Survei Litbang Kompas, Rakyat Terima Pemilu: Ijtima Ulama Wakili Siapa? Apa Cuma Kacung Prabowo?
Survei Litbang Kompas, Rakyat Terima Pemilu: Ijtima Ulama Wakili Siapa? Apa Cuma Kacung Prabowo?
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Survei Litbang Kompas, Rakyat Terima Pemilu: Ijtima Ulama Wakili Siapa? Apa Cuma Kacung Prabowo? telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Trending, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Survei Litbang Kompas, Rakyat Terima Pemilu: Ijtima Ulama Wakili Siapa? Apa Cuma Kacung Prabowo?
link : Survei Litbang Kompas, Rakyat Terima Pemilu: Ijtima Ulama Wakili Siapa? Apa Cuma Kacung Prabowo?
Judul : Survei Litbang Kompas, Rakyat Terima Pemilu: Ijtima Ulama Wakili Siapa? Apa Cuma Kacung Prabowo?
link : Survei Litbang Kompas, Rakyat Terima Pemilu: Ijtima Ulama Wakili Siapa? Apa Cuma Kacung Prabowo?
Motobalapan |
Pasca Pemilu 2019 pada 17 April lalu, media sosial Indonesia dipenuhi berita dan info hoaks yang cukup menyedihkan. Ironinya, para elit cenderung mempertontonkan sikap yang kekanak-kanakan, tidak menerima kekalahan atau tidak legowo dalam menyikapi hasil Pilpres.
Anehnya, berdasar Survei Litbang Kompas pada 24-25 April (persis setelah Pilpres selesai) justru menunjukkan hasil positif; rakyat sebagai pemilih lebih legowo menerima hasil pemilu dibanding capres dan tim suksesnya.
Seperti ini rincian hasil survei Litbang Kompas:
Sebanyak 92,5% responden (pemilih) menyatakan menerima hasil pemilu yang akan diumumkan KPU pada 22 Mei 2019 meski capres/cawapres yang didukungnya dinyatakan kalah. Hanya sekitar 0,6% responden yang menyatakan tidak terima dan siap berdemonstrasi dan 2,6% responden mendukung calonnya menggugat ke MK.
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Indonesia masih cinta damai dan bersikap dewasa dalam berpolitik, jauh dibandingkan para elit politik yang justru menyeru dan mengadu rakyatnya dengan sebutan "people power", nyatanya pemilihnya menerima saja kok.
Mayoritas rakyat di akar rumput merasa legowo meskipun jagoannya kalah tidak lepas dari kepercayaannya terhadap KPU sebagai penyelenggara pemilu.
Sebanyak 82,4% responden menyatakan percaya terhadap hasil perhitungan resmi KPU yang akan diumumkan pada 22 Mei 2019 nanti. Artinya, hanya para elit politik yang berusaha menggiring opini bahwa KPU curang sungguh amoral dan melawan kehendak rakyat!
Dalam survei ini, 95% responden menyatakan akan tetap mendukung program dan jalan pemerintahan selanjutnya meskipun capres yang didukung kalah. Sebanyak 58,6% responden juga mengaku akan menyambung kembali tali silaturahim yang sempat rusak karena perbedaan pilihan selama masa kampanye pilpres. Masyarakat Indonesia nyatanya cinta damai.
Satu-satunya yang dianggap responden sebagai permasalahan dalam Pemilu 2019 yang dilakukan secara serentak (DPR-DPD-Presiden) adalah penghitungan surat suara yang banyak jenisnya memakan waktu banyak sehingga melelahkan petugas. Sebanyak 32,9% menilai masalah itu mengganjal Pemilu 2019 karena juga memakan banyak korban (200 lebih jiwa penyelenggara). Sementara itu, sisanya adalah persoalan teknis seperti terlalu banyak surat yang harus dicoblos (ada 5 surat) 29,4% responden.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: pelaksanaan Ijtima Ulama ke-3 yang bikin gaduh itu mewakili siapa? Apakah mereka hanya jadi kacungnya Prabowo saja?
Sungguh menyedihkan ketika rakyat sudah dewasa, orang-orang yang mengaku ulama justru masih seperti anak taman kanak-kanak.
