IDI Menduga Stefanus Meninggal karena Sindrom Brugada

IDI Menduga Stefanus Meninggal karena Sindrom Brugada - Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul IDI Menduga Stefanus Meninggal karena Sindrom Brugada telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.

Judul : IDI Menduga Stefanus Meninggal karena Sindrom Brugada

link : IDI Menduga Stefanus Meninggal karena Sindrom Brugada

Motobalapan | Berita Vlova - Metrotvnews.com, Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menduga Stefanus Taofik, dokter spesialis anestesi, meninggal akibat penyakit sindrom brugada. Dia ditemukan meninggal saat bertugas di Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro.

"Ya, dugaan mengarah ke sana" Kata Ketua Umum Pengurus Besar IDI Daeng M. Faqih kepada Metrotvnews.com, Jumat 30 Juni 2017.

Namun, dia menekankan, penyebab pasti kematian hanya bisa didapatkan melalui autopsi. Pasalnya, kepastian rekam medis seseorang tidak bisa hanya didasarkan asumsi.

"Tapi (autopsi) itu kembali berpulang pada keluarga almarhum," jelas dr. Daeng.

Sekjen IDI Adib Khumaidi mengaku mendapati informasi kalau keluarga sudah mengikhlaskan kepergian Stefanus. Sampai hari ini, kata dia, keluarga Stefanus menyatakan tidak perlu melakukan autopsi.

"Informasi yang saya terima seperti itu ya," kata Adib kepada Metrotvnews.com.

Ketua Program Studi SP2 Divisi Anestesia Ambulatori dan Bedah Umum Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Arif H.M Marsaban juga menduga hal yang sama. Dia mengatakan, sindrom brugada merupakan kelainan genetik pada pembuluh darah di koroner.
"Kelainan ini terbanyak (dialami) pada laki-laki dan sudden cardiac death seringkali terjadi pada saat tidur," kata Arif dalam keterangan tertulis.

Dugaan ini menepis asumsi yang beredar kalau Stefanus meninggal akibat kelelahan saat bekerja. IDI mengonfirmasi, kabar Stefanus bekerja selama lima hari berturut-turut tidak benar.

"Bekerja selama 2x24 jam. Saat itu pasien yang di ICU, yang diawasi tidak banyak. Pasien operasi emergency juga tidak banyak. Dia memang saat itu lagi istirtahat di kamar saja," ucap Adib.

Baca: ?Penjelasan PERSI soal Dokter Meninggal saat Tugas Lebaran

Mengutip dari alodokter.com, sindrom brugada adalah gangguan jantung yang sangat serius dan menyebabkan irama atau detak jantung menjadi terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Kondisi ini membuat jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh secara optimal. Jika hal ini terjadi, dampaknya akan sangat fatal dan bisa mengancam nyawa seseorang.

Sindrom brugada adalah salah satu penyebab utama kasus kematian mendadak pada anak muda yang dinyatakan sehat dan tidak mengalami gangguan jantung. Yang lebih mengkhawatirkan, kasus kematian yang disebabkan oleh sindrom brugada sering terjadi secara tiba-tiba, tanpa menujukkan gejala sama sekali.

<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="http://bit.ly/2ssWGQk; frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>

Demikianlah Artikel IDI Menduga Stefanus Meninggal karena Sindrom Brugada

Sekianlah artikel IDI Menduga Stefanus Meninggal karena Sindrom Brugada kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel IDI Menduga Stefanus Meninggal karena Sindrom Brugada dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/06/idi-menduga-stefanus-meninggal-karena.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :