Usai Lebaran, Rupiah Masih akan Dibayangi The Fed dan Data Inflasi
Usai Lebaran, Rupiah Masih akan Dibayangi The Fed dan Data Inflasi
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Usai Lebaran, Rupiah Masih akan Dibayangi The Fed dan Data Inflasi telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Usai Lebaran, Rupiah Masih akan Dibayangi The Fed dan Data Inflasi
link : Usai Lebaran, Rupiah Masih akan Dibayangi The Fed dan Data Inflasi
Judul : Usai Lebaran, Rupiah Masih akan Dibayangi The Fed dan Data Inflasi
link : Usai Lebaran, Rupiah Masih akan Dibayangi The Fed dan Data Inflasi
Motobalapan | Berita Vlova - Metrotvnews.com, Jakarta: Pergerakan mata uang rupiah terhadap dolar AS (USD) diprediksi masih akan bergerak mendatar setelah libur Lebaran tahun ini, bahkan bisa mengalami penurunan ke zona merah. Hal itu sebagai dampak dari kenaikan suku bunga The Fed yang belum lama ini masih menghantui nilai tukar mata uang Garuda.
Sebagaimana diketahui, Bank sentral AS (The Fed) telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen menjadi 1-1,25 persen. Kenaikan suku bunga The Fed, karena adanya progres perbaikan ekonomi dan lapangan kerja di AS terus bertambah.
"The Fed masih membayangi, setelah kemarin menaikkan suku bunganya. Sentimen selanjutnya ke rupiah akan terjadi di awal Juli, karena pada awal bulan besok akan ada data acuan tenaga kerja," ungkap Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Yulia Safrina kepada Metrotvnews.com, Selasa 27 Juni 2017.
Bayang-bayang The Fed, sebut Yulia, tidak akan berhenti hingga akhir bulan ini. Pasalnya, suku bunga acuan The Fed diprediksi naik satu kali lagi di tahun ini. Keadaan itu, masih akan memberikan dampak yang besar bagi rupiah.
"Satu kali, makanya akan kena dampak. Tapi, saya kira pelaku pasar sudah mengantisipasi ini, jadi dampaknya tidak akan besar. Rupiah masih tidak akan bergejolak hingga akhir tahun ini, walaupun sebelum Lebaran masih akan ada volatile pada gerak rupiah," papar Yulia.
Yulia menambahkan, sentimen positif dari dalam negeri, seperti BI mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75 persen pada pekan lalu, langkah itu tidak berpengaruh besar bagi mata uang Garuda. Pada akhirnya, rupiah masih bergerak mendatar, dan kadang bertekuk lutut di zona merah.
Tapi jika data inflasi setelah lebaran ini mengalami gejolak yang luar biasa. Yulia menegaskan, dapat dipastikan rupiah makin merosot, dan mata uang negeri Paman Sam terus berjaya.
"Maka kalau data inflasi setelah lebaran sesuai ekspektasi BI, maka akan bagus buat rupiah, kalau tidak maka akan sebaliknya, bisa mendatar, bisa cenderung melemah," terang Yulia.
Menuruut dia, jika indikator ekonomi Indonesia yang lainnya juga berada di posisi positif, maka bisa membantu rupiah terus berjaya.
"Makroekonomi Indonesia stabil, ekonomi Indonesia bagus dan data lain bagus. Saya percaya rupiah akan terus hijau, tapi kita masih terus melihat hingga akhir tahun ini, dan belum bisa dipastikan akan ada gejolak global apa saja yang masih menghantui rupiah hingga akhir 2017. Sampai akhir tahun ini, kalau bagus, rupiah bisa mencapai Rp13.200 per USD," pungkas Yulia.
Notification ! Beberapa artikel di blog ini terkadang berisi informasi dari berbagai macam sumber. Hak cipta berupa gambar, teks, dan link sepenuhnya dimiliki oleh web tersebut.
Diolah dan ditulis oleh Berita Vlova, untuk disajikan kembali dengan gaya tulisan dan bahasa yang berbeda dari sumbernya sehingga bisa memberikan manfaat dan kenyamanan bagi anda dalam membacanya, setiap tulisan artikel di website ini akan kami perbarui disetiap waktu dan kesempatan yang ada, jika anda tidak keberatan silahkan berkomentar di bawah postingan ini ataupun jika anda berkeinginan silahkan share ulang artikel ini dan jangan lupa juga untuk ikuti (Follow) kami.
Sebagaimana diketahui, Bank sentral AS (The Fed) telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen menjadi 1-1,25 persen. Kenaikan suku bunga The Fed, karena adanya progres perbaikan ekonomi dan lapangan kerja di AS terus bertambah.
"The Fed masih membayangi, setelah kemarin menaikkan suku bunganya. Sentimen selanjutnya ke rupiah akan terjadi di awal Juli, karena pada awal bulan besok akan ada data acuan tenaga kerja," ungkap Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Yulia Safrina kepada Metrotvnews.com, Selasa 27 Juni 2017.
Bayang-bayang The Fed, sebut Yulia, tidak akan berhenti hingga akhir bulan ini. Pasalnya, suku bunga acuan The Fed diprediksi naik satu kali lagi di tahun ini. Keadaan itu, masih akan memberikan dampak yang besar bagi rupiah.
"Satu kali, makanya akan kena dampak. Tapi, saya kira pelaku pasar sudah mengantisipasi ini, jadi dampaknya tidak akan besar. Rupiah masih tidak akan bergejolak hingga akhir tahun ini, walaupun sebelum Lebaran masih akan ada volatile pada gerak rupiah," papar Yulia.
Yulia menambahkan, sentimen positif dari dalam negeri, seperti BI mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75 persen pada pekan lalu, langkah itu tidak berpengaruh besar bagi mata uang Garuda. Pada akhirnya, rupiah masih bergerak mendatar, dan kadang bertekuk lutut di zona merah.
Tapi jika data inflasi setelah lebaran ini mengalami gejolak yang luar biasa. Yulia menegaskan, dapat dipastikan rupiah makin merosot, dan mata uang negeri Paman Sam terus berjaya.
"Maka kalau data inflasi setelah lebaran sesuai ekspektasi BI, maka akan bagus buat rupiah, kalau tidak maka akan sebaliknya, bisa mendatar, bisa cenderung melemah," terang Yulia.
Menuruut dia, jika indikator ekonomi Indonesia yang lainnya juga berada di posisi positif, maka bisa membantu rupiah terus berjaya.
"Makroekonomi Indonesia stabil, ekonomi Indonesia bagus dan data lain bagus. Saya percaya rupiah akan terus hijau, tapi kita masih terus melihat hingga akhir tahun ini, dan belum bisa dipastikan akan ada gejolak global apa saja yang masih menghantui rupiah hingga akhir 2017. Sampai akhir tahun ini, kalau bagus, rupiah bisa mencapai Rp13.200 per USD," pungkas Yulia.
Notification ! Beberapa artikel di blog ini terkadang berisi informasi dari berbagai macam sumber. Hak cipta berupa gambar, teks, dan link sepenuhnya dimiliki oleh web tersebut.
Diolah dan ditulis oleh Berita Vlova, untuk disajikan kembali dengan gaya tulisan dan bahasa yang berbeda dari sumbernya sehingga bisa memberikan manfaat dan kenyamanan bagi anda dalam membacanya, setiap tulisan artikel di website ini akan kami perbarui disetiap waktu dan kesempatan yang ada, jika anda tidak keberatan silahkan berkomentar di bawah postingan ini ataupun jika anda berkeinginan silahkan share ulang artikel ini dan jangan lupa juga untuk ikuti (Follow) kami.
Demikianlah Artikel Usai Lebaran, Rupiah Masih akan Dibayangi The Fed dan Data Inflasi
Sekianlah artikel Usai Lebaran, Rupiah Masih akan Dibayangi The Fed dan Data Inflasi kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Usai Lebaran, Rupiah Masih akan Dibayangi The Fed dan Data Inflasi dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/06/usai-lebaran-rupiah-masih-akan.html