Anak Laki-laki Jarang Bertemu Ayah Beresiko Alami Gangguan Perilaku
Anak Laki-laki Jarang Bertemu Ayah Beresiko Alami Gangguan Perilaku
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Anak Laki-laki Jarang Bertemu Ayah Beresiko Alami Gangguan Perilaku telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Tips Sehat, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Anak Laki-laki Jarang Bertemu Ayah Beresiko Alami Gangguan Perilaku
link : Anak Laki-laki Jarang Bertemu Ayah Beresiko Alami Gangguan Perilaku
Judul : Anak Laki-laki Jarang Bertemu Ayah Beresiko Alami Gangguan Perilaku
link : Anak Laki-laki Jarang Bertemu Ayah Beresiko Alami Gangguan Perilaku
Motobalapan |
Ibu memberikan kasih sayang pada anak bahkan tanpa batas, tapi peran ayah juga tak kalah vitalnya untuk perkembangan dan pendidikan anak.
Keberadaan ayah di sisi anak (terutama anak laki-laki) sangat berpengaruh terhadap perilaku atau sifat anak. Seorang anak laki-laki biasanya belajar tentang keberanian dari ayahnya.
Adapun seorang Ibu lebih dominan kepada sifat lembut dan kasih sayang. Anak laki-laki yang jarang bertemu maupun jarang berinteraksi dengan ayahnya cenderung mengalami masalah perilaku.
Ayah dan Anak Laki-lakinya | Photo credit: Shutterstock.com | By Oksana Kuzmina
Kehadiran ayah sangat penting untuk mendorong perkembangan serta menumbuhkan keberanian pada diri anak dan juga kepercayaan dirinya.
Jika anak bersama ayah, kemungkinan beberapa permainan yang akan dimainkan yaitu lari-larian, lompat-lompatan, kuda-kudaan, sepak bola dan hal-hal lainnya yang umumnya bersifat fisik.
Bagaimana jika si ayah bekerja di luar kota sehingga hanya bertemu anak seminggu/sebulan sekali?
Jika hal ini terjadi, maka tetap diusahakan berkomunikasi secara rutin melalui aplikasi video call, baik itu WhatsApp, Skype dan lainnya.
Saling tatap muka secara visual ini perlu dilakukan secara rutin oleh orang tua dan anak, sehingga mempererat ikatan emosional antara orang tua dan anak.
Dialog antara ayah dan anak sangat penting, dimana mungkin anak akan bercerita banyak tentang masalah-masalah yang dihadapinya di sekolah.
Meski jauh, seorang ayah mesti tetap dekat dengan anak-anaknya. Manfaatkan teknologi, jangan malas untuk secara rutin berkomunikasi dengan anak melalui video call.
Selain Ibu, ayah juga harus memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya. Anak-anak yang jarang mendapat kasih sayang dari ayahnya bersikap cenderung agresif, dan secara umum mengalami gangguan prilaku.
Ayah yang memiliki kedekatan dengan anak laki-lakinya sejak awal kehidupannya, menjadikan sang anak memiliki pribadi yang tenang dan bahagia saat usianya satu tahun. Manfaat kedekatan dengan sang ayah sudah bisa didapatkan dari sejak tahap awal.
Sebuah penelitian yang melibatkan 192 keluarga, menemukan bahwa anak laki-laki (balita) yang jarang berinteraksi dengan ayah cenderung terkena gangguan perilaku seperti rewel, suka teriak, cengeng, suka mengamuk, tantrum, dsb.
Hal yang penting untuk selalu diingat: proses tumbuh kembang yang baik membutuhkan kehadiran ayah dan ibu sebagai sumber kasih sayang dan panutan bagi anak.
Hindari sebisa mungkin perceraian, kasus perceraian biasanya membuat anak akan kehilangan salah satu orangtuanya.
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa efek ketidakhadiran ayah menyebabkan anak beresiko tinggi terkena gangguan psikologis subyektif seperti sedih berkepanjangan, rasa gelisah, mood mudah berubah-ubah, resiko fobia, hingga stres dan depresi.
Ketidakhadiran ayah berdampak sangat negatif terhadap perasaan anak, anak juga akan kesulitan dalam bergaul di sekolah dan lingkungannya berada.
Oleh karena itu, para ayah hendaknya menyadari bahwa dirinya memiliki peran yang sangat penting pada proses tumbuh kembang anak, khususnya anak laki-laki.
Untuk para ayah yang bekerja di luar kota sehingga terpaksa berada jauh dengan keluarganya, maka usahakan pulang ke rumah sebulan sekali (kalau bisa seminggu sekali), saat pulang bawakan oleh-oleh yang disukai anak, segera peluk dan cium anak saat sampai di rumah.
Walau biasanya yang lebih banyak mengasuh anak adalah ibu, tapi kehadiran ayah secara fisik adalah hal yang sangat dibutuhkan anak.
Keberadaan ayah di sisi anak (terutama anak laki-laki) sangat berpengaruh terhadap perilaku atau sifat anak. Seorang anak laki-laki biasanya belajar tentang keberanian dari ayahnya.
Adapun seorang Ibu lebih dominan kepada sifat lembut dan kasih sayang. Anak laki-laki yang jarang bertemu maupun jarang berinteraksi dengan ayahnya cenderung mengalami masalah perilaku.
Ayah dan Anak Laki-lakinya | Photo credit: Shutterstock.com | By Oksana Kuzmina
Kehadiran ayah sangat penting untuk mendorong perkembangan serta menumbuhkan keberanian pada diri anak dan juga kepercayaan dirinya.
Jika anak bersama ayah, kemungkinan beberapa permainan yang akan dimainkan yaitu lari-larian, lompat-lompatan, kuda-kudaan, sepak bola dan hal-hal lainnya yang umumnya bersifat fisik.
Bagaimana jika si ayah bekerja di luar kota sehingga hanya bertemu anak seminggu/sebulan sekali?
Jika hal ini terjadi, maka tetap diusahakan berkomunikasi secara rutin melalui aplikasi video call, baik itu WhatsApp, Skype dan lainnya.
Saling tatap muka secara visual ini perlu dilakukan secara rutin oleh orang tua dan anak, sehingga mempererat ikatan emosional antara orang tua dan anak.
Dialog antara ayah dan anak sangat penting, dimana mungkin anak akan bercerita banyak tentang masalah-masalah yang dihadapinya di sekolah.
Meski jauh, seorang ayah mesti tetap dekat dengan anak-anaknya. Manfaatkan teknologi, jangan malas untuk secara rutin berkomunikasi dengan anak melalui video call.
Selain Ibu, ayah juga harus memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya. Anak-anak yang jarang mendapat kasih sayang dari ayahnya bersikap cenderung agresif, dan secara umum mengalami gangguan prilaku.
Ayah yang memiliki kedekatan dengan anak laki-lakinya sejak awal kehidupannya, menjadikan sang anak memiliki pribadi yang tenang dan bahagia saat usianya satu tahun. Manfaat kedekatan dengan sang ayah sudah bisa didapatkan dari sejak tahap awal.
Sebuah penelitian yang melibatkan 192 keluarga, menemukan bahwa anak laki-laki (balita) yang jarang berinteraksi dengan ayah cenderung terkena gangguan perilaku seperti rewel, suka teriak, cengeng, suka mengamuk, tantrum, dsb.
Hal yang penting untuk selalu diingat: proses tumbuh kembang yang baik membutuhkan kehadiran ayah dan ibu sebagai sumber kasih sayang dan panutan bagi anak.
Hindari sebisa mungkin perceraian, kasus perceraian biasanya membuat anak akan kehilangan salah satu orangtuanya.
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa efek ketidakhadiran ayah menyebabkan anak beresiko tinggi terkena gangguan psikologis subyektif seperti sedih berkepanjangan, rasa gelisah, mood mudah berubah-ubah, resiko fobia, hingga stres dan depresi.
Ketidakhadiran ayah berdampak sangat negatif terhadap perasaan anak, anak juga akan kesulitan dalam bergaul di sekolah dan lingkungannya berada.
Oleh karena itu, para ayah hendaknya menyadari bahwa dirinya memiliki peran yang sangat penting pada proses tumbuh kembang anak, khususnya anak laki-laki.
Untuk para ayah yang bekerja di luar kota sehingga terpaksa berada jauh dengan keluarganya, maka usahakan pulang ke rumah sebulan sekali (kalau bisa seminggu sekali), saat pulang bawakan oleh-oleh yang disukai anak, segera peluk dan cium anak saat sampai di rumah.
Walau biasanya yang lebih banyak mengasuh anak adalah ibu, tapi kehadiran ayah secara fisik adalah hal yang sangat dibutuhkan anak.
Demikianlah Artikel Anak Laki-laki Jarang Bertemu Ayah Beresiko Alami Gangguan Perilaku
Sekianlah artikel Anak Laki-laki Jarang Bertemu Ayah Beresiko Alami Gangguan Perilaku kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Anak Laki-laki Jarang Bertemu Ayah Beresiko Alami Gangguan Perilaku dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2019/05/anak-laki-laki-jarang-bertemu-ayah.html