumsi ritel mencapai 5 hingga 6 persen. Namun, situasi itu dinilainya tidak akan terjadi pada tahun ini. Pasalnya, kinerja pertumbuhan ritel selama awal Ramadan lalu justru menurun dari 4,1 persen pada April 2017 menjadi 3,6 persen pada Mei 2017.
"Saya dapat kabar dari teman-teman ritel kalau situasi rendahnya konsumsi masih berlanjut sampai awal Juni. Data belum kami peroleh secara menyeluruh, tapi informasi dari lapangan seringkali stok masih penuh," tukas Roy.
Tren kelesuan konsumsi itu meliputi hampir seluruh jenis barang ritel, seperti makanan, minuman, dan pakaian.
Roy menduga kondisi terpuruknya ritel disebabkan oleh perubahan pola berbelanja masyarakat dari yang biasanya berbelanja bulanan menjadi sesuai kebutuhan.
"Perubahan pola ini berpengaruh sampai ke Lebaran karena itu tadi, minggu pertama hingga kedua puasa pertumbuhannya tidak baik," ujarnya.
Berbagai faktor dinilai mempengaruhi kondisi itu. Roy menilai ada sentimen negatif di masyarakat terhadap kondisi politik, sosial, dan ekonomi Indonesia. Masyarakat semakin kurang percaya pada kinerja pemerintah, meski indikator-indikator makro ekonomi Indonesia tercatat membaik.
"Kondisi makro Indonesia bagus, kredit macet perbankan juga menurun, tapi kenapa mikronya jelek? Artinya, ada variabel yang tidak terukur di sana, yaitu sentimen masyarakat terhadap negeri ini," papar Roy.
Notification ! Beberapa artikel di blog ini terkadang berisi informasi dari berbagai macam sumber. Hak cipta berupa gambar, teks, dan link sepenuhnya dimiliki oleh web tersebut.
Diolah dan ditulis oleh Berita Vlova, untuk disajikan kembali dengan gaya tulisan dan bahasa yang berbeda dari sumbernya sehingga bisa memberikan manfaat dan kenyamanan bagi anda dalam membacanya, setiap tulisan artikel di website ini akan kami perbarui disetiap waktu dan kesempatan yang ada, jika anda tidak keberatan silahkan berkomentar di bawah postingan ini ataupun jika anda berkeinginan silahkan share ulang artikel ini dan jangan lupa juga untuk ikuti (Follow) kami.
Berbagai faktor dinilai mempengaruhi kondisi itu. Roy menilai ada sentimen negatif di masyarakat terhadap kondisi politik, sosial, dan ekonomi Indonesia. Masyarakat semakin kurang percaya pada kinerja pemerintah, meski indikator-indikator makro ekonomi Indonesia tercatat membaik.
"Kondisi makro Indonesia bagus, kredit macet perbankan juga menurun, tapi kenapa mikronya jelek? Artinya, ada variabel yang tidak terukur di sana, yaitu sentimen masyarakat terhadap negeri ini," papar Roy.
Notification ! Beberapa artikel di blog ini terkadang berisi informasi dari berbagai macam sumber. Hak cipta berupa gambar, teks, dan link sepenuhnya dimiliki oleh web tersebut.
Diolah dan ditulis oleh Berita Vlova, untuk disajikan kembali dengan gaya tulisan dan bahasa yang berbeda dari sumbernya sehingga bisa memberikan manfaat dan kenyamanan bagi anda dalam membacanya, setiap tulisan artikel di website ini akan kami perbarui disetiap waktu dan kesempatan yang ada, jika anda tidak keberatan silahkan berkomentar di bawah postingan ini ataupun jika anda berkeinginan silahkan share ulang artikel ini dan jangan lupa juga untuk ikuti (Follow) kami.
Demikianlah Artikel Kado Lebaran yang 'Pahit' bagi Peritel
Sekianlah artikel Kado Lebaran yang 'Pahit' bagi Peritel kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Kado Lebaran yang 'Pahit' bagi Peritel dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/06/kado-lebaran-yang-pahit-bagi-peritel.html