Ketika Orang Lain Berteriak-teriak Bid'ah, Gus Mus Hanya Tertawa

Ketika Orang Lain Berteriak-teriak Bid'ah, Gus Mus Hanya Tertawa - Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Ketika Orang Lain Berteriak-teriak Bid'ah, Gus Mus Hanya Tertawa telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru Artikel Trending, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.

Judul : Ketika Orang Lain Berteriak-teriak Bid'ah, Gus Mus Hanya Tertawa

link : Ketika Orang Lain Berteriak-teriak Bid'ah, Gus Mus Hanya Tertawa

Motobalapan | Ketika Orang Lain Berteriak-teriak Bid'ah, Gus Mus Hanya Tertawa Ngakak.



Memang begitulah Gus Mus, sahabat Gus Dur yang memiliki nama formil KH Mustofa Bisri ini. Ketika orang lain bersaing berebut kekuasaan, Gus Mus hanya santai-santai saja. Padahal, ketika Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) ingin mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), pernah menemui Gus Mus; tujuanya memintanya agar menjadi ketua PKB. Tapi apa jawabnya? Gus Mus hanya santai saja dan menolaknya dengan halus.



Kenapa Gus Mus menolak jadi ketua PKB, padahal orang-orang banyak yang berebut meraih kekuasaan? Alasan Gus Mus sederhana saja; ibunda Gus Mus tidak memberi izin. Mengetahui hal itu, Gus Dur tak berani berbuat banyal lagi dan segera pergi. Belakangan, setelah Gus Mus menolak jadi ketua, dinamikan politik dalam tubuh PKB bergerak cepat. Hasilnya, jabatan Ketua PKB akhirnya diambilalih oleh Cak Imim (yang kini menjabat Ketua Umum PKB).



Bagi Saya, penolakan Gus Mus untuk menjabat Ketua PKB itu bukanlah hal yang mengejutkan. Soalnya, pribadi Gus Mus sudah kelewat "dewasa" bila hanya dibandingkan dengan ustad-ustad karbitan yang kerap mengumbar provokasi-provokasi murahan di media sosial. Pribadi Gus Mus sudah kelewat "matang" bila hanya dibandingkan dengan ustad-ustad karbitan yang kerap mengumbar ujaran kebencian di media sosial. Terlebih, politik dan agama itu sangat berbeda jauh. Urusan agama itu lebih berorientasi kepada hari akhir pasca manusia mati, sedang politik lebih banyak berorientasi pada kekuasaan dunia sebelum manusia mati.



Di sisi lain, Gus Mus juga punya jiwa seniman dan budaywan. Pengalaman spriritualnya tentang agama, seni maupun budaya, tidak kalah dengan para akademisi dari berbagai negara, termasuk intelektual Timur Tengah. Perjalanan hidup Gus Mus sendiri, setidaknya juga menjadi saksi mata sejarah; bagaimana Bangsa Indonesia ini dilahirkan bersama para ulama Nahdliyin.



Gus Mus setidaknya juga jadi saksi bahwa di antara orang-orang yang mengaku ulama di Indonesia ini ada yang berperilaku seperti "bajingan". Jadi jangan heran,  ketika ustad-ustad karbitan berteriak-teriak bid'ah di mana-mana, Gus Mus hanya tertawa saja. Tentunya, Gus Mus menertawakan tingkah lucu para ustad-ustad karbitan yang hobynya menyoal bid'ah. Pun jangan heran bila Gus Mus juga tertawa ketika ada segelitir oknum mempolitisir agama hanya untuk kepentingan Pilkada.



Ya, memang begitulah Gus Mus;

Cerdas tapi rendah hati,

Negarawan tapi ogah menduduki jabatan,



Bagiku,

Gus Mus itu bagaikan musik

bagi mereka yang berada di tengah kehampaan jiwa.

Gus Mus itu bagaikan air

bagi mereka yang mereka yang kehausan.
Gus Mus itu bagaikan lilin

ketika matahari tidur di tengah kegelapan malam.



Gus Mus itu seharunya menjadi Presiden RI pasca Jokowi nanti.

Sayangnya, Gus Mus sukanya tertawa bila ditawari kekuasaan itu dan ini.

Beda dengan ulama karbitan dan orang-orang yang mengaku sebagai pembela agama itu;

baju Timur Tengah saja di pamerkan-pamerkan di sini, tapi tujuanya hanya untuk cari simpati.

Teriak Jihad berkali-kali, tapi tak tahunya hanya "menunggangi" agama agar disenangi.

Sedang, di balik kamar ganti, ternyata hanya ha ha hi hi dengan wanita yang bukan bini.



Coba simah Tausyah Gus Mus Dalam Rangka Sewindu Haul Gus Dur di bawah ini. Pokoknya jauh beda deh sama ulama-ulaman karbitan yang ada di media sosial dewasa ini. Rasanya, menyegarkan, mencerahkan dan menyejukan hati.







Tuasyiah Gus Mus dalam Sewindu Haul Gus Dur



Haul almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) kembali digelar. Puncak acara peringatan meninggalnya Sang Guru Bangsa pada tahun ini, terbilang istimewa. Selain kembali akan dihadiri sejumlah tokoh, haul tahun ini juga bertepatan dengan delapan tahun (sewindu) wafatnya presiden ke-4 RI tersebut.



Puncak peringatan ’Sewindu Haul Gus Dur’ akan dilaksanakan di kediaman almarhum di Jalan Warung Silah No. 10, Ciganjur, Jakarta Selatan. Haul kali ini mengambil tema ’Semua Demi Bangsa dan Negara’. ”Melodi yang berbeda-beda tetap akan menghasilkan musik yang indah ketika kita bersepakat untuk memainkannya dalam satu harmoni,” tutur putri Gus Dur sekaligus Ketua Panitia Sewindu Haul Gus Dur, Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny Wahid), di Jakarta, Jumat (22/12).



Dia menambahkan, tema tersebut sengaja dipilih sekaligus sebagai bahan refleksi untuk semua elemen bangsa ini. Bahwa, perspektif dan pilihan politik siapapun boleh saja berbeda. Sebagaimana agama, suku, dan ras juga tidak semua sama. ”Namun, kesemuanya tetap harus disatukan oleh keinginan membangun bangsa, bukan hanya memenangkan kepentingan pribadi dan golongannya saja,” imbuh direktur eksekutif Wahid Foundation tersebut.



Sahabat Gus Dur, KH Mustofa Bisri juga hadir. Bersama Gurutta M. Sanusi Baco, Gus Mus sekaligus  tausyiah di acara yang rutin digelar tiap tahun tersebut. Dua bakal calon gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansa juga hadir. Keduanya didaulat menyampaikan testimoni. Selain diisi pembacaan tahlil dan istighosah, acara haul juga akan dimeriahkan sejumlah selingan. Mulai Queen Marry, grup biola asal Temanggung, Jawa Tengah, hingga grup musik kawakan Bimbo.

Demikianlah Artikel Ketika Orang Lain Berteriak-teriak Bid'ah, Gus Mus Hanya Tertawa

Sekianlah artikel Ketika Orang Lain Berteriak-teriak Bid'ah, Gus Mus Hanya Tertawa kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Ketika Orang Lain Berteriak-teriak Bid'ah, Gus Mus Hanya Tertawa dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2018/02/ketika-orang-lain-berteriak-teriak.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :