Amukan Puting Beliung Menutup Tahun 2017 di Jateng
Amukan Puting Beliung Menutup Tahun 2017 di Jateng
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Amukan Puting Beliung Menutup Tahun 2017 di Jateng telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Trending, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Amukan Puting Beliung Menutup Tahun 2017 di Jateng
link : Amukan Puting Beliung Menutup Tahun 2017 di Jateng
Judul : Amukan Puting Beliung Menutup Tahun 2017 di Jateng
link : Amukan Puting Beliung Menutup Tahun 2017 di Jateng
Motobalapan | Empat kelurahan dan desa di wilayah Kecamatan Pemalang, yakni Kelurahan Bojongbata, Kebondalem, Bojongnangka, dan Desa Tambak Rejo, porak poranda akibat disapu puting beliung, Minggu sore sekitar pukul 17.00 WIB. Bencana puting beliung itu menyebabkan 182 rumah di Pemalang rusak. Dilaporkan, belasan orang terluka dalam peristiwa ini. Oleh sebab itu, warga di empat desa ini tak merayakan tahun baru. Mereka, berjibaku memperbaiki rumah yang rusak, atau bekerja bakti memperbaiki rumah tetangganya yang rusak.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemalang, Wismo mengatakan dampak terparah dialami Desa Bojongnangka. Di desa ini, puting beliung menyebabkan sedikitnya 100 rumah rusak. "Terdiri dari roboh rata dengan tanah empat rumah, rusak berat empat rumah, rusak sedang dua rumah, dan rusak ringan 91 unit, akibat puting beliung," katanya, kepada Liputan6.com, Senin (1/1/2018).
Di Desa Tambakrejo 58 rumah rusak akibat terjangan angin berputar tersebut, terdiri dari satu rumah rusak berat, sedangkan 57 lainnya rusak sedang dan ringan.
Di Kelurahan Kebondalem, jumlah rumah rusak mencapai 12 unit, terdiri dari satu rumah rusak berat, empat rusak sedang dan dua rusak ringan. Sementara di Bojongbata, jumlah rumah rusak mencapai lima unit, terdiri dari rusak sedang dan ringan.
Wismo mengungkapkan, di empat desa tersebut, sebanyak 14 warga terluka. Sebagian korban lantaran tertimpa materiel rumah yang rusak dan berjatuhan akibat terjangan puting beliung.
Selain merusak rumah warga, puting beliung tersebut juga menyebakan sejumlah fasilitas umum dan rumah ibadah rusak, antara lain, sekolah, dan masjid. Jaringan listrik PLN pun rusak akibat tertimpa pohon.
Ia mengklaim, bantuan mulai didistribusikan di empat desa tersebut. Dapur umum pun didirikan di Madrasah Diniyah Desa Bojongnangka, Kecamatan Pemalang.
Pada Minggu malam, tanggap darurat di empat desa tersebut langsung diberlakukan. Warga dibantu oleh Polri, TNI, petugas BPBD, Tagana, PMI, Basarnas, dan dan relawan dari organisasi lainnya berjibaku membersihkan materiel yang membahayakan serta menyingkirkan pepohonan yang roboh.
Pagi harinya, warga juga memperbaiki rumah yang rusak ringan. Perbaikan rumah rusak diperkirakan memerlukan waktu hingga tiga hari ke depan.
"Penanganan hari ini, sebagai penanganan darurat, kita bergotong royong membersihkan puing-puing akibat puting beliung, Mas," dia menerangkan.
Meski tak sampai menimbulkan korban jiwa, namun BPBD memperkirakan jumlah kerugian di empat desa tersebut mencapai Rp 2.260.000.
Amukan puting beliung juga terjadi di Dusun Kepundung, Desa Reksosari, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Minggu (31/12/2017) siang. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namum sebanyak 4.000 ekor ayam mati tertimpa kandang ayam yang roboh. Selain itu, dua warga dilaporkan menderita luka ringan akibat peristiwa itu.
Ridwan (35), pemilik dua buah kandang ayam yang rata dengan tanah mengungkapkan, saat kejadian salah satu pekerjanya sedang berada di kandang. Namun dia berhasil menyelamatkan diri dengan cara lari ke sawah saat angin menerjang kandangnya.
"Sekitar 4.000 ekor ayam berusia dua minggu mati, ada yang selamat belum sempat dihitung," kata Ridwan.
Ia mengaku menderita kerugian sebesar Rp 125 juta akibat kejadian itu. Satu kandang berukuran 9 x 45 meter berisi 3.200 ekor ayam roboh total, sedangkan satu kandang lagi berukuran 2.8x14 meter atapnya terbawa angin.
"Kerugiannya sekitar Rp 110 juta, terus satu lagi sekitar Rp 15 juta," imbuhnya.
Sementara kandang ayam lainnya milik Mansur (45) juga roboh dan menimpa anak ayam sekitar 2.000 ekor hingga mati. Kerugian ditaksir sekitar Rp 45 juta.
Selain kandang ayam, dua rumah warga juga terdampak bencana ini. Salah satunya milik Juwenah (70), namun saat kejadian rumah tersebut dalam keadaan kosong.
"Ini rumah ibu saya, Juwenah tapi sedang menengok cucu di Jakarta. Saat saya ke sini sudah banyak orang berkumpul," kata Saefudin (34), salah satu anak Juwenah.
Rumah berdinding kayu jati tersebut rusak di bagian atap, teras, ruang utama dan dapur akibat tertimpa batang pohon kelapa. Kerugian yang ditimbulkan diperkirakan mencapai Rp 5 juta.
"Teras ukuran 2,5 meter dan panjang 10 meter kayu-kayu dan gentengnya rusak. Ada pohon sengon dan kelapa yang ambruk, sampai bagian dapur yang kena," ujarnya.
Selain rumah milik Juwenah, angin puting beliung juga mengakibatkan rumpun pohon bambu roboh menimpa bagian depan rumah milik Mat Yasin.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto saat dihubungi mengaku sudah mendapatkan laporan mengenai kejadian tersebut. Pihaknya akan kembali melakukan pengecekan ke lokasi.
"Sementara datanya demikian, besok baru akan kita cek ke lapangan," kata Heru.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemalang, Wismo mengatakan dampak terparah dialami Desa Bojongnangka. Di desa ini, puting beliung menyebabkan sedikitnya 100 rumah rusak. "Terdiri dari roboh rata dengan tanah empat rumah, rusak berat empat rumah, rusak sedang dua rumah, dan rusak ringan 91 unit, akibat puting beliung," katanya, kepada Liputan6.com, Senin (1/1/2018).
Di Desa Tambakrejo 58 rumah rusak akibat terjangan angin berputar tersebut, terdiri dari satu rumah rusak berat, sedangkan 57 lainnya rusak sedang dan ringan.
Di Kelurahan Kebondalem, jumlah rumah rusak mencapai 12 unit, terdiri dari satu rumah rusak berat, empat rusak sedang dan dua rusak ringan. Sementara di Bojongbata, jumlah rumah rusak mencapai lima unit, terdiri dari rusak sedang dan ringan.
Wismo mengungkapkan, di empat desa tersebut, sebanyak 14 warga terluka. Sebagian korban lantaran tertimpa materiel rumah yang rusak dan berjatuhan akibat terjangan puting beliung.
Selain merusak rumah warga, puting beliung tersebut juga menyebakan sejumlah fasilitas umum dan rumah ibadah rusak, antara lain, sekolah, dan masjid. Jaringan listrik PLN pun rusak akibat tertimpa pohon.
Ia mengklaim, bantuan mulai didistribusikan di empat desa tersebut. Dapur umum pun didirikan di Madrasah Diniyah Desa Bojongnangka, Kecamatan Pemalang.
Pada Minggu malam, tanggap darurat di empat desa tersebut langsung diberlakukan. Warga dibantu oleh Polri, TNI, petugas BPBD, Tagana, PMI, Basarnas, dan dan relawan dari organisasi lainnya berjibaku membersihkan materiel yang membahayakan serta menyingkirkan pepohonan yang roboh.
Pagi harinya, warga juga memperbaiki rumah yang rusak ringan. Perbaikan rumah rusak diperkirakan memerlukan waktu hingga tiga hari ke depan.
"Penanganan hari ini, sebagai penanganan darurat, kita bergotong royong membersihkan puing-puing akibat puting beliung, Mas," dia menerangkan.
Meski tak sampai menimbulkan korban jiwa, namun BPBD memperkirakan jumlah kerugian di empat desa tersebut mencapai Rp 2.260.000.
Amukan puting beliung juga terjadi di Dusun Kepundung, Desa Reksosari, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Minggu (31/12/2017) siang. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namum sebanyak 4.000 ekor ayam mati tertimpa kandang ayam yang roboh. Selain itu, dua warga dilaporkan menderita luka ringan akibat peristiwa itu.
Ridwan (35), pemilik dua buah kandang ayam yang rata dengan tanah mengungkapkan, saat kejadian salah satu pekerjanya sedang berada di kandang. Namun dia berhasil menyelamatkan diri dengan cara lari ke sawah saat angin menerjang kandangnya.
"Sekitar 4.000 ekor ayam berusia dua minggu mati, ada yang selamat belum sempat dihitung," kata Ridwan.
Ia mengaku menderita kerugian sebesar Rp 125 juta akibat kejadian itu. Satu kandang berukuran 9 x 45 meter berisi 3.200 ekor ayam roboh total, sedangkan satu kandang lagi berukuran 2.8x14 meter atapnya terbawa angin.
"Kerugiannya sekitar Rp 110 juta, terus satu lagi sekitar Rp 15 juta," imbuhnya.
Sementara kandang ayam lainnya milik Mansur (45) juga roboh dan menimpa anak ayam sekitar 2.000 ekor hingga mati. Kerugian ditaksir sekitar Rp 45 juta.
Selain kandang ayam, dua rumah warga juga terdampak bencana ini. Salah satunya milik Juwenah (70), namun saat kejadian rumah tersebut dalam keadaan kosong.
"Ini rumah ibu saya, Juwenah tapi sedang menengok cucu di Jakarta. Saat saya ke sini sudah banyak orang berkumpul," kata Saefudin (34), salah satu anak Juwenah.
Rumah berdinding kayu jati tersebut rusak di bagian atap, teras, ruang utama dan dapur akibat tertimpa batang pohon kelapa. Kerugian yang ditimbulkan diperkirakan mencapai Rp 5 juta.
"Teras ukuran 2,5 meter dan panjang 10 meter kayu-kayu dan gentengnya rusak. Ada pohon sengon dan kelapa yang ambruk, sampai bagian dapur yang kena," ujarnya.
Selain rumah milik Juwenah, angin puting beliung juga mengakibatkan rumpun pohon bambu roboh menimpa bagian depan rumah milik Mat Yasin.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto saat dihubungi mengaku sudah mendapatkan laporan mengenai kejadian tersebut. Pihaknya akan kembali melakukan pengecekan ke lokasi.
"Sementara datanya demikian, besok baru akan kita cek ke lapangan," kata Heru.
Demikianlah Artikel Amukan Puting Beliung Menutup Tahun 2017 di Jateng
Sekianlah artikel Amukan Puting Beliung Menutup Tahun 2017 di Jateng kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Amukan Puting Beliung Menutup Tahun 2017 di Jateng dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2018/01/amukan-puting-beliung-menutup-tahun.html