Kenapa Pasangan Asyik Meraup Suara Besar di Pilkada Jabar? Ini Jawabnya
Kenapa Pasangan Asyik Meraup Suara Besar di Pilkada Jabar? Ini Jawabnya
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Kenapa Pasangan Asyik Meraup Suara Besar di Pilkada Jabar? Ini Jawabnya telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Trending, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Kenapa Pasangan Asyik Meraup Suara Besar di Pilkada Jabar? Ini Jawabnya
link : Kenapa Pasangan Asyik Meraup Suara Besar di Pilkada Jabar? Ini Jawabnya
Judul : Kenapa Pasangan Asyik Meraup Suara Besar di Pilkada Jabar? Ini Jawabnya
link : Kenapa Pasangan Asyik Meraup Suara Besar di Pilkada Jabar? Ini Jawabnya
Motobalapan | Lonjakan suara yang diperoleh pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) Pilkada Jawa Barat menarik perhatian banyak pihak. Sementara pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi yang diprediksi bersaing ketat dengan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) ternyata hanya mendapat suara di urutan ketiga. Keanpa pasangan Asyik mampu medapat lonjakan suara cukup besar?
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan pihaknya kredibel dalam menggelar hitung cepat atau quick count dalam 10 Pilkada 2018 tingkat provinsi. Pihak LSI Denny JA menegaskan pertaruhan kredibilitas dan moral yang harus dipertanggungjawabkan kepada publik.
Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, tak menampik kontroversi quick count muncul karena sejumlah KPU daerah belum mengumumkan hasilnya secara resmi. “Pengumuman ini dilakukan bukan dalam rangka gagah-gagahan, tapi sekali lagi, lebih dalam rangka pertanggungjawaban akademis, moral sekaligus profesional. Ini tidak asal-asalan dan tidak karena pesanan,” kata Toto dalam keterangan yang dilansir viva.co.id, Sabtu, 30 Juni 2018.
Toto pun menjelaskan seperti Pilkada Jawa Barat yang dalam versi quick count terjadi persaingan suara antara pasangan nomor urut satu Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) dengan duet nomor urut tiga, Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik).
Bagi dia, kemenangan duet Rindu dalam versi quick count dalam sejumlah survei termasuk LSI Denny JA bukan mengejutkan. Sebab, elektabilitas pasangan yang diusung PPP, Nasdem, Hanura, dan PKB ini sudah terlihat satu atau dua bulan sebelum perhelatan Pilkada 2018. Namun, diakuinya yang mengejutkan justru melejitnya suara pasangan Asyik. "Terjadi kenaikan cukup signifikan dari pasangan Sudrajat-Syaikhu, dari sebelumnya 8,9% melesat ke 28,05%," jelasnya.
Toto memaparkan hasil analisisnya bahwa kenaikan signifikan pasangan Asyik diduga karena pasangan ini dapat limpahan berkah suara dari kemerosotan dua pasang lainnya, yakni Rindu dan Dua DM, yakni Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.
Kemudian, strategi kemasan program yang cerdas dan masif dari pasangan Asyik memberikan pengaruh signifikan. Ia menyebut contoh pergerakan mesin partai PKS sampai pernyataan ajakan dukungan beberapa tokoh agama seperti ustaz Arifin Ilham dan Mamah Dedeh.
Lantas, alasan limpahan suara bukan ke pasangan Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah), Toto punya argumennya. Bagi dia, duet Hasanah dinilai lebih banyak resistensinya ketimbang Asyik. “Kalau dari tracking survey LSI pada Maret dan Juni, pasangan Rindu dan Dua DM ini memang mengalami tren penurunan. Rindu yang pada Maret 39% dan pada Juni turun 38%. Lalu turun lagi ke 32% pada quick count Pilkada 2018," tuturnya.
Toto kembali mengingatkan soal kredibilitas lembaga survei dalam quick count. Ia menekankan, LSI Denny JA sudah lebih 200 kali melakukan quick count. Namun, belum pernah sekalipun meleset. Bahkan, kata dia, ada yang sampai selisih 0,0 persen hasilnya dengan KPUD seperti Pilkada Sumbawa Barat pada 2012 lalu.
