Praktisi: Penanganan Perundungan tak Bisa Kasus per Kasus
Praktisi: Penanganan Perundungan tak Bisa Kasus per Kasus
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Praktisi: Penanganan Perundungan tak Bisa Kasus per Kasus telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Praktisi: Penanganan Perundungan tak Bisa Kasus per Kasus
link : Praktisi: Penanganan Perundungan tak Bisa Kasus per Kasus
Judul : Praktisi: Penanganan Perundungan tak Bisa Kasus per Kasus
link : Praktisi: Penanganan Perundungan tak Bisa Kasus per Kasus
Motobalapan | Berita Vlova - Metrotvnews.com, Jakarta: Kasus tewasnya seorang anak diduga sebagai korban perundungan kembali terjadi. Terbaru, SR, seorang siswa kelas II SD di Sukabumi, Jawa Barat, meregang nyawa setelah dilempar minuman kemasan oleh sesama teman.
Banyak pihak menduga, kasus tewasnya SR akibat lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak sekolah. Sebab, meskipun terjadi di luar jam pelajaran, peristiwa yang diduga perundungan itu terjadi di lingkungan sekolah.
"Kalau ditanya salah siapa, salah semua aktor dalam ekosistem pendidikan itu. Orang tua, guru, pemimpin sekolah, juga mungkin media punya kontribusi karena perundungan itu kan bentuk dari kekerasan yang sebetulnya anak bisa pelajari dari berbagai seting," ujar Praktisi Pendidikan Najeela Shihab, dalam Selamat Pagi Indonesia Kamis 10 Agustus 2017.
Menurut Najeela perilaku merundung yang dilakukan oleh anak tak terlepas dari bagaimana sang anak diperlakukan di rumah dan lingkungan sekitarnya. Ketika lingkungan menganggap kekerasan adalah hal yang normal dalam interaksi antaranak, tentu anak akan mudah melakukan perundungan terhadap sebayanya.
"Padahal sebetulnya kita ingin mereka perhatian dan saling membantu antarteman. Pada saat melempar benda atau memukul dianggap sebagai hal normal akan menjadi sangat sulit bagi anak keluar dari perangkap kekerasan ini," kata Najeela.
Najeela menilai penanganan kasus perundungan tidak bisa hanya dilakukan kepada satu pihak saja, misalnya dari sisi korban. Pelaku juga sebetulnya butuh bantuan, sebab bukan tidak mungkin perilaku merundung datang dari pengalaman pelaku yang pernah menjadi korban.
"Penanganan kasus perundungan itu harus sistematis dan melibatkan banyak pihak. Kalau cuma kasus per kasus, kita hanya menunggu korban lebih banyak, apalagi kasus-kasus ekstrem ini frekuensinya sangat sering," katanya.
Sebelumnya, seorang siswa berinisial SR di SDN Lengkoweng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tewas diduga usai berkelahi dengan teman sekelas berinsial DR.
Insiden ini kali pertama diketahui dari wali kelas saat melihat DR masuk kelas dalam keadaan menangis. Kepada gurunya, DR mengaku baru saja berkelahi dengan SR di halaman sekolah dan SR pingsan.
Belum diketahui penyebab perkelahian dua siswa kelas II itu. Saat ini, jajaran Polsek Cibadak, Kabupaten Sukabumi, tengah melakukan olah tempat kejadian perkara. Termasuk, memeriksa sejumlah saksi.
Keterangan sementara dari rekan korban yang berada di TKP menyebutkan, SR tidak sengaja dilempar oleh minuman energi yang sudah beku oleh DR kemudian terjatuh.
...
Sumber : http://ift.tt/2vQgdPY
Banyak pihak menduga, kasus tewasnya SR akibat lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak sekolah. Sebab, meskipun terjadi di luar jam pelajaran, peristiwa yang diduga perundungan itu terjadi di lingkungan sekolah.
"Kalau ditanya salah siapa, salah semua aktor dalam ekosistem pendidikan itu. Orang tua, guru, pemimpin sekolah, juga mungkin media punya kontribusi karena perundungan itu kan bentuk dari kekerasan yang sebetulnya anak bisa pelajari dari berbagai seting," ujar Praktisi Pendidikan Najeela Shihab, dalam Selamat Pagi Indonesia Kamis 10 Agustus 2017.
Menurut Najeela perilaku merundung yang dilakukan oleh anak tak terlepas dari bagaimana sang anak diperlakukan di rumah dan lingkungan sekitarnya. Ketika lingkungan menganggap kekerasan adalah hal yang normal dalam interaksi antaranak, tentu anak akan mudah melakukan perundungan terhadap sebayanya.
"Padahal sebetulnya kita ingin mereka perhatian dan saling membantu antarteman. Pada saat melempar benda atau memukul dianggap sebagai hal normal akan menjadi sangat sulit bagi anak keluar dari perangkap kekerasan ini," kata Najeela.
Najeela menilai penanganan kasus perundungan tidak bisa hanya dilakukan kepada satu pihak saja, misalnya dari sisi korban. Pelaku juga sebetulnya butuh bantuan, sebab bukan tidak mungkin perilaku merundung datang dari pengalaman pelaku yang pernah menjadi korban.
"Penanganan kasus perundungan itu harus sistematis dan melibatkan banyak pihak. Kalau cuma kasus per kasus, kita hanya menunggu korban lebih banyak, apalagi kasus-kasus ekstrem ini frekuensinya sangat sering," katanya.
Sebelumnya, seorang siswa berinisial SR di SDN Lengkoweng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tewas diduga usai berkelahi dengan teman sekelas berinsial DR.
Insiden ini kali pertama diketahui dari wali kelas saat melihat DR masuk kelas dalam keadaan menangis. Kepada gurunya, DR mengaku baru saja berkelahi dengan SR di halaman sekolah dan SR pingsan.
Belum diketahui penyebab perkelahian dua siswa kelas II itu. Saat ini, jajaran Polsek Cibadak, Kabupaten Sukabumi, tengah melakukan olah tempat kejadian perkara. Termasuk, memeriksa sejumlah saksi.
Keterangan sementara dari rekan korban yang berada di TKP menyebutkan, SR tidak sengaja dilempar oleh minuman energi yang sudah beku oleh DR kemudian terjatuh.
...
Sumber : http://ift.tt/2vQgdPY
Demikianlah Artikel Praktisi: Penanganan Perundungan tak Bisa Kasus per Kasus
Sekianlah artikel Praktisi: Penanganan Perundungan tak Bisa Kasus per Kasus kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Praktisi: Penanganan Perundungan tak Bisa Kasus per Kasus dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/08/praktisi-penanganan-perundungan-tak.html