Bangkai U-Boot Bukti Jejak Nazi Jerman di Indonesia.
Bangkai U-Boot Bukti Jejak Nazi Jerman di Indonesia.
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Bangkai U-Boot Bukti Jejak Nazi Jerman di Indonesia. telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Trending, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Bangkai U-Boot Bukti Jejak Nazi Jerman di Indonesia.
link : Bangkai U-Boot Bukti Jejak Nazi Jerman di Indonesia.
Judul : Bangkai U-Boot Bukti Jejak Nazi Jerman di Indonesia.
link : Bangkai U-Boot Bukti Jejak Nazi Jerman di Indonesia.
Motobalapan |
Penemuan bangkai kapal selam U-Boat 168 di dasar Laut Jawa, perairan Kepulauan Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, pada 2014 menjadi bukti konkrit bahwa tentara Nazi Jerman memang pernah datang wilayah Indonesia. Hanya saja, kehadiran tentara Nazi, Jerman ke Indonesia bukan dalam rangka invasi.
Perwakilan Komunitas Sejarah Roodebrug Surabaya, Adi Erlianto Setiawan, mengungkapkan, awal kehadiran U-Boat di Indonesia terjadi pada tahun 40-an ketika Jerman bersekutu dengan Jepang,
Kala itu, tentara Jepang meminta bantuan Jerman untuk mengawal kapal pengangkut materi bahan baku seperti karet. Pada tahap pertama terjadi pengiriman sebanyak 12 kapal selam dengan nama operasi Monsun Gruppe yang dilakukan Juni-Juli 1943. Kemudian pada tahap kedua dilakukan pada September-Oktober dari Penang menuju Batavia (Jakarta),
Pengawalan dilakukan Nazi ini karena keadaan perairan Indonesia setelah 1943 sama bahayanya dengan perairan Atlantik. Kala itu, kapal selam yang pertama kali hadir di Batavia adalah U-Boat 511. Setelah berlabuh di Tanjung Priok, para awak kapal tinggal di Batavia.
Situasi pelabuhan masa itu digambarkan sangat ramai dengan tentara. Para tentara Jerman di Batavia diberikan identitas dengan nama Jerman dan Jepang bermarkas di Koninsplein (yang kini bernama Harmoni). Kapal selam lain yang pernah bersandar di Tanjung Priok, U-Boat 168.
Berdasarkan investigasi Komunitas Sejarah Roodebrug Surabaya, Adi Erlianto Setiawan, kapal U-Boat 168 akhirnya tenggelam setelah ditorpedo oleh kapal selam Belanda pada 6 Oktober 1944 pukul 06.52 pagi. Saat itu, U-Boat 168 sudah diawasi 11 menit. "Kapal tersebut tak menyangka menerima serangan karena saat itu perwira sedang santai. Sonar tidak berfungsi karena kecepatannya 12 knots, kapal selam tersebut kemudian tenggelam setelah 6 serangan torpedo, 1 di antaranya mengenai kapal selam Jerman ini. Hanya 27 perwira yang selamat," beber Adi.
Reputasi Kapal Selam U-Boat 168
U-168 adalah kapal-U Tipe IXC/40 milik Kriegsmarine Jerman Nazi yang dibuat dan ditugaskan saat Perang Dunia II. Pondasinya diletakkan tanggal 15 Maret 1941 oleh Deutsche Schiff- und Maschinenbau AG di Bremen dengan nomor 'werk' 707. Kapal ini diluncurkan tanggal 5 Maret 1942 dan ditugaskan tanggal 10 Oktober di bawah pimpinan Kapitänleutnant Helmuth Pich. U-168 melakukan empat patroli dan pernah meneggelamkan tiga kapal berbobot total 8.008 ton, dan merusak satu kapal lain yang berbobot bruto 9.804 ton.
Patroli ke-1
Patroli pertama U-168 dimulai setelah berangkat dari Kiel tanggal 3 Maret 1943. Rutenya melintasi Kattegat dan Skaggerak di pesisir Norwegia, melalui 'celah' antara Islandia dan Kepulauan Faroe, lalu memasuki Samudra Atlantik di selatan dan barat daya Greenland. Kapal ini tiba di Lorient, Perancis, pada tanggal 18 Mei.
Patroli ke-2
Kapal ini kemudian bergerak ke Samudra Hindia. Di sana U-168 menenggelamkan kapal dagang uap Britania, SS Haiching, 80 mi (130 km) di sebelah barat barat daya Bombay (sekarang Mumbai) pada tanggal 2 Oktober 1943. U-168 tidak berhasil menyerang kapal terbang Catalina No. 413 Squadron RCAF pada tanggal 3 November. Empat ranjau laut seberat 250lb dijatuhkan setelah itu. Patroli berakhir di Penang, Malaya (sekarang Malaysia) tanggal 11 November.
Patroli ke-3
Kapal selam ini memulai patroi ketiga sekaligus patroli tersuksesnya dari Penang tanggal 7 Februari 1944. Tiga torpedo ditembakkan ke kapal angkut Britania, HMS Salviking, di selatan Ceylon (sekarang Sri Lanka) tanggal 14 Februari. Salah satu proyektilnya macet, namun dua lainnya berhasil menenggelamkan kapal tersebut.
Keesokan harinya, U-168 menenggelamkan kapal Yunani, Epaminondas C. Embiricos, sekitar 130 mi (210 km) di sebelah utara Atol Addu di Maladewa. Master dan Kepala Teknisinya ditawan dan diserahkan ke Jepang. Penangkapan Master-nya menggagalkan sidang disipliner yang mempertanyakan sebab ia memerintahkan kapal tersebut ditinggalkan meski tidak ada kerusakan, dan sebab kapal tersebut stasioner selama dua jam padahal mendapat perintah berlayar.
U-168 juga merusak kapal Norwegia, Fenris, menggunakan torpedo terakhirnya pada tanggal 21 Februari di sebelah barat Maladewa. Amunisinya senjata deknya tidak mencukupi untuk menenggelamkan kapal itu. Fenris pun berhasil melanjutkan pelayarannya ke Bombay. Kapal ini kembali ke Batavia (sekarang Jakarta) tanggal 24 Maret.
Patroli ke-4
Kapal selam ini meninggalkan Batavia tanggal 5 Oktober 1944. Pada 6 Oktober dini hari di Laut Jawa, U-168 terkena satu torpedo dari kapal selam Belanda HrMs Zwaardvisch. Serangan tersebut menewaskan 23 pelaut. 27 pelaut lainnya ditangkap.[3] Pada akhir 2013, sejumlah penyelam menemukan bangkai kapal ini.
Kerjasama Jepang dengan Jerman di Indonesia |
Penemuan bangkai kapal selam U-Boat 168 di dasar Laut Jawa, perairan Kepulauan Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, pada 2014 menjadi bukti konkrit bahwa tentara Nazi Jerman memang pernah datang wilayah Indonesia. Hanya saja, kehadiran tentara Nazi, Jerman ke Indonesia bukan dalam rangka invasi.
Perwakilan Komunitas Sejarah Roodebrug Surabaya, Adi Erlianto Setiawan, mengungkapkan, awal kehadiran U-Boat di Indonesia terjadi pada tahun 40-an ketika Jerman bersekutu dengan Jepang,
Kala itu, tentara Jepang meminta bantuan Jerman untuk mengawal kapal pengangkut materi bahan baku seperti karet. Pada tahap pertama terjadi pengiriman sebanyak 12 kapal selam dengan nama operasi Monsun Gruppe yang dilakukan Juni-Juli 1943. Kemudian pada tahap kedua dilakukan pada September-Oktober dari Penang menuju Batavia (Jakarta),
Pengawalan dilakukan Nazi ini karena keadaan perairan Indonesia setelah 1943 sama bahayanya dengan perairan Atlantik. Kala itu, kapal selam yang pertama kali hadir di Batavia adalah U-Boat 511. Setelah berlabuh di Tanjung Priok, para awak kapal tinggal di Batavia.
Situasi pelabuhan masa itu digambarkan sangat ramai dengan tentara. Para tentara Jerman di Batavia diberikan identitas dengan nama Jerman dan Jepang bermarkas di Koninsplein (yang kini bernama Harmoni). Kapal selam lain yang pernah bersandar di Tanjung Priok, U-Boat 168.
