Inilah Tiga "Dosa Besar" Aprilia Kepada Ridernya di MotoGP
Inilah Tiga "Dosa Besar" Aprilia Kepada Ridernya di MotoGP
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Inilah Tiga "Dosa Besar" Aprilia Kepada Ridernya di MotoGP telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel MotoGP Club, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Inilah Tiga "Dosa Besar" Aprilia Kepada Ridernya di MotoGP
link : Inilah Tiga "Dosa Besar" Aprilia Kepada Ridernya di MotoGP
Judul : Inilah Tiga "Dosa Besar" Aprilia Kepada Ridernya di MotoGP
link : Inilah Tiga "Dosa Besar" Aprilia Kepada Ridernya di MotoGP
Motobalapan |
Berita MotoGP, Silverstone - Belakangan, Aprilia Racing Team Gresini menjadi salah satu tim yang tersorot publik dan mendapat banyak kritikan tajam soal keputusan mereka mendepak Sam Lowes pada akhir musim nanti, serta menggaet Scott Redding sebagai penggantinya untuk MotoGP musim depan.
Jika dirunut, sejatinya hal kontroversial macam ini bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh Aprilia sejak kembali ke MotoGP sebagai tim pabrikan secara penuh pada tahun 2015 lalu. Selain kasus Lowes, ada dua kesalahan 'tak wajar' lain yang pernah dilakukan Aprilia.
Apa saja 'dosa besar' Aprilia kepada para ridernya di MotoGP? Berikut ulasannya.
1. Marco Melandri
'Memaksa' Marco Melandri kembali ke MotoGP
Menyusul keputusan Aprilia Racing berhenti turun di WorldSBK pada akhir 2014, tim asal Noale, Italia ini pun meminta Marco Melandri kembali ke MotoGP, bertandem dengan Alvaro Bautista untuk mengembangkan RS-GP yang akan menjalani debutnya pada 2015.
Dengan alasan masih 'cinta' pada Aprilia, Melandri pun menandatangani kontrak tersebut, meski setengah hati harus kembali ke MotoGP, kejuaraan yang sudah ia tinggalkan sejak akhir 2010 silam.
Tak dinyana, tak lama usai Melandri menandatangani kontrak tersebut, Aprilia justru meluncurkan proyek gabungan dengan tim independen Red Devils Roma untuk WorldSBK 2015, mendukung tim asal Roma tersebut dengan asupan pabrikan untuk Leon Haslam dan Jordi Torres.
Mengendarai RS-GP yang masih dalam tahap awal pengembangan, Melandri yang merupakan runner up MotoGP 2005 dengan sederet prestasi gemilang di WorldSBK pun justru kerap finis terbuncit. Melandri pun kerap bingung soal alur pengembangan RS-GP, dan feedback yang ia berikan tak terlalu diperhitungkan.
Dengan lingkungan kerja yang tak dinamis pula, rider Italia ini pun frustrasi hingga memutuskan hengkang dari Aprilia dan MotoGP pada pertengahan 2015. Ia bahkan harus menganggur selama 1,5 tahun, sebelum akhirnya mendapat kontrak dari Aruba.it Ducati di WorldSBK awal tahun ini.
2. Stefan Bradl-Alvaro Bautista
Menyalahkan Stefan Bradl dan Alvaro Bautista secara publik di MotoGP Austria 2016
Susah payah dan jatuh bangun mengembangkan RS-GP, Stefan Bradl dan Alvaro Bautista tak jarang mendapati kesialan saat menjalani pekan balap. Nasib buruk pun menimpa keduanya, saat mereka merupakan dua dari lima rider yang melakukan jump start di Red Bull Ring, Austria tahun lalu.
Berkat kesalahan ini, keduanya membuat Aprilia pulang dengan tangan hampa dan tanpa poin. Alih-alih mempublikasi penjelasan Bradl dan Bautista soal kesalahan tersebut, rilis resmi Aprilia Racing Team Gresini usai balap justru hanya diisi oleh kritikan tajam dari CEO Piaggio Group, Roberto Colannino dan Manajer Teknis Aprilia Racing, Romano Albesiano.
"Motor kami telah mengalami peningkatan secara bertahap, dan kami tak bisa menerima fakta bahwa human error, baik dari manajemen teknis maupun dari jalannya balapan, menghalangi kami untuk membuktikan performa kami sesungguhnya dan gagal meraih hasil yang layak didapatkan Aprilia," ungkap Colannino.
Albesiano pun mengungkap komentar senada, "Saya merupakan orang pertama yang marah atas hasil balapan kali ini. Dari para rider profesional seperti Alvaro dan Stefan, saya mengharapkan konsentrasi dan komitmen maksimum sampai akhir musim," ujarnya.
Bradl pun heran pada kritik tajam Aprilia ini. "Saya tak mengerti mengapa mereka mengatakannya. Sebagai tim, kami menang dan kalah bersama. Kami ini manusia, kami semua bisa melakukan kesalahan. Bukannya kami tidak fokus: lima rider jump start di MotoGP bukanlah situasi normal. Saya tak paham mengapa Aprilia mempublikasi komentar pemilik tim ketimbang para rider," tuturnya.
3. Sam Lowes
Mendepak Sam Lowes yang Berstatus Debutan
Keinginan Aprilia untuk mendepak Sam Lowes sejatinya mulai menyeruak di pekan balap MotoGP Catalunya, Spanyol pada Juni lalu. Ironisnya, kabar ini justru muncul tepat setelah Aprilia melakukan kesalahan teknis pada motor RS-GP, hingga Lowes tak bisa maksimal saat menjalani kualifikasi.
Albesiano pun secara blak-blakan menyatakan kecewa tak segera melihat perkembangan dari Lowes yang masih berstatus debutan, dan langsung menegaskan tengah melakukan negosiasi dengan rider lain untuk menggantikan Lowes tahun depan. Hal ini pun bertentangan dengan kontrak Lowes, yang sejatinya baru akan habis pada akhir 2018, apalagi Lowes mengaku tak pernah mendapat paket motor yang setara dengan Aleix Espargaro.
Perlakuan Aprilia kepada Lowes ini pun mendapat kecaman dari banyak pihak, termasuk Espargaro, yang merupakan rider mereka sendiri. Espargaro dan rider LCR Honda, Cal Crutchlow yakin Lowes layak mendapat waktu lebih banyak untuk belajar, dan layak dipertahankan karena Lowes merupakan kandidat juara Moto2 2015-2016.
Aprilia pun bergeming. Dengan tameng bahwa kesepakatan telah diraih oleh kedua belah pihak, mereka pun memutus kontrak Lowes pada akhir musim nanti. Pabrikan yang bermarkas di Noale, Italia ini pun secara resmi mengumumkan telah menggaet Scott Redding untuk musim depan.
Banyak pihak kembali mendukung Lowes dan melempar kritik tajam kepada Aprilia. Crutchlow yang juga teman dekat Lowes, merupakan tokoh MotoGP yang paling vokal soal masalah ini, menyebut perlakukan Aprilia 'memalukan' dan memilih rider (Redding) yang tidak lebih baik daripada Lowes. (bola/kny)
Sumber: Bola.net
Sam Lowes © Gresini Racing |
Berita MotoGP, Silverstone - Belakangan, Aprilia Racing Team Gresini menjadi salah satu tim yang tersorot publik dan mendapat banyak kritikan tajam soal keputusan mereka mendepak Sam Lowes pada akhir musim nanti, serta menggaet Scott Redding sebagai penggantinya untuk MotoGP musim depan.
Jika dirunut, sejatinya hal kontroversial macam ini bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh Aprilia sejak kembali ke MotoGP sebagai tim pabrikan secara penuh pada tahun 2015 lalu. Selain kasus Lowes, ada dua kesalahan 'tak wajar' lain yang pernah dilakukan Aprilia.
Apa saja 'dosa besar' Aprilia kepada para ridernya di MotoGP? Berikut ulasannya.
1. Marco Melandri
'Memaksa' Marco Melandri kembali ke MotoGP
Menyusul keputusan Aprilia Racing berhenti turun di WorldSBK pada akhir 2014, tim asal Noale, Italia ini pun meminta Marco Melandri kembali ke MotoGP, bertandem dengan Alvaro Bautista untuk mengembangkan RS-GP yang akan menjalani debutnya pada 2015.
Dengan alasan masih 'cinta' pada Aprilia, Melandri pun menandatangani kontrak tersebut, meski setengah hati harus kembali ke MotoGP, kejuaraan yang sudah ia tinggalkan sejak akhir 2010 silam.
Tak dinyana, tak lama usai Melandri menandatangani kontrak tersebut, Aprilia justru meluncurkan proyek gabungan dengan tim independen Red Devils Roma untuk WorldSBK 2015, mendukung tim asal Roma tersebut dengan asupan pabrikan untuk Leon Haslam dan Jordi Torres.
Mengendarai RS-GP yang masih dalam tahap awal pengembangan, Melandri yang merupakan runner up MotoGP 2005 dengan sederet prestasi gemilang di WorldSBK pun justru kerap finis terbuncit. Melandri pun kerap bingung soal alur pengembangan RS-GP, dan feedback yang ia berikan tak terlalu diperhitungkan.
Dengan lingkungan kerja yang tak dinamis pula, rider Italia ini pun frustrasi hingga memutuskan hengkang dari Aprilia dan MotoGP pada pertengahan 2015. Ia bahkan harus menganggur selama 1,5 tahun, sebelum akhirnya mendapat kontrak dari Aruba.it Ducati di WorldSBK awal tahun ini.
2. Stefan Bradl-Alvaro Bautista
Menyalahkan Stefan Bradl dan Alvaro Bautista secara publik di MotoGP Austria 2016
Susah payah dan jatuh bangun mengembangkan RS-GP, Stefan Bradl dan Alvaro Bautista tak jarang mendapati kesialan saat menjalani pekan balap. Nasib buruk pun menimpa keduanya, saat mereka merupakan dua dari lima rider yang melakukan jump start di Red Bull Ring, Austria tahun lalu.
Berkat kesalahan ini, keduanya membuat Aprilia pulang dengan tangan hampa dan tanpa poin. Alih-alih mempublikasi penjelasan Bradl dan Bautista soal kesalahan tersebut, rilis resmi Aprilia Racing Team Gresini usai balap justru hanya diisi oleh kritikan tajam dari CEO Piaggio Group, Roberto Colannino dan Manajer Teknis Aprilia Racing, Romano Albesiano.
"Motor kami telah mengalami peningkatan secara bertahap, dan kami tak bisa menerima fakta bahwa human error, baik dari manajemen teknis maupun dari jalannya balapan, menghalangi kami untuk membuktikan performa kami sesungguhnya dan gagal meraih hasil yang layak didapatkan Aprilia," ungkap Colannino.
Albesiano pun mengungkap komentar senada, "Saya merupakan orang pertama yang marah atas hasil balapan kali ini. Dari para rider profesional seperti Alvaro dan Stefan, saya mengharapkan konsentrasi dan komitmen maksimum sampai akhir musim," ujarnya.
Bradl pun heran pada kritik tajam Aprilia ini. "Saya tak mengerti mengapa mereka mengatakannya. Sebagai tim, kami menang dan kalah bersama. Kami ini manusia, kami semua bisa melakukan kesalahan. Bukannya kami tidak fokus: lima rider jump start di MotoGP bukanlah situasi normal. Saya tak paham mengapa Aprilia mempublikasi komentar pemilik tim ketimbang para rider," tuturnya.
3. Sam Lowes
Mendepak Sam Lowes yang Berstatus Debutan
Keinginan Aprilia untuk mendepak Sam Lowes sejatinya mulai menyeruak di pekan balap MotoGP Catalunya, Spanyol pada Juni lalu. Ironisnya, kabar ini justru muncul tepat setelah Aprilia melakukan kesalahan teknis pada motor RS-GP, hingga Lowes tak bisa maksimal saat menjalani kualifikasi.
Albesiano pun secara blak-blakan menyatakan kecewa tak segera melihat perkembangan dari Lowes yang masih berstatus debutan, dan langsung menegaskan tengah melakukan negosiasi dengan rider lain untuk menggantikan Lowes tahun depan. Hal ini pun bertentangan dengan kontrak Lowes, yang sejatinya baru akan habis pada akhir 2018, apalagi Lowes mengaku tak pernah mendapat paket motor yang setara dengan Aleix Espargaro.
Perlakuan Aprilia kepada Lowes ini pun mendapat kecaman dari banyak pihak, termasuk Espargaro, yang merupakan rider mereka sendiri. Espargaro dan rider LCR Honda, Cal Crutchlow yakin Lowes layak mendapat waktu lebih banyak untuk belajar, dan layak dipertahankan karena Lowes merupakan kandidat juara Moto2 2015-2016.
Aprilia pun bergeming. Dengan tameng bahwa kesepakatan telah diraih oleh kedua belah pihak, mereka pun memutus kontrak Lowes pada akhir musim nanti. Pabrikan yang bermarkas di Noale, Italia ini pun secara resmi mengumumkan telah menggaet Scott Redding untuk musim depan.
Banyak pihak kembali mendukung Lowes dan melempar kritik tajam kepada Aprilia. Crutchlow yang juga teman dekat Lowes, merupakan tokoh MotoGP yang paling vokal soal masalah ini, menyebut perlakukan Aprilia 'memalukan' dan memilih rider (Redding) yang tidak lebih baik daripada Lowes. (bola/kny)
Sumber: Bola.net
Demikianlah Artikel Inilah Tiga "Dosa Besar" Aprilia Kepada Ridernya di MotoGP
Sekianlah artikel Inilah Tiga "Dosa Besar" Aprilia Kepada Ridernya di MotoGP kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Inilah Tiga "Dosa Besar" Aprilia Kepada Ridernya di MotoGP dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/08/inilah-tiga-dosa-besar-aprilia-kepada.html