Kisah python sanca kembang sebagai binatang pemangsa

Kisah python sanca kembang sebagai binatang pemangsa - Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Kisah python sanca kembang sebagai binatang pemangsa telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru Artikel Trending, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.

Judul : Kisah python sanca kembang sebagai binatang pemangsa

link : Kisah python sanca kembang sebagai binatang pemangsa

Motobalapan | Seekor ular sanca kembang (Python reticulatus) dewasa mampu menelan seekor sapi bulat-bulat. Jadi jangan heran jika ada seekor ular memangsa manusia seperti yang pernah menimpa Akbar di Mamuju, Sulawesi Barat.

Mary-Ruth Low, pakar ular piton dari lembaga konservasi & riset Wildlife Reserves Singapore, mengatakan, ular sanca kembang (Python reticulatus), yang  memiliki tubuh sepanjang 7 meter,  bisa memiliki kekuatan sangat kuat. Ular sebesar itu dapat melilit mangsa sampai mati lemas atau menderita serangan jantung. Ketika calon mangsa sudah mati, ular baru mulai memangsa dengan menelan secara utuh. Rahang ular dihubungkan oleh berbagai ligamen yang sangat fleksibel, sehingga rahangnya mampu meregang jika memakan mangsa dalam ukuran besar.

Menurut Low, ular piton hanya menyantap mamalia, tapi kadang-kadang memangsa reptil, termasuk buaya. Awalnya mereka memangsa tikus dan hewan-hewan kecil lainnya. Tetapi setelah mencapai ukuran tertentu, mereka hampir tidak menghiraaukan tikus dan hewan-hewan kecil sejenisnya lagi, karena asupan kalori yang akan didapat sudah tidak mencukupi. "Intinya mereka bisa memakan mangsa sebesar mungkin. Seperti babi atau bahkan sapi."

Kadang-kadang ular salah perhitungan juga dalam memilih santapannya. Pada tahun 2005 seekor ular Sanca Burma berusaha menelan bulat-bulat seekor buaya. Yang terjadi, kedua hewan itu mati: buaya bisa ditelan sebagian, namun mengakibatkan perut ular itu pecah saat memamahnya. Bangkai keduanya ditemukan oleh para penjaga hutan di Florida.

Tapi pemburu oportunistik ini bisa memilih-milih mangsa juga. Jika mereka tidak mendapat mangsa yang benar-benar cocok, mereka bisa menyantap yang kecil-kecil untuk sementara sampai akhirnya mereka menemukan mangsa yang cukup besar.

Pada tahun 2002 seorang bocah lelaki berumur sepuluh tahun dilaporkan telah ditelan oleh seekor ular piton di Afrika Selatan. Jadi kematian Akbar yang dimangsa ular di Mamuju, bukan kasus pertama. Banyak laporan lain tentang kasus ular piton yang memangsa manusia di berbagai daerah terpencil. Namun kasus-kasus sebelumnya tanpa saksi mata yang dapat dipercaya. Lain dengan kasus kematian Akbar yang disertai bukti hasil rekaman kamera ponsel.

Antropolog Thomas Headland, yang menghabiskan puluhan tahun meneliti suku Agta, suku pemburu-pengumpul di Filipina, menyebut seperempat dari lelaki suku ini pernah diserang oleh ular piton. Dalam penelitiannya, Thomas menguraikan meski hampir semua orang mampu mengatasi dan mengusir ular-ular itu dengan parang, namun kaum dewasa suku Agta - yang secara fisik memiliki postur tubuh yang kecil - kadang-kadang dimangsa ular, paparnya dalam riset itu.

Fakta-fakta tentang ular sanca kembang:
Hewan ini merupakan ular terpanjang di dunia. Panjang ular ini diyakini mampu mencapai lebih dari 10 meter. Berdasarkan catatan Guinness World Records, ular piton yang berhasil ditangkap dan dimasukan ke penangkaran di Kansas City, AS, memiliki panjang 7.6 meter.