Berdasarkan investigasi Komunitas Sejarah Roodebrug Surabaya, Adi Erlianto Setiawan, kapal U-Boat 168 akhirnya tenggelam setelah ditorpedo oleh kapal selam Belanda pada 6 Oktober 1944 pukul 06.52 pagi. Saat itu, U-Boat 168 sudah diawasi 11 menit. "Kapal tersebut tak menyangka menerima serangan karena saat itu perwira sedang santai. Sonar tidak berfungsi karena kecepatannya 12 knots, kapal selam tersebut kemudian tenggelam setelah 6 serangan torpedo, 1 di antaranya mengenai kapal selam Jerman ini. Hanya 27 perwira yang selamat," beber Adi.
Reputasi Kapal Selam U-Boat 168
U-168 adalah kapal-U Tipe IXC/40 milik Kriegsmarine Jerman Nazi yang dibuat dan ditugaskan saat Perang Dunia II. Pondasinya diletakkan tanggal 15 Maret 1941 oleh Deutsche Schiff- und Maschinenbau AG di Bremen dengan nomor 'werk' 707. Kapal ini diluncurkan tanggal 5 Maret 1942 dan ditugaskan tanggal 10 Oktober di bawah pimpinan Kapitänleutnant Helmuth Pich. U-168 melakukan empat patroli dan pernah meneggelamkan tiga kapal berbobot total 8.008 ton, dan merusak satu kapal lain yang berbobot bruto 9.804 ton.
Patroli ke-1
Patroli pertama U-168 dimulai setelah berangkat dari Kiel tanggal 3 Maret 1943. Rutenya melintasi Kattegat dan Skaggerak di pesisir Norwegia, melalui 'celah' antara Islandia dan Kepulauan Faroe, lalu memasuki Samudra Atlantik di selatan dan barat daya Greenland. Kapal ini tiba di Lorient, Perancis, pada tanggal 18 Mei.
Patroli ke-2
Kapal ini kemudian bergerak ke Samudra Hindia. Di sana U-168 menenggelamkan kapal dagang uap Britania, SS Haiching, 80 mi (130 km) di sebelah barat barat daya Bombay (sekarang Mumbai) pada tanggal 2 Oktober 1943. U-168 tidak berhasil menyerang kapal terbang Catalina No. 413 Squadron RCAF pada tanggal 3 November. Empat ranjau laut seberat 250lb dijatuhkan setelah itu. Patroli berakhir di Penang, Malaya (sekarang Malaysia) tanggal 11 November.
Patroli ke-3
Kapal selam ini memulai patroi ketiga sekaligus patroli tersuksesnya dari Penang tanggal 7 Februari 1944. Tiga torpedo ditembakkan ke kapal angkut Britania, HMS Salviking, di selatan Ceylon (sekarang Sri Lanka) tanggal 14 Februari. Salah satu proyektilnya macet, namun dua lainnya berhasil menenggelamkan kapal tersebut.
Keesokan harinya, U-168 menenggelamkan kapal Yunani, Epaminondas C. Embiricos, sekitar 130 mi (210 km) di sebelah utara Atol Addu di Maladewa. Master dan Kepala Teknisinya ditawan dan diserahkan ke Jepang. Penangkapan Master-nya menggagalkan sidang disipliner yang mempertanyakan sebab ia memerintahkan kapal tersebut ditinggalkan meski tidak ada kerusakan, dan sebab kapal tersebut stasioner selama dua jam padahal mendapat perintah berlayar.
U-168 juga merusak kapal Norwegia, Fenris, menggunakan torpedo terakhirnya pada tanggal 21 Februari di sebelah barat Maladewa. Amunisinya senjata deknya tidak mencukupi untuk menenggelamkan kapal itu. Fenris pun berhasil melanjutkan pelayarannya ke Bombay. Kapal ini kembali ke Batavia (sekarang Jakarta) tanggal 24 Maret.
Patroli ke-4
Kapal selam ini meninggalkan Batavia tanggal 5 Oktober 1944. Pada 6 Oktober dini hari di Laut Jawa, U-168 terkena satu torpedo dari kapal selam Belanda HrMs Zwaardvisch. Serangan tersebut menewaskan 23 pelaut. 27 pelaut lainnya ditangkap.[3] Pada akhir 2013, sejumlah penyelam menemukan bangkai kapal ini.
Demikianlah Artikel Bangkai U-Boot Bukti Jejak Nazi Jerman di Indonesia.
Sekianlah artikel Bangkai U-Boot Bukti Jejak Nazi Jerman di Indonesia. kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Bangkai U-Boot Bukti Jejak Nazi Jerman di Indonesia. dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/12/bangkai-u-boot-bukti-jejak-nazi-jerman.html