Konflik Manusia vs Harimau Sumatera di Indonesia
Konflik Manusia vs Harimau Sumatera di Indonesia
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Konflik Manusia vs Harimau Sumatera di Indonesia telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Trending, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Konflik Manusia vs Harimau Sumatera di Indonesia
link : Konflik Manusia vs Harimau Sumatera di Indonesia
Judul : Konflik Manusia vs Harimau Sumatera di Indonesia
link : Konflik Manusia vs Harimau Sumatera di Indonesia
Motobalapan | Sudah sebulan lebih Sumiati tewas diterkam dan dimakan Harimau Sumatera di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir. Namun, petugas gabungan belum mampu menangkap Panthera Tigris Sumatrae penyerang Sumiati itu. Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau sudah memasang perangkap dengan umpan seekor kambing. Namun harimau yang diberi julukan "Datuk Belang" ini tak pernah tertarik memangsa umpan kambing.Setiap kali menampakkan diri, "Datuk Belang" hanya lewat begitu saja dan kerap mondar-mandir di jalan pengangkut sawit.
Kepala Humas Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau, Dian Indriati, menyebutkan, intensitas pertemuan harimau ini dengan tim di lapangan kian meningkat, baik itu di permukiman maupun jalanan. Karena itu, diperlukan ada penambahan perangkap, tapi tidak menggunakan bahan besi lagi. "Nanti dikasih umpan juga, mudah-mudahan tertangkap harimaunya untuk dievakuasi," terang Dian.
Harimau ini, sejak memangsa pekerja sawit berusia 33 tahun mengalami perubahan tingkah lalu atau inhabituasi. Indikasinya, kata Dian, harimau tak kembali ke habitat atau kelompoknya. "Harimau ini sering mendekati manusia atau aktivitas manusia di permukiman, sebagaimana laporan dari warga sekitar," ucap Dian.
Sejak kejadian Sumiati, belum ada korban lain dan BBKSDA tak ingin ada lagi kejadian serupa. Sebagai langkah, tim di lokasi bersama perusahaan kian meningkatkan sosialisasi kepada warga supaya lebih berhati-hati. "Warga dan harimau sama-sama penting dilindungi karena proses penanganan konflik ini pada PerMen Kehutanan Nomor 48/ Menhut-II/2008 tentang Pedoman Penanggulangan Konflik Antara Manusia dan Satwa," kata Dian.
Sebelumnya, penampakan harimau ini kembali viral. Harimau ini terekam pekerja perkebunan yang naik mobil mendekat tanpa ada rasa takut. Harimau ini kemudian menjauh setelah pekerja meneriakkan takbir dan mempercepat laju kendaraan. Harimau ini kemudian masuk ke semak-semak di areal perkebunan sawit. "Mudah-mudahan tidak ada korban lagi dan harimaunya cepat diselamatkan supaya konflik ini berakhir," imbuh Dian.
Seperti diketahui, Sumiati tewas setelah berpapasan dengan harimau ini usai mengecek sawit terserang hama bersama dua rekannya. Harimau ini memanjat sawit dan menyeret korban ke bawah dan menerkamnya. Usai kejadian ini, warga di kecamatan tersebut, tepatnya di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State PT THIP, harus hidup bersama harimau yang sering berkeliaran. Harimau ini tak mau kembali ke habitatnya lagi.
Kepala Humas Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau, Dian Indriati, menyebutkan, intensitas pertemuan harimau ini dengan tim di lapangan kian meningkat, baik itu di permukiman maupun jalanan. Karena itu, diperlukan ada penambahan perangkap, tapi tidak menggunakan bahan besi lagi. "Nanti dikasih umpan juga, mudah-mudahan tertangkap harimaunya untuk dievakuasi," terang Dian.
Harimau ini, sejak memangsa pekerja sawit berusia 33 tahun mengalami perubahan tingkah lalu atau inhabituasi. Indikasinya, kata Dian, harimau tak kembali ke habitat atau kelompoknya. "Harimau ini sering mendekati manusia atau aktivitas manusia di permukiman, sebagaimana laporan dari warga sekitar," ucap Dian.
Sejak kejadian Sumiati, belum ada korban lain dan BBKSDA tak ingin ada lagi kejadian serupa. Sebagai langkah, tim di lokasi bersama perusahaan kian meningkatkan sosialisasi kepada warga supaya lebih berhati-hati. "Warga dan harimau sama-sama penting dilindungi karena proses penanganan konflik ini pada PerMen Kehutanan Nomor 48/ Menhut-II/2008 tentang Pedoman Penanggulangan Konflik Antara Manusia dan Satwa," kata Dian.
Sebelumnya, penampakan harimau ini kembali viral. Harimau ini terekam pekerja perkebunan yang naik mobil mendekat tanpa ada rasa takut. Harimau ini kemudian menjauh setelah pekerja meneriakkan takbir dan mempercepat laju kendaraan. Harimau ini kemudian masuk ke semak-semak di areal perkebunan sawit. "Mudah-mudahan tidak ada korban lagi dan harimaunya cepat diselamatkan supaya konflik ini berakhir," imbuh Dian.
Seperti diketahui, Sumiati tewas setelah berpapasan dengan harimau ini usai mengecek sawit terserang hama bersama dua rekannya. Harimau ini memanjat sawit dan menyeret korban ke bawah dan menerkamnya. Usai kejadian ini, warga di kecamatan tersebut, tepatnya di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State PT THIP, harus hidup bersama harimau yang sering berkeliaran. Harimau ini tak mau kembali ke habitatnya lagi.
Demikianlah Artikel Konflik Manusia vs Harimau Sumatera di Indonesia
Sekianlah artikel Konflik Manusia vs Harimau Sumatera di Indonesia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Konflik Manusia vs Harimau Sumatera di Indonesia dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2018/02/konflik-manusia-vs-harimau-sumatera-di.html