Kilas Balik Hubungan Korea Utara - Amerika Serikat:
Kilas Balik Hubungan Korea Utara - Amerika Serikat:
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Kilas Balik Hubungan Korea Utara - Amerika Serikat: telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Trending, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Kilas Balik Hubungan Korea Utara - Amerika Serikat:
link : Kilas Balik Hubungan Korea Utara - Amerika Serikat:
Judul : Kilas Balik Hubungan Korea Utara - Amerika Serikat:
link : Kilas Balik Hubungan Korea Utara - Amerika Serikat:
Motobalapan | Singapura dipilih menjadi tempat pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un. Dalam pemberitahuannya di situs resmi, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) dan Badan Penerbangan Federal AS (FAA) menyatakan, wilayah udara Singapura akan dibatasi pada 11 sampai 13 Juni 2018. Menurut Gedung Putih, lokasi pertemuan Trump dan Kim akan digelar di Hotel Capella di Pulau Sentosa. Wilayah itu pun dijadikan area khusus dengan penjagaan superketat. Mungkinkah pertemuan ini akan memperbaiki hubungan kedua negara yang lama retak akibat perseteruan?
Meningkatnya tensi hubungan antara Korea Utara (Korut) dengan Amerika Serikat (AS) sudah terjadi sejak 1945 setelah semenanjung Korea terpisah. AS mengintervensi konflik dan menyatakan mendukung Korea Selatan.
Sejak itu hubungan Korut dan Korsel maupun dengan AS mengalami pasang surut. Hal ini diperparah dengan uji coba senjata nuklir Korut sejak 1970-an serta rudal balistik antarbenua (ICBM).
Berikut rentetan pasang surut hubungan AS dengan Korut, sebagaimana dikutip dari AFP:
1. Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II pada 1945 mengakhiri pendudukan negara itu di Korea. Ini menyebabkan semenanjung terbagi sepanjang paralel ke-38, yaitu antara rezim Kim Il Sung di Korut yang didukung Uni Soviet serta Korsel di bawah perlindungan AS.
2. Pada Juni 1950, Korut yang kemudian dibantu oleh China, menginvasi Korsel. Namun koalisi yang dipimpin AS berhasil merebut kembali Seoul dari cengkraman Korut dan sekutunya.
3. Perjanjian gencatan senjata ditandatangani pada Juli 1953, menghentikan perang kedua negara. Namun kedua negara belum pernah meneken kesepakatan damai permanen hingga saat ini. Sejak itu pula AS memberlakukan sanksi terhadap Korut.
4. Kapal perang USS Pueblo ditangkap Korut pada 1968 atas tuduhan melanggar wilayah. Seluruh kru yakni 83 orang disandera selama 11 bulan.
5. Ketegangan semakin bertambah. Setahun kemudian, Korut menembak jatuh pesawat mata-mata AS.
6. Pada 1988, untuk pertama kalinya, AS memasukkan Korut dalam daftar hitam sebagai negara sponsor teroris karena diduga terlibat dalam pengeboman pesawat Korsel pada 1987 yang menewaskan 115 orang.
7. Angin segar berembus, pada 1994 hubungan kedua negara mencair ditandai dengan kunjungan Presiden Jimmy Carter ke Pyongyang.
Setelah pemimpin Korut Kim Il Sung meninggal dan digantikan Kim Jong Il, masih di tahun yang sama, Korut berkomitmen membekukan serta membongkar program persenjataan nuklir dan menggantinya dengan nuklir untuk kepentingan sipil.
8. Pada 1988, untuk pertama kalinya Korut menguji coba rudal jarak jauh.
9. Setahun setelah tes pertama rudal balistik jarak jauh, Kim Jong Il mengumumkan penangguhan uji coba rudal dengan imbalan AS meredakan sanksi.
10. Ketegangan semakin mencair setelah pada 2000 Menlu AS Medeleine Albright berkunjung ke Pyongyang.
11. Namun itu tak bertahan lama. Pada Januari 2002, Presiden AS George W Bush memberi label Korut, Iran, dan Irak sebagai poros kejahatan. Di bulan Oktober, AS menuduh Pyongyang melakukan program pengayaan uranium rahasia yang melanggar kesepakatan 1994.
12. Pada Agustus 2004, Korut menyatakan tidak berpartisipasi dalam pengembangan program nuklir baru dengan AS. Selain itu, Korut juga menyerang Bush dengan menyebutnya sebagai tiran yang lebih buruk dari Adolf Hitler serta orang yang bodoh politik.
13. Pada 2006, Pyongyang melakukan uji coba senjata nuklir.
14. Dua tahun kemudian, AS menghapus Korut dari daftar hitam negara sponsor teroris, sebagai imbalan atas kontrol Korut terhadap semua pengembangan senjata nuklirnya.
15. Kim Jong Un mengambil alih pemerintahan pada 2011, setelah ayahnya, Kim Jong Il, meninggal. Saat itu Kim Joun Un berkomitmen melanjutkan progran senjata nuklir.
16. Korut menguji coba beberapa rudal balistik antarbenua. Lalu pada September 2017, Korut menguji coba senjata nuklir untuk keenam kalinya dan yang terbesar dibandingkan pengujian sebelumnya.
Masih di tahun yang sama, Trump mengancam Korut hingga muncul istilah 'fire and fury'. Ancaman itu dijawab oleh Kim Jong Un dengan menyebut Guam berada di dalam jangkauan rudalnya.
17. Pada Januari 2018, Kim Jong Un melunak setelah serangkaian sanksi dari komunitas internasional dan AS, ditandai dengan pernyataan ingin ikut dalam Olimpiade Musim Dingin di Korsel.
Lalu pada 25-28 Maret, Kim untuk pertamakalinya sejak menjabat pemimpin Korut melakukan lawatan ke luar negeri yakni ke China, untuk bertemu dengan sekutunya Presiden Xi Jinping. Mereka membahas prospek perdamaian di Semenanjung Korea.
Sebulan kemudian, Kim untuk pertama kalinya bertemu dengan Presiden Korsel Moon Jae In. Pertemuan ini menjadi cikal bakal komunikasi AS dan Korut yang terputus lama. Setelah itu Presiden Donald Trump mengumumkan rencana pertemuannya dengan Kim pada 12 Juni di Singapura.
Pada 9 Mei, Menlu Mike Pompeo berkunjung ke Pyongyang untuk merumuskan pertemuan Trump dan Kim.
Pada 24 Mei, Trump sempat membatalkan pertemuan itu menyusul meningkatnya kembali ketegangan kedua pihak, setelah Korut merasa didesak sepihak untuk melucuti senjata nuklirnya.
Namun keesokan harinya, Trump berubah pikiran karena menganggap Korut merespons pembatalan pertemuan dengan bijaksana. Trump pun menysun kembali rencana pertemuan di tanggal dan tempat yang sama dengan yang direncanakan sebelumnya.
Meningkatnya tensi hubungan antara Korea Utara (Korut) dengan Amerika Serikat (AS) sudah terjadi sejak 1945 setelah semenanjung Korea terpisah. AS mengintervensi konflik dan menyatakan mendukung Korea Selatan.
Sejak itu hubungan Korut dan Korsel maupun dengan AS mengalami pasang surut. Hal ini diperparah dengan uji coba senjata nuklir Korut sejak 1970-an serta rudal balistik antarbenua (ICBM).
Berikut rentetan pasang surut hubungan AS dengan Korut, sebagaimana dikutip dari AFP:
1. Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II pada 1945 mengakhiri pendudukan negara itu di Korea. Ini menyebabkan semenanjung terbagi sepanjang paralel ke-38, yaitu antara rezim Kim Il Sung di Korut yang didukung Uni Soviet serta Korsel di bawah perlindungan AS.
2. Pada Juni 1950, Korut yang kemudian dibantu oleh China, menginvasi Korsel. Namun koalisi yang dipimpin AS berhasil merebut kembali Seoul dari cengkraman Korut dan sekutunya.
3. Perjanjian gencatan senjata ditandatangani pada Juli 1953, menghentikan perang kedua negara. Namun kedua negara belum pernah meneken kesepakatan damai permanen hingga saat ini. Sejak itu pula AS memberlakukan sanksi terhadap Korut.
4. Kapal perang USS Pueblo ditangkap Korut pada 1968 atas tuduhan melanggar wilayah. Seluruh kru yakni 83 orang disandera selama 11 bulan.
5. Ketegangan semakin bertambah. Setahun kemudian, Korut menembak jatuh pesawat mata-mata AS.
6. Pada 1988, untuk pertama kalinya, AS memasukkan Korut dalam daftar hitam sebagai negara sponsor teroris karena diduga terlibat dalam pengeboman pesawat Korsel pada 1987 yang menewaskan 115 orang.
7. Angin segar berembus, pada 1994 hubungan kedua negara mencair ditandai dengan kunjungan Presiden Jimmy Carter ke Pyongyang.
Setelah pemimpin Korut Kim Il Sung meninggal dan digantikan Kim Jong Il, masih di tahun yang sama, Korut berkomitmen membekukan serta membongkar program persenjataan nuklir dan menggantinya dengan nuklir untuk kepentingan sipil.
8. Pada 1988, untuk pertama kalinya Korut menguji coba rudal jarak jauh.
9. Setahun setelah tes pertama rudal balistik jarak jauh, Kim Jong Il mengumumkan penangguhan uji coba rudal dengan imbalan AS meredakan sanksi.
10. Ketegangan semakin mencair setelah pada 2000 Menlu AS Medeleine Albright berkunjung ke Pyongyang.
11. Namun itu tak bertahan lama. Pada Januari 2002, Presiden AS George W Bush memberi label Korut, Iran, dan Irak sebagai poros kejahatan. Di bulan Oktober, AS menuduh Pyongyang melakukan program pengayaan uranium rahasia yang melanggar kesepakatan 1994.
12. Pada Agustus 2004, Korut menyatakan tidak berpartisipasi dalam pengembangan program nuklir baru dengan AS. Selain itu, Korut juga menyerang Bush dengan menyebutnya sebagai tiran yang lebih buruk dari Adolf Hitler serta orang yang bodoh politik.
13. Pada 2006, Pyongyang melakukan uji coba senjata nuklir.
14. Dua tahun kemudian, AS menghapus Korut dari daftar hitam negara sponsor teroris, sebagai imbalan atas kontrol Korut terhadap semua pengembangan senjata nuklirnya.
15. Kim Jong Un mengambil alih pemerintahan pada 2011, setelah ayahnya, Kim Jong Il, meninggal. Saat itu Kim Joun Un berkomitmen melanjutkan progran senjata nuklir.
16. Korut menguji coba beberapa rudal balistik antarbenua. Lalu pada September 2017, Korut menguji coba senjata nuklir untuk keenam kalinya dan yang terbesar dibandingkan pengujian sebelumnya.
Masih di tahun yang sama, Trump mengancam Korut hingga muncul istilah 'fire and fury'. Ancaman itu dijawab oleh Kim Jong Un dengan menyebut Guam berada di dalam jangkauan rudalnya.
17. Pada Januari 2018, Kim Jong Un melunak setelah serangkaian sanksi dari komunitas internasional dan AS, ditandai dengan pernyataan ingin ikut dalam Olimpiade Musim Dingin di Korsel.
Lalu pada 25-28 Maret, Kim untuk pertamakalinya sejak menjabat pemimpin Korut melakukan lawatan ke luar negeri yakni ke China, untuk bertemu dengan sekutunya Presiden Xi Jinping. Mereka membahas prospek perdamaian di Semenanjung Korea.
Sebulan kemudian, Kim untuk pertama kalinya bertemu dengan Presiden Korsel Moon Jae In. Pertemuan ini menjadi cikal bakal komunikasi AS dan Korut yang terputus lama. Setelah itu Presiden Donald Trump mengumumkan rencana pertemuannya dengan Kim pada 12 Juni di Singapura.
Pada 9 Mei, Menlu Mike Pompeo berkunjung ke Pyongyang untuk merumuskan pertemuan Trump dan Kim.
Pada 24 Mei, Trump sempat membatalkan pertemuan itu menyusul meningkatnya kembali ketegangan kedua pihak, setelah Korut merasa didesak sepihak untuk melucuti senjata nuklirnya.
Namun keesokan harinya, Trump berubah pikiran karena menganggap Korut merespons pembatalan pertemuan dengan bijaksana. Trump pun menysun kembali rencana pertemuan di tanggal dan tempat yang sama dengan yang direncanakan sebelumnya.
Demikianlah Artikel Kilas Balik Hubungan Korea Utara - Amerika Serikat:
Sekianlah artikel Kilas Balik Hubungan Korea Utara - Amerika Serikat: kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Kilas Balik Hubungan Korea Utara - Amerika Serikat: dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2018/06/kilas-balik-hubungan-korea-utara.html