Dalam Pilkada 2018, LSI Denny JA menggelar quick count untuk 10 pilkada tingkat provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selasan, Nusa Tengara Barat (NTB), Maluku, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan pihaknya kredibel dalam menggelar hitung cepat atau quick count dalam 10 Pilkada 2018 tingkat provinsi. Pihak LSI Denny JA menegaskan pertaruhan kredibilitas dan moral yang harus dipertanggungjawabkan kepada publik.
Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, tak menampik kontroversi quick count muncul karena sejumlah KPU daerah belum mengumumkan hasilnya secara resmi. “Pengumuman ini dilakukan bukan dalam rangka gagah-gagahan, tapi sekali lagi, lebih dalam rangka pertanggungjawaban akademis, moral sekaligus profesional. Ini tidak asal-asalan dan tidak karena pesanan,” kata Toto dalam keterangan yang dilansir viva.co.id, Sabtu, 30 Juni 2018.
Toto pun menjelaskan seperti Pilkada Jawa Barat yang dalam versi quick count terjadi persaingan suara antara pasangan nomor urut satu Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) dengan duet nomor urut tiga, Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik).
Bagi dia, kemenangan duet Rindu dalam versi quick count dalam sejumlah survei termasuk LSI Denny JA bukan mengejutkan. Sebab, elektabilitas pasangan yang diusung PPP, Nasdem, Hanura, dan PKB ini sudah terlihat satu atau dua bulan sebelum perhelatan Pilkada 2018. Namun, diakuinya yang mengejutkan justru melejitnya suara pasangan Asyik. "Terjadi kenaikan cukup signifikan dari pasangan Sudrajat-Syaikhu, dari sebelumnya 8,9% melesat ke 28,05%," jelasnya.
Toto memaparkan hasil analisisnya bahwa kenaikan signifikan pasangan Asyik diduga karena pasangan ini dapat limpahan berkah suara dari kemerosotan dua pasang lainnya, yakni Rindu dan Dua DM, yakni Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.
Kemudian, strategi kemasan program yang cerdas dan masif dari pasangan Asyik memberikan pengaruh signifikan. Ia menyebut contoh pergerakan mesin partai PKS sampai pernyataan ajakan dukungan beberapa tokoh agama seperti ustaz Arifin Ilham dan Mamah Dedeh.
Lantas, alasan limpahan suara bukan ke pasangan Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah), Toto punya argumennya. Bagi dia, duet Hasanah dinilai lebih banyak resistensinya ketimbang Asyik. “Kalau dari tracking survey LSI pada Maret dan Juni, pasangan Rindu dan Dua DM ini memang mengalami tren penurunan. Rindu yang pada Maret 39% dan pada Juni turun 38%. Lalu turun lagi ke 32% pada quick count Pilkada 2018," tuturnya.
Toto kembali mengingatkan soal kredibilitas lembaga survei dalam quick count. Ia menekankan, LSI Denny JA sudah lebih 200 kali melakukan quick count. Namun, belum pernah sekalipun meleset. Bahkan, kata dia, ada yang sampai selisih 0,0 persen hasilnya dengan KPUD seperti Pilkada Sumbawa Barat pada 2012 lalu.
Dalam Pilkada 2018, LSI Denny JA menggelar quick count untuk 10 pilkada tingkat provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selasan, Nusa Tengara Barat (NTB), Maluku, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara.
Demikianlah Artikel Kenapa Pasangan Asyik Meraup Suara Besar di Pilkada Jabar? Ini Jawabnya
Sekianlah artikel Kenapa Pasangan Asyik Meraup Suara Besar di Pilkada Jabar? Ini Jawabnya kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Kenapa Pasangan Asyik Meraup Suara Besar di Pilkada Jabar? Ini Jawabnya dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2018/07/kenapa-pasangan-asyik-meraup-suara.html