Hewan ini tinggal di dalam hutan, biasanya jarang terlihat dan takut terhadap kehadiran manusia. Seringkali dianggap sebagai hewan suci di beberapa wilayah di Indonesia. Merupakan salah satu dari puluhan spesies python, yang ditemukan di sub-Sahara Afrika, Australia, Nepal, India, Sri Lanka, Burma, Cina, dan Asia Tenggara. Tetapi dalam kehidupan modern, ular piton ini sangat jarang menyerang dan kalaupun terjadi lebih sebagai upaya pembelaan diri ular-ular itu.

Kepada BBC Indonesia, pakar ular dari Universitas Brawijaya Surabaya, Nia Kurniawan, mengatakan bahwa ular sanca sensitif terhadap getaran, kebisingan dan panas dari lampu, sehingga mereka biasanya menghindari pemukiman manusia. Tapi mereka, katanya, bisa mengingat tempat perburuan.

Identifikasi sanca kembang
Sanca kembang ini mudah dikenali karena umumnya bertubuh besar. Keluarga sanca (Pythonidae) relatif mudah dibedakan dari ular-ular lain dengan melihat sisik-sisik dorsalnya yang lebih dari 45 deret, dan sisik-sisik ventralnya yang lebih sempit dari lebar sisi bawah tubuhnya. Di Indonesia barat, ada tiga spesies bertubuh gendut pendek yakni kelompok ular peraca (Python curtus group: P. curtus, P. brongersmai dan P. breitensteini) di Sumatera, Kalimantan dan Semenanjung Malaya.

Dua spesies yang lain bertubuh relatif panjang, pejal berotot: P. molurus (sanca bodo) dan M. reticulatus. Kedua-duanya menyebar dari Asia hingga Sunda Besar, termasuk Jawa. P. molurus memiliki pola kembangan yang berbeda dari reticulatus, terutama dengan adanya pola V besar berwarna gelap di atas kepalanya. Sanca kembang memiliki pola lingkaran-lingkaran besar berbentuk jala (reticula, jala), tersusun dari warna-warna hitam, kecoklatan, kuning dan putih di sepanjang sisi dorsal tubuhnya. Satu garis hitam tipis berjalan di atas kepala dari moncong hingga tengkuk, menyerupai garis tengah yang membagi dua kanan kiri kepala secara simetris. Dan masing-masing satu garis hitam lain yang lebih tebal berada di tiap sisi kepala, melewati mata ke belakang.

Sisik-sisik dorsal (punggung) tersusun dalam 70-80 deret; sisik-sisik ventral (perut) sebanyak 297-332 buah, dari bawah leher hingga ke anus; sisik subkaudal (sisi bawah ekor) 75-102 pasang. Perisai rostral (sisik di ujung moncong) dan empat perisai supralabial (sisik-sisik di bibir atas) terdepan memiliki lekuk (celah) pendeteksi panas (heat sensor pits) (Tweedie 1983).

Kasus terbaru ular python membunuh manusia menimpa Sawan Tabklai, warga Sukithai, Thailand, pada November 2017 lalu. Dilansir dari laman Daily Mail, Rabu (29/11/2017), pada mulanya, Sawan menangkap ular piton sepanjang 6,7 meter di sekitar rumahnya. Agar ular itu tak merayap kemana-mana, pria berusia 55 tahun itu menjejalkan ular piton tersebut ke dalam toples kaca besar. Namun, pada tengah malam, ketika semua orang tengah tertidur, ular itu berhasil meloloskan diri dan merayap ke tempat tidur Sawan hingga melilitnya.

Melihat kejadian itu, Pilada Tabklai -- saudara dari Sawan -- langsung bergegas membantu saudaranya untuk terbebas dari lilitan ular. Ia sudah berusaha untuk melepaskan lilitan ular piton. Tetapi tenaganya tak mampu berbuat banyak. Lilitan ular itu begitu kuat seakan-akan tak mau lepas. Untuk itu, Pilada menghubungi layanan darurat. Tetapi semuanya sudah terlambat. Nyawa Sawan tak dapat diselamatkan. Polisi menduga bahwa ular piton itu tengah kelaparan.

Sawan tewas dililit ular yang ditangkapnya



Demikianlah Artikel Kisah python sanca kembang sebagai binatang pemangsa

Sekianlah artikel Kisah python sanca kembang sebagai binatang pemangsa kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kisah python sanca kembang sebagai binatang pemangsa dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/12/kisah-python-sanca-kembang-sebagai.html

Subscribe to receive free email updates: