TKI Masih Jadi Incaran Razia di Malaysia
TKI Masih Jadi Incaran Razia di Malaysia
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul TKI Masih Jadi Incaran Razia di Malaysia telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : TKI Masih Jadi Incaran Razia di Malaysia
link : TKI Masih Jadi Incaran Razia di Malaysia
Judul : TKI Masih Jadi Incaran Razia di Malaysia
link : TKI Masih Jadi Incaran Razia di Malaysia
Motobalapan | Berita Vlova -
Metrotvnews.com, Kuala Lumpur: Buruh migran asing menjadi sasaran razia oleh pihak berwenang Malaysia sejak 1 Juli lalu. Mereka mengincar buruh migran yang tidak memiliki dokumen.
Buruh migran Indonesia tentunya menjadi incaran, sepertinya buruh migran dari negara lain seperti Bangladesh, Myanmar dan negara-negara lainnya.
Pada Minggu 2 Juli ratusan buruh migran tidak berdokumen berlarian ke bawah jembatan Sungai Buloh di Selangor, Malaysia, menghindari kejaran aparat yang merazia keberadaan mereka. Sebagian bersembunyi di dalam terowongan air dan hutan-hutan di sekitarnya.
Fenomena serupa terjadi di kawasan Genting Highland di Pahang dan di beberapa hutan lain di dekatnya. Mereka hanya membawa baju dan makanan apa adanya. Aktivis Migrant Care di Malaysia Alex Ong mengisahkan hal ini pada VOA, seperti disitat oleh Metrotvnews.com, Jumat 7 Juli 2017.
"Saya sedih sekali. Mereka lari kesana-kemari. Ada satu anak bayi ditinggal begitu saja. Mereka berlindung di Genting Highland, ada pula yang di Sungai Buloh. Mereka bersembunyi di bawah jembatan dan di dalam terowongan, padahal jika arus deras, mereka bisa terbawa air," pungkas Alex, kepada VOA.
"Mengapa orang yang menyumbang perekonomian kita, justru diperlakukan sebagai binatang yang diburu? Saya sedih sekali. Apabila berlaku razia, yang didenda atau dipenjara adalah TKI. Bagaimana dengan majikan yang menggaji mereka, atau orang-orang yang membawa mereka ke sini? Jika ingin berlaku adil, semua harus diberlakukan sama. Jangan fokus ke TKI saja," tanya Alex.
Begitu banyaknya buruh migran tidak berdokumen di Malaysia telah membuat pihak berwenang setempat sejak beberapa tahun terakhir ini memberlakukan program-program yang mendorong pembuatan izin kerja resmi.
Salah satu di antara program pemutihan status ketenagakerjaan itu adalah 'E-Kad Sementara Pekerja Asing' yang berlangsung sejak 15 Februari hingga 30 Juni 2017. Program ini memberi kesempatan pada buruh migran tidak berdokumen dan mereka yang menggunakan jasa mereka, melakukan proses pemutihan atau legalisasi agar memiliki status buruh migran berdokumen.
Target 1 Juta buruh migran ikut pemutihan
Lebih lanjut menurut Alex Ong, pihak Malaysia semula menargetkan bisa melegalisasi satu juta buruh migran tidak berdokumen, tetapi kemudian diturunkan menjadi 600 ribu orang, dan beberapa minggu sebelum tenggat berakhir diturunkan lagi menjadi 140 ribu orang saja.
"Target utama mereka memang buruh migran Indonesia karena jumlah yang tidak berdokumen sangat banyak. Dua hari sebelum tamat tempo-nya, warga Bangladesh sudah melebih 90 ribu, sementara warga Indonesia hanya 22 ribu orang saja. Memandang partisipasi yang sangat rendah, pihak jabatan imigrasi Malaysia terpaksa mengambil tindakan untuk mendesak lebih ramai pekerja asing tanpa dokumen dan majikan berpartisipasi. Tetapi tidak membuahkan hasil," paparnya.
Rumitnya proses pemutihan, banyaknya dokumen yang harus disertakan, besarnya biaya dan tidak adanya jaminan akan keluarnya ijin resmi dalam waktu dekat, tampaknya menjadi alasan mengapa para buruh migran tidak berdokumen tidak memanfaatkan proses pemutihan itu hingga tenggat berakhir 30 Juni lalu.
Pada akhirnya tindakan tegas diambil oleh Malaysia. Mereka melakukan razia buruh migran tidak berdokumen yang bekerja di berbagai sektor, mulai dari rumah tangga, industri, konstruksi hingga perkebunan. Razia yang melibatkan petugas imigrasi, polisi diraja Malaysia dan milisi RELA kerap kali dilakukan secara keras (koersif), sehingga rentan pelanggaran HAM.
Direktur Eksekutif Migrant Care di Indonesia Wahyu Susilo lewat pernyataan tertulisnya menyerukan pada pemerintah Malaysia untuk tidak memberlakukan razia dengan cara represif dan melakukan penegakan hukum berbasis HAM. Pemerintah Indonesia, dalam hal ini KBRI Kuala Lumpur dan KJRI di setiap negara bagian di Malaysia, juga diserukan segera membuka pusat krisis untuk membantu mereka yang bersembunyi atau terkena razia dan ditangkap.
Migrant Care sesalkan sikap KBRI Kuala Lumpur
Alex Ong menyesalkan sikap petugas KBRI Kuala Lumpur yang menurutnya lepas tangan.
"KBRI terutama di Divisi Tenaga Kerja tidak memainkan peran penting dalam perkara ini. Mereka hanya berdiam diri di kantor. Kami tidak pernah dengar ada aktivitas yang dilakukan KBRI," tukas Ong.
Menurut Ong, pihak KBRI selama ini hanya ikut saja apa kata Malaysia, tidak bisa intervensi.
"Padahal di lapangan ada kebutuhan tenaga kerja yang luar biasa besar oleh pihak majikan di Malaysia, baik di rumah-rumah maupun di perkebunan, konstruksi dan indusri lain dan Indonesia memiliki SDM untuk mengisi kekurangan itu. It's win win solution. Tapi petugas dan diplomat kita tidak merundingkan dengan serius masalah ini dalam kedudukan yang sederajat," tutur Alex Ong.
"Saya minta mereka membuka crisis center atau posko dengan Diaspora Indonesia yang ada disini atau mereka yang berempati. Tetapi mereka bisu tuli. Mereka cuma mengatakan, 'mengapa tidak ikut cara resmi?.' Padahal jika mereka lewati sendiri, prosedurnya luar biasa sulit," imbuh Alex.
"Sementara buruh migran kita tidak bisa menunggu lama karena anak-istrinya kelaparan dan harus diberi makan dan pekerjaan. Tidak ada lapangan pekerjaan di tanah air. Jadi mereka menempuh risiko menyeberang samudera, masuk ke bumi Malaysia untuk mencari rezeki," ujarnya.
Demikianlah Artikel TKI Masih Jadi Incaran Razia di Malaysia
Sekianlah artikel TKI Masih Jadi Incaran Razia di Malaysia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel TKI Masih Jadi Incaran Razia di Malaysia dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/07/tki-masih-jadi-incaran-razia-di-malaysia.html