Ini Tantangan Besar Perlindungan Anak
Ini Tantangan Besar Perlindungan Anak
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Ini Tantangan Besar Perlindungan Anak telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Ini Tantangan Besar Perlindungan Anak
link : Ini Tantangan Besar Perlindungan Anak
Judul : Ini Tantangan Besar Perlindungan Anak
link : Ini Tantangan Besar Perlindungan Anak
Motobalapan | Berita Vlova - Metrotvnews.com, Jakarta: Kekerasan terhadap anak baik verbal maupun fisik menjadi tantangan besar dalam hal perlindungan anak di Indonesia. Menurut Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris, perundungan (bullying) diikuti kekerasan fisik dengan pelaku dan korban anak-anak merupakan persoalan serius.
Beberapa waktu lalu, perundungan dengan kekerasan fisik melibatkan beberapa pelajar SMP terhadap siswi kelas 6 SD di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta.
Fahira mengatakan, pemerintah semestinya segera memformulasikan kebijakan dan strategi untuk menyelesaikan persoalan kekerasan pada anak, terutama strategi mencegah anak menjadi pelaku perundungan. Selama ini, lanjut dia, fokus pemangku kepentingan terkait cara mencegah anak menjadi korban kekerasan.
Padahal, yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana strategi mencegah anak menjadi pelaku kekerasan. Fahira yakin, jika tidak ada lagi anak yang menjadi pelaku bullying, dengan sendirinya bullying hilang.
"Saya harap peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun ini menjadi momentum untuk kita memikirkan ini," kata Fahira Idris, melalui rilis yang diterima Metrotvnews.com, Senin (24/7/2017).
Beberapa waktu lalu, perundungan dengan kekerasan fisik melibatkan beberapa pelajar SMP terhadap siswi kelas 6 SD di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta.
Fahira mengatakan, pemerintah semestinya segera memformulasikan kebijakan dan strategi untuk menyelesaikan persoalan kekerasan pada anak, terutama strategi mencegah anak menjadi pelaku perundungan. Selama ini, lanjut dia, fokus pemangku kepentingan terkait cara mencegah anak menjadi korban kekerasan.
Padahal, yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana strategi mencegah anak menjadi pelaku kekerasan. Fahira yakin, jika tidak ada lagi anak yang menjadi pelaku bullying, dengan sendirinya bullying hilang.
"Saya harap peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun ini menjadi momentum untuk kita memikirkan ini," kata Fahira Idris, melalui rilis yang diterima Metrotvnews.com, Senin (24/7/2017).
Fahira yang membidangi persoalan perlindungan anak, mengharapkan momentum HAN 2017 menjadi ajang bagi pemerintah untuk memaparkan berbagai persoalan dan isu-isu perlindungan anak serta formulasi strategi mengatasinya kepada publik. Pemaparan ini dirasa penting karena penuntasan persoalan perlindungan anak membutuhkan sinergi semua elemen bangsa.
"Misalnya, untuk persoalan bullying yang melibatkan anak-anak, seperti apa langkah cepat pemerintah untuk menangani persoalan ini? Sampai sekarang saya belum dengar dan baca," tandas senator asal DKI Jakarta itu.
Klik: Perundungan Bisa 'Menular'
Dalam konteks perundungan yang melibatkan anak, kata Fahira, pelaku juga merupakan korban dan dia punya hak untuk disadarkan bahwa perbuatannya masalah serius. Orangtua, sekolah, dan guru harus introspeksi, kenapa anak menjadi pelaku bullying.
Saat ini yang harus dilawan bersama adalah pandangan dan kondisi lingkungan keseharian anak-anak yang menganggap perundungan, baik verbal maupun fisik, sesuatu yang biasa atau normal. Perlawanan ini, lanjut Fahira, hanya bisa oleh orang dewasa, karena suasana lingkungan sehari-hari yang dirasakan anak-anak, menurut dia, merupakan ciptaan orang dewasa.
"Makanya, apakah hukuman anak-anak pelaku bullying kemarin dengan dikeluarkan dari sekolah dan KJP-nya ditarik sudah tepat? Apakah ini murni kesalahan mereka? Di mana tanggung jawab guru, sekolah, Dinas Pendidikan, dan orang tua? Jangan semua kesalahan dilimpahkan ke anak-anak karena mereka korban," tegas Ketua Gerakan Perlindungan Perempuan dan Anak ini.
...
Sumber : http://ift.tt/2tSUoKR
"Misalnya, untuk persoalan bullying yang melibatkan anak-anak, seperti apa langkah cepat pemerintah untuk menangani persoalan ini? Sampai sekarang saya belum dengar dan baca," tandas senator asal DKI Jakarta itu.
Klik: Perundungan Bisa 'Menular'
Dalam konteks perundungan yang melibatkan anak, kata Fahira, pelaku juga merupakan korban dan dia punya hak untuk disadarkan bahwa perbuatannya masalah serius. Orangtua, sekolah, dan guru harus introspeksi, kenapa anak menjadi pelaku bullying.
Saat ini yang harus dilawan bersama adalah pandangan dan kondisi lingkungan keseharian anak-anak yang menganggap perundungan, baik verbal maupun fisik, sesuatu yang biasa atau normal. Perlawanan ini, lanjut Fahira, hanya bisa oleh orang dewasa, karena suasana lingkungan sehari-hari yang dirasakan anak-anak, menurut dia, merupakan ciptaan orang dewasa.
"Makanya, apakah hukuman anak-anak pelaku bullying kemarin dengan dikeluarkan dari sekolah dan KJP-nya ditarik sudah tepat? Apakah ini murni kesalahan mereka? Di mana tanggung jawab guru, sekolah, Dinas Pendidikan, dan orang tua? Jangan semua kesalahan dilimpahkan ke anak-anak karena mereka korban," tegas Ketua Gerakan Perlindungan Perempuan dan Anak ini.
...
Sumber : http://ift.tt/2tSUoKR
Demikianlah Artikel Ini Tantangan Besar Perlindungan Anak
Sekianlah artikel Ini Tantangan Besar Perlindungan Anak kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Ini Tantangan Besar Perlindungan Anak dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/07/ini-tantangan-besar-perlindungan-anak.html
