Sepi Penumpang, Angkot M44 Tak Lagi Berpendingin
Sepi Penumpang, Angkot M44 Tak Lagi Berpendingin
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Sepi Penumpang, Angkot M44 Tak Lagi Berpendingin telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Sepi Penumpang, Angkot M44 Tak Lagi Berpendingin
link : Sepi Penumpang, Angkot M44 Tak Lagi Berpendingin
Judul : Sepi Penumpang, Angkot M44 Tak Lagi Berpendingin
link : Sepi Penumpang, Angkot M44 Tak Lagi Berpendingin
Motobalapan | Berita Vlova - Metrotvnews.com, Jakarta: Taat, 43, sopir sekaligus salah satu pemilik angkutan kota (angkot) M44 trayek Karet-Kampung Melayu mengungkap alasan mencabut pendingin udara (AC) di angkotnya. Angkot miliknya sudah dipasangi AC sejak setahun lalu, namun peminatnya kurang.
"Cuma bertahan kurang lebih satu tahun, berhenti gitu aja. Penumpang sepi mau gimana," kata Taat kepada Metrotvnews.com di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Kamis 6 Juli 2017.
Taat menuturkan perbedaan tarif penumpang angkot ber-AC dengan angkot biasa saat itu hanya Rp500. Masyarakat justru merasa keberatan dengan perbedaan tarif itu.
Penumpang yang keberatan dengan tarif itu rata-rata kelas menengah ke bawah. Akibatnya, tidak sedikit dari mereka memilih naik angkot biasa ketimbang yang ber-AC.
"Rp500 saja mereka keberatan. Kebanyakan kan yang naik angkot yang kerja di mal-mal. Mereka yang protes. Mungkin buat mereka Rp500 dikalikan sebulan sudah lumayan, makanya mereka memilih naik angkot biasa," ujarnya.

Angkutan umum yang sudah dilengkapi pendingin udara. Foto: Metrotvnews.com/Nur Azizah
"Cuma bertahan kurang lebih satu tahun, berhenti gitu aja. Penumpang sepi mau gimana," kata Taat kepada Metrotvnews.com di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Kamis 6 Juli 2017.
Taat menuturkan perbedaan tarif penumpang angkot ber-AC dengan angkot biasa saat itu hanya Rp500. Masyarakat justru merasa keberatan dengan perbedaan tarif itu.
Penumpang yang keberatan dengan tarif itu rata-rata kelas menengah ke bawah. Akibatnya, tidak sedikit dari mereka memilih naik angkot biasa ketimbang yang ber-AC.
"Rp500 saja mereka keberatan. Kebanyakan kan yang naik angkot yang kerja di mal-mal. Mereka yang protes. Mungkin buat mereka Rp500 dikalikan sebulan sudah lumayan, makanya mereka memilih naik angkot biasa," ujarnya.
Angkutan umum yang sudah dilengkapi pendingin udara. Foto: Metrotvnews.com/Nur Azizah
Pemilik sudah mencabut semua peralatan AC di angkotnya. "Sebagian ada yang dicabut, ada juga yang enggak. AC-nya memang masih nempel, cuma kabel saja yang dicabutin," tutur dia.
Taat mengaku mendengar kabar teranyar soal pemasangan AC di angkot 02 trayek Pondok Gede-Terminal Bekasi. Dia berharap pemasangan AC juga dilakukan kembali di semua angkot di Jakarta.
"Sekarang saingan kita TransJakarta yang kecil. Bus itu sudah ber-AC. Kalau kita enggak pakai AC, bagaimana mau narik minat penumpang."
"Sekarang orang-orang kantoran kan udah modern maunya yang adem yang ber-AC. Jadi, harapannya angkot juga dipasangin AC," kata Taat.
Baca: Seluruh Angkot di Jakarta Harus Ber-AC pada 2018
Kementerian Perhubungan menginginkan transportasi umum dilengkapi dengan pendingin udara (AC). Tak terkecuali Angkutan kota. Budi mengimbau agar temperatur udara antara 20-25 derajat celsius.
"Program pemasangan AC merupakan bagian dari langkah strategis Kemenhub untuk mengajak para pengelola transportasi umum memedulikan kenyamanan, keamanan dan keselamatan masyaratakat," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu 1 Juli 2017.
Budi menjelaskan, program pemasang AC sejalan dengan visi Kementerian Perhubungan untuk peningkatan layanan masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 29 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek.
Taat mengaku mendengar kabar teranyar soal pemasangan AC di angkot 02 trayek Pondok Gede-Terminal Bekasi. Dia berharap pemasangan AC juga dilakukan kembali di semua angkot di Jakarta.
"Sekarang saingan kita TransJakarta yang kecil. Bus itu sudah ber-AC. Kalau kita enggak pakai AC, bagaimana mau narik minat penumpang."
"Sekarang orang-orang kantoran kan udah modern maunya yang adem yang ber-AC. Jadi, harapannya angkot juga dipasangin AC," kata Taat.
Baca: Seluruh Angkot di Jakarta Harus Ber-AC pada 2018
Kementerian Perhubungan menginginkan transportasi umum dilengkapi dengan pendingin udara (AC). Tak terkecuali Angkutan kota. Budi mengimbau agar temperatur udara antara 20-25 derajat celsius.
"Program pemasangan AC merupakan bagian dari langkah strategis Kemenhub untuk mengajak para pengelola transportasi umum memedulikan kenyamanan, keamanan dan keselamatan masyaratakat," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu 1 Juli 2017.
Budi menjelaskan, program pemasang AC sejalan dengan visi Kementerian Perhubungan untuk peningkatan layanan masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 29 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek.
Demikianlah Artikel Sepi Penumpang, Angkot M44 Tak Lagi Berpendingin
Sekianlah artikel Sepi Penumpang, Angkot M44 Tak Lagi Berpendingin kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Sepi Penumpang, Angkot M44 Tak Lagi Berpendingin dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/07/sepi-penumpang-angkot-m44-tak-lagi.html