Syawaluddin Pakpahan Pinjam Rp20 Juta Gabung ISIS
Syawaluddin Pakpahan Pinjam Rp20 Juta Gabung ISIS
- Hallo Oto Mania Berita Otomotif Terupdate, Pada Artikel otomotif kali ini berjudul Syawaluddin Pakpahan Pinjam Rp20 Juta Gabung ISIS telah kami persiapkan dengan seksama untuk sahabat otomotif baca dan ambil informasi didalamnya.
Semoga artikel otomotif terupdate dan terbaru
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat memberi inspirasi dan nilai positif sebagaimana mestinya.
Judul : Syawaluddin Pakpahan Pinjam Rp20 Juta Gabung ISIS
link : Syawaluddin Pakpahan Pinjam Rp20 Juta Gabung ISIS
Judul : Syawaluddin Pakpahan Pinjam Rp20 Juta Gabung ISIS
link : Syawaluddin Pakpahan Pinjam Rp20 Juta Gabung ISIS
Motobalapan | Berita Vlova - Metrotvnews.com, Jakarta: Syawaluddin Pakpahan, tersangka penyerangan Mapolda Sumatera Utara, sudah bergabung ke kelompok radikal sejak 2004. Dia memutuskan bergabung setelah membaca sebuah situs radikal.
Pada 2013, pria berusia 43 tahun itu berangkat ke Suriah dengan dalih berjihad. Dia terbang dengan meminjam uang Rp20 juta dari salah satu bank BUMN.
"Di Suriah dia bergabung dengan milisi yang menentang pemerintahan Suriah yang dipimpin Bashar al-Assad," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat 30 Juni 2017.
Syawaluddin kembali ke tanah air sekitar enam bulan kemudian. Setelah kembali, pria asal Medan ini menularkan paham radikal kepada kelompoknya. Salah satunya menyebarkan buku tulis dengan pesan-pesan radikal. Buku tersebut dibagikan ke anak-anak dengan harapan mereka bisa melihat mana teman dan mana lawan.
"Yang paling ekstrem, melakukan aksi teror berupa pembunuhan terhadap anggota Polri dengan tujuan merampas senjata api," ujar Rikwanto.
Baca: Pelaku Bentuk Tim Survei untuk Menyerang Mapolda Sumut
Pada 2013, pria berusia 43 tahun itu berangkat ke Suriah dengan dalih berjihad. Dia terbang dengan meminjam uang Rp20 juta dari salah satu bank BUMN.
"Di Suriah dia bergabung dengan milisi yang menentang pemerintahan Suriah yang dipimpin Bashar al-Assad," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat 30 Juni 2017.
Syawaluddin kembali ke tanah air sekitar enam bulan kemudian. Setelah kembali, pria asal Medan ini menularkan paham radikal kepada kelompoknya. Salah satunya menyebarkan buku tulis dengan pesan-pesan radikal. Buku tersebut dibagikan ke anak-anak dengan harapan mereka bisa melihat mana teman dan mana lawan.
"Yang paling ekstrem, melakukan aksi teror berupa pembunuhan terhadap anggota Polri dengan tujuan merampas senjata api," ujar Rikwanto.
Baca: Pelaku Bentuk Tim Survei untuk Menyerang Mapolda Sumut
Sebelum menyerang, Syawaluddin membentuk tim untuk menyurvei lokasi. Dia menyuruh Firmansyah mengamati Kodam Bukit Barisan. "Tujuannya merampas senjata api. Target mereka anggota di pos penjagaan," kata Rikwanto.
Firmansyah juga mengamati Mako Satbrimob Polda Sumut dengan target pos di penjagaan dan komplek Asia Megamas Medan dengan target WNI keturunan Tionghoa. Anggota lainnya, Boboy, ikut menyurvei seminggu sebelum penyerangan.
"Dia (Firmansyah) menyurvei Mapolda Sumut bersama dengan Syawaluddin seminggu sebelum kejadian, tepatnya 25 Juni 2017," ujar Rikwanto.
Setelahnya, Firmansyah menyurvei Den Zipur dengan sasaran anggota yang berjaga di pos penjagaan. Keduanya berniat membunuh dan merampas senjata api.
"Di Mapolda Sumut (pada 25 Juni), mereka mendapati ada kelemahan di pintu tengah," kata Rikwanto.
Saat itu penjagaan dilakukan di kanan, kiri, pintu tengah, namun jaraknya agak jauh. "Sehingga mereka melompat dari pagar tengah. Di situ mereka masuk dan mendapati Aiptu Sigalingging sedang istirahat."
Syawaluddin lantas membunuh Sigalingging dengan menghujani tusukan pisau dan lalu dibakar.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="http://bit.ly/2u0aaFh; frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Firmansyah juga mengamati Mako Satbrimob Polda Sumut dengan target pos di penjagaan dan komplek Asia Megamas Medan dengan target WNI keturunan Tionghoa. Anggota lainnya, Boboy, ikut menyurvei seminggu sebelum penyerangan.
"Dia (Firmansyah) menyurvei Mapolda Sumut bersama dengan Syawaluddin seminggu sebelum kejadian, tepatnya 25 Juni 2017," ujar Rikwanto.
Setelahnya, Firmansyah menyurvei Den Zipur dengan sasaran anggota yang berjaga di pos penjagaan. Keduanya berniat membunuh dan merampas senjata api.
"Di Mapolda Sumut (pada 25 Juni), mereka mendapati ada kelemahan di pintu tengah," kata Rikwanto.
Saat itu penjagaan dilakukan di kanan, kiri, pintu tengah, namun jaraknya agak jauh. "Sehingga mereka melompat dari pagar tengah. Di situ mereka masuk dan mendapati Aiptu Sigalingging sedang istirahat."
Syawaluddin lantas membunuh Sigalingging dengan menghujani tusukan pisau dan lalu dibakar.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="http://bit.ly/2u0aaFh; frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Demikianlah Artikel Syawaluddin Pakpahan Pinjam Rp20 Juta Gabung ISIS
Sekianlah artikel Syawaluddin Pakpahan Pinjam Rp20 Juta Gabung ISIS kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Syawaluddin Pakpahan Pinjam Rp20 Juta Gabung ISIS dengan alamat link https://motobalapan.blogspot.com/2017/06/syawaluddin-pakpahan-pinjam-rp20-juta.html