Prabowo Layak Jadi "Presiden Pelawak" Indonesia
Prabowo Layak Jadi "Presiden Pelawak" Indonesia
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Prabowo Layak Jadi "Presiden Pelawak" Indonesia telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Trending, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Prabowo Layak Jadi "Presiden Pelawak" Indonesia
link : Prabowo Layak Jadi "Presiden Pelawak" Indonesia
Judul : Prabowo Layak Jadi "Presiden Pelawak" Indonesia
link : Prabowo Layak Jadi "Presiden Pelawak" Indonesia
Motobalapan |
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut, ambang batas pencapresan (presidential threshold) dinilainya sebagai lelucon politik yang menipu rakyat. Pernyataan Prabowo ini sungguh aneh bin ajaib. Kenapa? Presidential threshold 20% itu sudah lama diterapkan di Indonesia dan Prabowo sendiri telah mengikuti aturan tersebut dalam kontestasi Pilpres sebelumnya.
Kalau Prabowo benar-benar menganggap presidential threshold sebagai lelucon, maka ketika Prabowo mengikuti Pilpres yang lalu, berarti sedang main dagelan. Sehingga, Prabowo juga bisa disebut pelawak lantaran telah ikut memainkan lelucon presidential threshold. Karena itu, kalau Prabowo benar-benar menganggap presidential threshold sebagai lelucon, maka Prabowo layak didukung untuk menjadi "Presiden Pelawak" Indonesia. Dari pada isi kepala jadi koplak memikirkan pernyataan aneh Prabowo, lebih baik ikut-ikutan melucu saja dengan menobatkan Prabowo sebagai "Presiden Pelawak" Indonesia.
Coba simak baik-baik poster Pilpres 2014 lalu, kira-kira apa yang dipikirkan Prabowo saat mengikuti Pilpres 2014? Apakah dirinya merasa jadi Capres atau hanya aktor lelucon?
Seperti dilansir detik.com, ambang batas pencapresan (presidential threshold) disepakati dalam UU Pemilu sebesar 20 persen kursi DPR. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menilai ambang batas itu sebagai lelucon politik yang menipu rakyat. Presiden Jokowi sempat menanggapi hal itu.
"Nah apalagi kita sudah mengalami dua kalipresidential threshold 20 persen, (yakni) 2009 dan 2014. Kenapa dulu tidak ramai?" kata Jokowi di Deltamas, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (28/7/2017).
Ambang batas itu dipahami Jokowi sebagai wujud dari maksud baik, yakni maksud penyederhanaan kontestasi Pemilu. Dia mempersilakan publik membayangkan bila ambang batas pencapresan menjadi nol persen. Lalu capres yang diajukan menang. Jokowi khawatir realitas dukungan di parlemen terhadap presiden terpilih itu bakal sangat lemah.
"Kalau nol persen, kemudian partai mencalonkan, kemudian menang. Coba bayangkan nanti di DPR, di parlemen. Kita dulu yang 38 persen saja kan, waduh...," tuturnya.
Kalau Prabowo benar-benar menganggap presidential threshold sebagai lelucon, maka ketika Prabowo mengikuti Pilpres yang lalu, berarti sedang main dagelan. Sehingga, Prabowo juga bisa disebut pelawak lantaran telah ikut memainkan lelucon presidential threshold. Karena itu, kalau Prabowo benar-benar menganggap presidential threshold sebagai lelucon, maka Prabowo layak didukung untuk menjadi "Presiden Pelawak" Indonesia. Dari pada isi kepala jadi koplak memikirkan pernyataan aneh Prabowo, lebih baik ikut-ikutan melucu saja dengan menobatkan Prabowo sebagai "Presiden Pelawak" Indonesia.
Coba simak baik-baik poster Pilpres 2014 lalu, kira-kira apa yang dipikirkan Prabowo saat mengikuti Pilpres 2014? Apakah dirinya merasa jadi Capres atau hanya aktor lelucon?
Seperti dilansir detik.com, ambang batas pencapresan (presidential threshold) disepakati dalam UU Pemilu sebesar 20 persen kursi DPR. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menilai ambang batas itu sebagai lelucon politik yang menipu rakyat. Presiden Jokowi sempat menanggapi hal itu.
"Nah apalagi kita sudah mengalami dua kalipresidential threshold 20 persen, (yakni) 2009 dan 2014. Kenapa dulu tidak ramai?" kata Jokowi di Deltamas, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (28/7/2017).
Ambang batas itu dipahami Jokowi sebagai wujud dari maksud baik, yakni maksud penyederhanaan kontestasi Pemilu. Dia mempersilakan publik membayangkan bila ambang batas pencapresan menjadi nol persen. Lalu capres yang diajukan menang. Jokowi khawatir realitas dukungan di parlemen terhadap presiden terpilih itu bakal sangat lemah.
"Kalau nol persen, kemudian partai mencalonkan, kemudian menang. Coba bayangkan nanti di DPR, di parlemen. Kita dulu yang 38 persen saja kan, waduh...," tuturnya.
Demikianlah Artikel Prabowo Layak Jadi "Presiden Pelawak" Indonesia
Sekianlah artikel Prabowo Layak Jadi "Presiden Pelawak" Indonesia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Prabowo Layak Jadi "Presiden Pelawak" Indonesia dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/07/prabowo-layak-jadi-presiden-pelawak.html