Transaksi Penyebaran Video Porno Wanita Dewasa dan Anak Gunakan Bitcoin?
Transaksi Penyebaran Video Porno Wanita Dewasa dan Anak Gunakan Bitcoin?
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Transaksi Penyebaran Video Porno Wanita Dewasa dan Anak Gunakan Bitcoin? telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Trending, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Transaksi Penyebaran Video Porno Wanita Dewasa dan Anak Gunakan Bitcoin?
link : Transaksi Penyebaran Video Porno Wanita Dewasa dan Anak Gunakan Bitcoin?
Judul : Transaksi Penyebaran Video Porno Wanita Dewasa dan Anak Gunakan Bitcoin?
link : Transaksi Penyebaran Video Porno Wanita Dewasa dan Anak Gunakan Bitcoin?
Motobalapan |
Sutradara video porno bocah-perempuan dewasa, M Faisal Akbar (32), mengaku membuat video atas pesanan tiga WN asing asal Rusia, Kanada, dan Belanda. Pemesanan itu bermula dari unggahan Faisal di media sosial vk.com buatan Rusia.
"Nah kemudian dia mengaku dibayarnya menggunakan Bitcoin," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Umar Surya Fana di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Bandung, Selasa (9/1/2018).
Polisi meragukan keterangan Faisal yang mengaku menjual video porno itu ke WN asing melalui aplikasi Telegram tersebut. Sebab, Faisal tidak mengerti saat ditanya polisi tentang detail Bitcoin.
"Lalu pengakuannya dibayar menggunakan Bitcoin, ketika kita tanya nomor e-wallet-nya berapa, dia nggak ngerti. Berarti ini ada noise apa yang dimunculkan dari pengakuannya nggak sesuai," tutur Umar.
Umar menegaskan penjualan ke WNA itu hanya sebatas pengakuan Faisal. Polisi akan membuktikan di penyidikan.
"Di jual ke warga negara asing dan melalui media sosial itu kan baru pengakuannya dia saja. Tahap pertama pengakuan dia ya silakan saja. Nanti dibuktikan di penyidikan," ujar.
Indikasi lain yang menambah keraguan penyidik adalah soal bahasa. Faisal mengaku berkomunikasi dengan bahasa asing kepada pelanggannya. Namun Faisal tidak bisa berkomunikasi saat dites penyidik.
"Dia ngakunya kan berkomunikasi dengan warga Rusia, Kanada, dan Belanda. Tetapi ketika ditanya menggunakan bahasa Inggris, dia nggak ngerti. Jawabannya cuman yes atau no saja, ya bahasa Inggris biasa," tutur Umar.
Karena itu, Umar menduga proses jual-beli video porno itu dilakukan secara manual. Berdasarkan pengalamannya saat mengungkap kasus video porno di Bareskrim Polri pada 2014, Umar menyebut ada proses jual-beli video porno yang dilakukan di Bali. Penjualan dilakukan secara manual dengan menggunakan flashdisk.
Dugaan polisi, transaksi terjadi sangat kuat. Sebab, polisi juga mendapat petunjuk adanya perjalanan Faisal ke Bali sebanyak dua kali selama 2017.
"Kita tracking memang ada perjalanan ke Bali. Waktunya berdekatan dengan pembuatan video itu. Jadi diduga setiap selesai membuat video dia pergi ke Bali," ujar Umar.
Dugaan tersebut memang perlu dibuktikan. Polisi akan menelusuri dugaan tersebut. "Kita akan cek maskapainya apa, lalu pakai pesawat apa. Itu nanti jadi alat bukti yang membuat bangunan kasus ini utuh," ucap Umar. (detik.com)
Sutradara video porno bocah-perempuan dewasa, M Faisal Akbar (32), mengaku membuat video atas pesanan tiga WN asing asal Rusia, Kanada, dan Belanda. Pemesanan itu bermula dari unggahan Faisal di media sosial vk.com buatan Rusia.
"Nah kemudian dia mengaku dibayarnya menggunakan Bitcoin," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Umar Surya Fana di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Bandung, Selasa (9/1/2018).
Polisi meragukan keterangan Faisal yang mengaku menjual video porno itu ke WN asing melalui aplikasi Telegram tersebut. Sebab, Faisal tidak mengerti saat ditanya polisi tentang detail Bitcoin.
"Lalu pengakuannya dibayar menggunakan Bitcoin, ketika kita tanya nomor e-wallet-nya berapa, dia nggak ngerti. Berarti ini ada noise apa yang dimunculkan dari pengakuannya nggak sesuai," tutur Umar.
Umar menegaskan penjualan ke WNA itu hanya sebatas pengakuan Faisal. Polisi akan membuktikan di penyidikan.
"Di jual ke warga negara asing dan melalui media sosial itu kan baru pengakuannya dia saja. Tahap pertama pengakuan dia ya silakan saja. Nanti dibuktikan di penyidikan," ujar.
Indikasi lain yang menambah keraguan penyidik adalah soal bahasa. Faisal mengaku berkomunikasi dengan bahasa asing kepada pelanggannya. Namun Faisal tidak bisa berkomunikasi saat dites penyidik.
"Dia ngakunya kan berkomunikasi dengan warga Rusia, Kanada, dan Belanda. Tetapi ketika ditanya menggunakan bahasa Inggris, dia nggak ngerti. Jawabannya cuman yes atau no saja, ya bahasa Inggris biasa," tutur Umar.
Karena itu, Umar menduga proses jual-beli video porno itu dilakukan secara manual. Berdasarkan pengalamannya saat mengungkap kasus video porno di Bareskrim Polri pada 2014, Umar menyebut ada proses jual-beli video porno yang dilakukan di Bali. Penjualan dilakukan secara manual dengan menggunakan flashdisk.
Dugaan polisi, transaksi terjadi sangat kuat. Sebab, polisi juga mendapat petunjuk adanya perjalanan Faisal ke Bali sebanyak dua kali selama 2017.
"Kita tracking memang ada perjalanan ke Bali. Waktunya berdekatan dengan pembuatan video itu. Jadi diduga setiap selesai membuat video dia pergi ke Bali," ujar Umar.
Dugaan tersebut memang perlu dibuktikan. Polisi akan menelusuri dugaan tersebut. "Kita akan cek maskapainya apa, lalu pakai pesawat apa. Itu nanti jadi alat bukti yang membuat bangunan kasus ini utuh," ucap Umar. (detik.com)
Demikianlah Artikel Transaksi Penyebaran Video Porno Wanita Dewasa dan Anak Gunakan Bitcoin?
Sekianlah artikel Transaksi Penyebaran Video Porno Wanita Dewasa dan Anak Gunakan Bitcoin? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Transaksi Penyebaran Video Porno Wanita Dewasa dan Anak Gunakan Bitcoin? dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2018/01/transaksi-penyebaran-video-porno-wanita.html