Pasca Pemilu 2019 pada 17 April lalu, media sosial Indonesia dipenuhi berita dan info hoaks yang cukup menyedihkan. Ironinya, para elit cenderung mempertontonkan sikap yang kekanak-kanakan, tidak menerima kekalahan atau tidak legowo dalam menyikapi hasil Pilpres.
Anehnya, berdasar Survei Litbang Kompas pada 24-25 April (persis setelah Pilpres selesai) justru menunjukkan hasil positif; rakyat sebagai pemilih lebih legowo menerima hasil pemilu dibanding capres dan tim suksesnya.
Seperti ini rincian hasil survei Litbang Kompas:
- Sebanyak 95% akan mendukung pemerintah selanjutnya walaupun capresnya kalah
- Sebanyak 92,5% menerima apabila pilihannya kalah
- Sebanyak 82,4% percaya hasil resmi perhitungan suara oleh KPU
- Sebanyak 84% menyatakan tidak mengalami hambatan berarti dalam pencoblosan
- Hanya 3,2% responden yang tidak mendukung capres pemenang yang bukan pilihannya
- Hanya 2,6% yang mendukung capres pilihannya yang kalah mengajukan gugatan ke MK
- Hanya 0,6% (NOL KOMA enam persen) responden yang mau demo.
Sebanyak 92,5% responden (pemilih) menyatakan menerima hasil pemilu yang akan diumumkan KPU pada 22 Mei 2019 meski capres/cawapres yang didukungnya dinyatakan kalah. Hanya sekitar 0,6% responden yang menyatakan tidak terima dan siap berdemonstrasi dan 2,6% responden mendukung calonnya menggugat ke MK.
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Indonesia masih cinta damai dan bersikap dewasa dalam berpolitik, jauh dibandingkan para elit politik yang justru menyeru dan mengadu rakyatnya dengan sebutan "people power", nyatanya pemilihnya menerima saja kok.
Mayoritas rakyat di akar rumput merasa legowo meskipun jagoannya kalah tidak lepas dari kepercayaannya terhadap KPU sebagai penyelenggara pemilu.
Sebanyak 82,4% responden menyatakan percaya terhadap hasil perhitungan resmi KPU yang akan diumumkan pada 22 Mei 2019 nanti. Artinya, hanya para elit politik yang berusaha menggiring opini bahwa KPU curang sungguh amoral dan melawan kehendak rakyat!
Dalam survei ini, 95% responden menyatakan akan tetap mendukung program dan jalan pemerintahan selanjutnya meskipun capres yang didukung kalah. Sebanyak 58,6% responden juga mengaku akan menyambung kembali tali silaturahim yang sempat rusak karena perbedaan pilihan selama masa kampanye pilpres. Masyarakat Indonesia nyatanya cinta damai.
Satu-satunya yang dianggap responden sebagai permasalahan dalam Pemilu 2019 yang dilakukan secara serentak (DPR-DPD-Presiden) adalah penghitungan surat suara yang banyak jenisnya memakan waktu banyak sehingga melelahkan petugas. Sebanyak 32,9% menilai masalah itu mengganjal Pemilu 2019 karena juga memakan banyak korban (200 lebih jiwa penyelenggara). Sementara itu, sisanya adalah persoalan teknis seperti terlalu banyak surat yang harus dicoblos (ada 5 surat) 29,4% responden.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: pelaksanaan Ijtima Ulama ke-3 yang bikin gaduh itu mewakili siapa? Apakah mereka hanya jadi kacungnya Prabowo saja?
Sungguh menyedihkan ketika rakyat sudah dewasa, orang-orang yang mengaku ulama justru masih seperti anak taman kanak-kanak.
Demikianlah Artikel Survei Litbang Kompas, Rakyat Terima Pemilu: Ijtima Ulama Wakili Siapa? Apa Cuma Kacung Prabowo?
Sekianlah artikel Survei Litbang Kompas, Rakyat Terima Pemilu: Ijtima Ulama Wakili Siapa? Apa Cuma Kacung Prabowo? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Survei Litbang Kompas, Rakyat Terima Pemilu: Ijtima Ulama Wakili Siapa? Apa Cuma Kacung Prabowo? dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2019/05/survei-litbang-kompas-rakyat-terima.html